Jasad Pria yang Tewas Dikeroyok Warga Ditolak, Gara-gara Masa Lalunya: Anggap Saja yang Mati Sapi
Seorang bapak menjadi korban pengeroyokan warga hingga tewas setelah dua anaknya ditangkap polisi gara-gara curanmor.
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Seorang bapak menjadi korban pengeroyokan warga hingga tewas setelah dua anaknya ditangkap polisi gara-gara curanmor.
Jasad pria bernama Yatno itupun ditolak oleh warga.
Warga tak menerima pemakaman jenazah Yatno bahkan menganggap yang meninggal adalah sapi.
Warga Desa Nyawangan, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung, menolak jenazah Suyatno alias Yatno dimakankan di wilayah tempat tinggalnya.
Warga setempat menyatakan menolak jenazah Yatno untuk dimakamkan di Desa Nyawangan.
Diduga, warga menolak jenazah Yatno karena pria berusia 55 semasa hidupnya dikenal sebagai sosok yang sering membuat onar.
Baca: Bapak Ini Tewas Dihajar Warga setelah 2 Anaknya Ditangkap Kasus Curanmor, Diduga Otak Pencurian
Baca: Gadis 17 Tahun di Palembang Jadi Korban Pengeroyokan Setelah Dituding Jadi Pelakor
Baca: Seorang Wanita Ditemukan Tewas di Perkebunan Sawit, Darah Berceceran, Jasadnya Ditutup Daun Kering
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Desa Nyawangan, Sabar, yang mengatakan jika terjadi penolakan jenazah Yanto.
Seluruh warga desanya menolak cawe-cawe (ambil bagian) dalam seluruh prosesi pemakaman.
“Warga menilai, anggap saja yang mati sapi, bukan orang,” ujar Sabar lewat sambungan telepon.
Dengan demikian warga menolak takziah ke rumah Yatno.
Mereka juga menolak memandikan, mengafani, menyolatkan, dan menguburkannya.
Namun pihaknya juga menjamin jika ada warga yang mau membantu proses pemakaman.
“Kami mempersilakan jika ada warga yang mau membantu,” ucap sabar.
Sebelumnya, Yatno meninggal dunia karena dikeroyok massa, Rabu (23/9/2020).
Jenazah Yatno masih berada di Instalasi Pemulasaraan Jenazah (IPJ) RSUD dr Iskak Tulungagung.
Jenazah pria malang ini menjalani autopsi untuk memastikan penyebab kematiannya.
Kapolsek Sendang, AKP Sugiharjo mengakui ada penolakan di antara warga.
Pihak keluarga sebenarnya ingin memakamkan Yatno pada Rabu malam.
Namun permintaan ini ditolak karena Kapolsek menilai situasi Desa Nyawangan belum memungkinkan.
“Mayoritas warga tidak menghendaki dimakamkan di Nyawangan. Kami menunggu perkembangan dari kepala desa dan warga,” ujar Sugiharjo.
Rabu malam puluhan aparat kepolisian diturunkan ke Polsek Sendang.
Namun rencana penangkapan para pelaku pengeroyokan diurungkan, karena warga sudah bersiaga.
Amuk massa ini bermula dari penangkapan pelaku pencurian kendaraan bermotor, K (17) dan B (16).
Dua pelaku yang di bawah umur ini adalah anak kandung Yatno.
Polisi juga menangkap pelaku lain, J (26) tetangga Yatno.
Isu pun perkembang aksi K dan B mendapat dukungan Yatno.
Kondisi diperburuk karena Yatno dikenal sebagai sosok yang antagonis.
Dia dituding berada di balik kematian sapi-sapi di Desa Nyawangan dan sekitarnya, beberapa bulan lalu.
Aksi massa ini terjadi di dekat ladang tebu di Dusun Pathuk, Rabu (23/9/2020) siang.
Saat itu Yatno sedang keluar rumah mencari sinyal telepon seluler.
Polisi sempat mengevakuasi Yatno dari lokasi kejadian.
Namun dia meninggal dunia dalam perjalanan ke RSUD dr Iskak.
(Tribun Madura/David Yohanes/day)
Artikel ini telah tayang di Tribunmadura.com dengan judul "Jenazah Pria Ditolak Warga Karena Masa Lalu, Sudah Kadung Geram, 'Anggap yang Mati Sapi Bukan Orang'"
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.