ASN Kejari Diduga Dianiaya hingga Tewas, Kaki & Tangan Diikat Lalu Dipukuli, Makamnya Kini Dibongkar
Makam seorang ASN Kejari dibongkar untuk kepentingan autopsi. Korban diduga dianiaya sebeum meninggal.
Editor: Miftah
Lalu abang korban, Muhammad Nuh Hareko tiba di TKP ingin melihat kondisi korban tetapi tidak diizinkan warga dan korban pada saat itu sudah dalam kondisi tertutup kain.
Warga meminta agar segera membawa korban ke rumahnya.
"Pada saat dilihat oleh keluarga jenazah dalam kondisi memar bekas luka di wajah dan badan, lebam biru di bagian dada, pergelangan tangan, kaki dan dari hidung terus keluar darah mulai ditemukan sampai dikuburkan keesokan harinya."
Kamis 24 September 2020, Muhammad Nuh Hareko mendapat informasi dari warga sekitar lokasi kejadian bahwa korban meninggal karena tindakan kekerasan yang diduga dilakukan masyarakat di sekitar lokasi kejadian.
"Awalnya TH terlibat pertengkaran dengan seorang warga setempat kemudian terjadi perkelahian.
Lalu warga lain marah dan mengikat kaki serta tangan TH.
TH dipukuli dan pada saat itu banyak yang melihat kejadian," ujarnya.
Selanjutnya Muhammad Nuh Hareko membuat laporan polisi terkait tindak kekerasan.
Kumedi mengatakan perkembangan terbaru pihak kepolisian sudah menangkap warga diduga sebagai pelaku kekerasan.
Ia mengatakan penyidik telah melakukan autopsi jasad Taufik Hidayat dan ditemukan beberapa bukti baru.
"Dan berdasarkan informasi dari kepolisian bahwa tim forensik menemukan gumpalan darah di bagian kepala sebelah kiri, dada, pipi kiri, dan lumpur di bagian pernapasan dan lambung.
Meski Kapolsek Percut Seituan belum berani menyimpulkan tetapi dokter forensik menyimpulkan meninggal karena gagal pernapasan," katanya.
"Yang jelas ditemukan fakta baru dimana banyak terdapat tanda tanda kekerasan terhadap almarhum," katanya.
Ia berharap kasus ini agar diselesaikan secara profesional oleh penyidik Polri dan ia juga mempercayakan seluruhnya kepada a pihak kepolisian.
"Kami berharap dan menyerahkan penyelidikan selanjutnya kepada pihak kepolisian," pungkasnya.
Dikatakannya, kejadian ini harus menjadi pelajaran bagi para Jaksa dan jajarannnya.
"Ya, kejadian ini harus kita jadikan pelajaran untuk mengevaluasi diri saya dan jajaran," kata Kumedi.
Ia mengatakan, pihaknya masih menunggu apa motif pembunuhan Taufik Hidayat.
"Saya meminta kepada pihak kepolisian agar mengusut tuntas perkara Taufik Hidayat ini," kata Kumedi.
Selama kasus ini berjalan, Kumedi selalu mengupdate informasi terbaru pada atasan dan rekannya di Kejaksaan.
"Saya sudah berkoordinasi dengan para pimpinan, baik Kajati, Kejagung.
Bahkan Kajari Deliserdang saya selalu berkoordinasi baik.
Saya selalu update dalam perkara ini, karena ini menyangkut nasib bawahan saya," ujarnya.
"Kami juga, berterimakasih kepada rekan rekan media yang sudah memberitakan kinerja kepolisian, agar bapak-bapak polisi lebih semangat mengusut kasus ini," pungkasnya. (cr2/tri bun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul "Pulkam ke Medan Staf Kejari Labuhanbatu Taufik Hidayat Tewas Dikeroyok, Dimakamkan tanpa Diautopsi"