Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Uji Coba Sistem Peringatan Dini Tsunami BPBD Bantul Berjalan Baik, Seluruh Alat Berfungsi Normal

Uji coba Sistem Peringatan Dini Tsunami (Tsunami Early Warning System) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul DIY berjalan baik.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Uji Coba Sistem Peringatan Dini Tsunami BPBD Bantul Berjalan Baik, Seluruh Alat Berfungsi Normal
islamindonesia.id
Ilustrasi sistem peringatan dini 

TRIBUUNNEWS.COM - Uji coba Sistem Peringatan Dini Tsunami (Tsunami Early Warning System) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul DIY, Sabtu (26/9/2020) berjalan baik.

Hal itu diungkapkan Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Bantul, Aka Luk Luk Firmansyah.

"Kami menguji kualitas suara sistem peringatan dan sirine, Bagaimana sistem bisa berjalan, suara dan sirine bisa bunyi," ungkap Aka saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (27/9/2020).

"Hasilnya bagus, peralatan berfungsi dengan baik, selama uji coba kami mendapati hasil lancar," terangnya.

Adapun sistem peringatan dini ini disebut Bantul Integrated Sirine System (BISS).

Baca: Peringatan Dini Gelombang Tinggi BMKG 28 September 2020, Capai 6 M di Samudra Hindia Barat Bengkulu

Aka menyebut uji coba ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan sekali dalam sebulan.

"Uji coba ini dilakukan sejak tahun 2008," ungkapnya.

Berita Rekomendasi

Aka menyebut sistem peringatan tsunami ini diaktivasi di kantor Puslab BPBD Bantul.

"Kemudian dipasarkan di 27 lokasi pesisir," ungkapnya.

Sebanyak 27 lokasi sirine dan speaker tersebut tersebar di wilayah pemukiman dan wisata.

Aka menyebut uji coba peringatan dini dilaksanakan serentak oleh BPBD di Indonesia pada tanggal 26 setiap bulannya.

"Tanggal 26 dipilih dan disepakati secara nasional sesuai tanggal memorial bencana tsunami Aceh yang terjadi di tanggal 26," ungkap Aka.

Baca: Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah-wilayah Ini Berpotensi Hujan Lebat 3 Hari ke Depan

Sedangkan khusus bulan Mei, BPBD Bantul menyelenggarakan uji coba pada tanggal 27.

"Sedangkan 27 Mei untuk memorial gempa Bantul," ungkap Aka.

Potensi Tsunami di Selatan Pulau Jawa

Sementara itu hasil riset para peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) menyebut adanya potensi tsunami 20 meter di selatan Pulau Jawa.

Hasil penelitian itu lantas menjadi viral dan ramai diperbincangkan masyarakat.

Hasil riset yang telah diterbitkan dalam jurnal Nature Scientific Report pada (17/9/2020), tersebut dianggap mengkhawatirkan jika benar-benar terjadi nantinya.

Baca: Selatan Jawa Disebut Berpotensi Diterjang Tsunami 20 Meter, Kapan Ancaman itu Bisa Datang?

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr Daryono, mengatakan, BMKG dalam hal ini mengapresiasi hasil tersebut.

Dia menjelaskan, BMKG mengapresiasi penelitian tersebut karena kajian ilmiah yang dilakukan ini mampu menentukan potensi magnitudo maksimum gempa megathrust dan skenario terburuk.

Akan tetapi, hingga saat ini, teknologi yang ada belum mampu memprediksi dengan tepat dan akurat kapan dan di mana gempa akan terjadi.

"Skenario model yang dihasilkan merupakan gambaran terburuk (worst case), dan ini dapat dijadikan acuan dalam upaya mitigasi guna mengurangi risiko bencana gempa dan tsunami," ujarnya dilansir Kompas.com, Jumat (25/9/2020).

Oleh karena itu, menanggapi ketidakpastian ini, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi dengan menyiapkan langkah-langkah konkrit untuk meminimalkan risiko kerugian sosial, ekonomi dan korban jiwa.

Ia menegaskan, informasi hasil kajian ini hendaknya tidak mempertajam kecemasan dan kekhawatiran masyarakat, tetapi justru harus segera direspons dengan upaya mitigasi yang nyata.

Daryono meminta agar masyarakat tidak resah dan fokus terhadap mitigasi

Daryono berkata pada saat ini, masyarakat awam menduga seolah dalam waktu dekat di selatan Pulau Jawa akan terjadi gempa dahsyat.

Padahal, tidak demikian.

"Kita akui, informasi potensi gempa kuat di zona megathrust memang rentan memicu keresahan akibat salah pengertian atau misleading," kata dia.

Baca: Ancaman Tsunami 20 Meter, BMKG Siapkan Jaringan Sensor Gempa dan Lakukan Simulasi di Daerah

Namun, masyarakat ternyata lebih tertarik membahas kemungkin dampak buruknya daripada pesan mitigasi yang mestinya harus dilakukan.

Adapun perihal mitigasi potensi bencana katrastropik itu, masih banyak hal yang bisa dilakukan masyarakat beserta para pemangku kepentingan terkait.

Di antaranya adalah sebagai berikut :

- Dengan meningkatkan kegiatan sosialisasi mitigasi

- Latihan evakuasi (drill)

- Menata dan memasang rambu evakuasi

- Menyiapkan tempat evakuasi sementara

- Membangun bangunan rumah tahan gempa

- Menata tata ruang pantai berbasis risiko tsunami

- Meningkatkan performa sistem peringatan dini tsunami

(Tribunnews.com/Gilang Putranto) (Kompas.com/Ellyvon Pranita)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas