Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Herman Menangis Mengingat Pesan Terakhir Anaknya Sebelum Ditemukan Tewas Dengan Ibunya

Herman tak menduga anaknya dan mantan istrinya mennggal begitu cepat dengan cara tak wajar pula.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Herman Menangis Mengingat Pesan Terakhir Anaknya Sebelum Ditemukan Tewas Dengan Ibunya
Ferriyanto/Tribun Pontianak
Keluarga korban menunjukkan foto Gadis Cantik yang ditemukan meninggal dunia di Pontianak. 

TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Herman tak menduga anaknya dan mantan istrinya mennggal begitu cepat dengan cara tak wajar pula.

Anaknya Geby (19) dan mantan istrinya ditemukan tewas berlumur darah di rumahnya Jalan Tanjung Harapan, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat ( Kalbar ).

Herman tidak kuasa menahan air mata melihat jenazah putri tercinta Geby (19) dan mantan istri inisial SS (39) terbujur kaku di Kamar Jenazah RSUD dr Soedarso Pontianak, Kamis (24/9/2020).

Ibu dan anak ini diduga menjadi korban pembunuhan sadis di rumahnya,

Herman mengatakan, sudah cukup lama tidak komunikasi dengan mantan istri.

Namun terhadap sang putri, ia rutin komunikasi dan bahkan bertemu secara fisik.

"Terakhir ketemu itu saya sekitar awal bulan ini (September) sebelum saya berangkat ke Sandai, Kabupaten Ketapang," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Saat itu, sang putri sempat menginap di rumahnya yang berada di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, di malam sebelum ia pergi, putri kesayangannya itu membuatkannya semangkuk mie instan.

"Pas itu dia berpesan, hati-hati pak kerja di sana," kata Herman menirukan ucapan putrinya.

Saat bercengkrama bersama sang putri dan keluarga besarnya, Geby sempat mengutarakan keinginannya untuk dibelikan sepatu baru kepada Herman.

Mendengar permintaan itu, Herman menyanggupinya dan mengatakan akan membelikan sepatu untuk Geby sepulangnya bekerja dari Kabupaten Ketapang, Kalbar.

Setelah beberapa waktu bekerja, tepat di 23 September 2020 di hari sang putri ditemukan tewas, Herman memutuskan berhenti bekerja di pagi hari.

Ia menceritakan selama beberapa hari sebelum berhenti, perasaannya sangat tidak nyaman sehingga membuatnya sulit tidur.

Di tanggal 23 September itulah Herman memutuskan berhenti dan berencana kembali ke Kota Pontianak.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas