Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

16 Bulan Tidur, Bayi Rau Meninggal Dunia setelah Dioperasi, sang Ibu: Allah Lebih Sayang Rau

Seorang bayi yang menderita sindrom putri tidur, 16 bulan tertidur hingga akhirnya meninggal dunia tiga hari setelah dioperasi.

Editor: Widyadewi Metta Adya Irani
zoom-in 16 Bulan Tidur, Bayi Rau Meninggal Dunia setelah Dioperasi, sang Ibu: Allah Lebih Sayang Rau
Grid.ID
Ilustrasi. 

TRIBUNNEWS.COM - Rau Suriya Dhanefs, seorang bayi berusia 2 tahun yang menderita sindrom putri tidur.

Akibat penyakit yang dideritanya, Rau tertidur selama 16 bulan lamanya.

Berbagai pengobatan telah dilakukan untuk menyembuhkan Rau, dari terapi medis hingga pengobatan alternatif.

Namun, kedua orang tua Rau akhirnya harus mengikhlaskan sang anak pergi untuk selamanya pada Minggu (4/10/2020).

Baca juga: Bayi Setahun Tewas Kepanasan di Mobil Terkunci, Sang Ayah Pilih Cekcok dengan Pacar

Rau meninggal dunia tiga hari setelah dioperasi untuk mengangkat penyakit hidrosefalus dan meningitis yang juga diderita bocah itu.

Sang ibu, Sofiatul Jannah, tidak menghitung berapa biaya yang dikeluarkan demi anaknya.

Sofia juga tidak ingin dicap berutang perawatan jika anaknya meninggal.

Berita Rekomendasi

"Sekarang Rau sudah meninggal. Meskipun sangat sedih, saya sudah banyak berkorban agar Rau bisa bertahan hidup. Mungkin Allah lebih sayang Rau," ujar Sofia saat ditemui di kediamannya di Pamekasan, Jawa Timur, Senin (12/10/2020).

Baca juga: Viral di Medsos, Pramugari Gendong Bayi Selama Penerbangan, Begini Cerita Lengkapnya

Nenek Rau, Ratnawati menceritakan awal mula perjuangan Rau bertahan hidup atas kelainan yang diderita.

Sejak lahir, kondisi kesehatan Rau cukup baik.

Namun, memasuki usia delapan bulan, sekujur tubuh Rau mendadak dingin.

Kepala dan wajah Rau memerah, pembuluh darah di wajahnya terlihat membiru.


Rau kemudian dibawa berobat ke dokter spesialis anak di Pamekasan.

"Kata dokter disuruh opname di rumah sakit. Jika dalam 10 hari tidak ada perkembangan, disuruh rujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap peralatannya," kata perempuan asal Dusun Timur Jalan, Desa Tentenan Timur, Kecamatan Larangan ini.

Baca juga: Kisah Sedih Bayi Mungil, Pegang Potret Ibunya yang Tewas Jelang 5 Minggu Melahirkan

Selama menjalani perawatan di rumah sakit, gejala sleeping beauty syndrome mulai tampak.

Mata Rau terus terpejam.

Karena 10 hari tidak ada perkembangan kesehatan, Rau kemudian dirujuk ke rumah sakit swasta di Surabaya.

Di sana Rau dirawat selama dua bulan lebih.

Dokter kemudian mendiagnosis ada penyakit baru di tubuh Rau, yaitu hidrosefalus dan meningitis TB.

Baca juga: Tidur di Jalanan dalam Kondisi Sakit, Bocah Ini Akui Pernah Pergoki Ibunya Kubur Bayi Hidup-hidup

Meskipun sudah dua bulan dirawat di rumah sakit mewah di Surabaya, mata Rau tetap terpejam.

Dokter menyarankan agar Rau dibawa pulang karena proses terapi bisa dilakukan di rumah sakit daerah di Pamekasan.

Tiga kali dalam sepekan Rau menjalani terapi di rumah sakit Pamekasan.

Namun, seiring dengan pandemi Covid-19, terapi dihentikan.

Sebagai gantinya, Ratnawati mencoba pengobatan alternatif.

Baca juga: Tingkah Mengiris Hati Seorang Balita Viral di Medsos, Nangis di Kamar Peluk Foto KTP Ayahnya

Sebab semua petunjuk obat dari dokter sudah dipenuhi meskipun harganya jutaan rupiah.

Selama pengobatan dihentikan, kondisi tubuh Rau berangsur-angsur membaik.

Susu yang awalnya disuntikkan ke mulutnya, sudah bisa diminum dengan botol.

Bahkan, Rau sudah bisa mengonsumsi bubur.

Namun, Rau rentan sakit, terutama ketika dibawa ke luar rumah.

Hal itu yang membuat Rau jarang diajak keluar rumah.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Maut di Tol Jakarta-Cikampek, Diduga Sopir Mengantuk, Balita jadi Korban

Saat video Rau viral di akun media sosial, Ratnawati banyak mendapat dukungan moral.

Banyak pengikutnya yang menyarankan berbagai alternatif pengobatan.

Namun, tidak semuanya diikuti.

Hingga akhirnya keluarga memutuskan untuk mengoperasi Rau untuk mengangkat penyakit hidrosefalus dan meningitis yang diderita.

Tiga hari setelah dioperasi, Rau menghembuskan napas terakhir.

(Kompas.com/Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Anaknya Meninggal Setelah 16 Bulan Tidur, Sofiatul: Allah Lebih Sayang Dia"

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas