Rangga Ternyata Baru 2 Pekan Tinggal di Aceh, Sempat Merengek ke sang Ayah Minta Ikut Ibunya
Nama Rangga, bocah 9 tahun yang tewas dibunuh pemerkosa ibunya masih menjadi perbincangan publik.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Nama Rangga, bocah 9 tahun yang tewas dibunuh pemerkosa ibunya masih menjadi perbincangan publik.
Terbukti, nama Rangga hari ini, Kamis (15/10/2020) sempat menjadi trending topik Twitter Indonesia.
Rangga disebut sebagai pahlawan cilik lantaran perjuangannya menyelamtakan ibunya dari pemerkosa hingga tubuh mungilnya dihujani bacokan sebilah parang tajam.
Ayah kandung Rangga, Fadli Fajar tak kuasa menahan tangis saat mendengar putranya meninggal akibat dibunuh pemerkosa sang mantan istri.
Sambil berurai air mata, Fadli mengenang sosok Rangga, putra sulungnya yang pantas dijuluki pahlawan cilik dari Aceh.
Baca juga: Rangga Bocah yang Lawan Pemerkosa Ibunya Tewas Dibacok Berkali-kali, Ternyata Sempat Diminta Lari
Baru 2 minggu tinggal di Birem Bayeun setelah merayakan ultah
Melansir dari Serambinews.com, Fadli mengatakan, Rangga baru dua pekan tinggal bersama ibunya, Dn di Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur.
Sejak berpisah dengan Dn dua tahun lalu, Rangga bersama sang adik memang tinggal bersama dirinya di Medan Selayang.
"Tanggal 19 September 2020 lalu, saya baru saja merayakan ulang tahun almarhum yang genap berusia 10 tahun," ujar pria berdarah Aceh Karo tersebut sambil menangis.
Beberapa hari setelah merayakan ultahnya yang ke-10, ibu Rangga, Dn datang ke rumahnya di Medan Selayang dengan maksud membawa Rangga ke Aceh.
Saat itu, Fadli mengaku berat melepas kepeRanggaian putra pertamanya tersebut.
"Tapi karena almarhum terus merengek dan bersikeras ikut, akhirnya saya mengizinkannya," ungkap Fadli.
Karena hal itu, ia sempat tak percaya mendengar kabar anaknya itu telah meninggal dunia.
"Saya hampir tak percaya mendengar kabar Rangga meninggal, dia meninggal karena sabetan parang pelaku karena berusaha membantu ibunya di rumah itu," jelasnya.
Sempat diminta lari oleh ibunya
Fadli menjelaskan, saat kejadian, sebenarnya Rangga sempat diminta ibunya untuk lari.
Namun, bocah tersebut memilih untuk melawan pemerkosa ibunya hingga akhirnya tewas di tangan pelaku.
"Saya dapat kabar bahwa sebelum meninggal, anak saya sempat disuruh lari sama ibunya."
"Tapi dia tidak mau lari, dia lawan pelaku, setelah terkena parang, ia sempat berucap sakit."
"Lalu ia langsung terdiam, mungkin saat itu anak saya ini sakratul maut," ungkap Fadli.
Pandai mengaji dan kerap dapat ranking
Di mata Fadli, Rangga merupakan anak yang cerdas.
Dikatakan Fadli, putra sulungnya itu selalu mendapat ranking 1 dan 2 di sekolahnya.
Tak hanya itu, Rangga juga sudah bisa membaca Al Quran.
"Almarhum memang beda dengan anak seusianya, ia anak cerdas, periang, keras berpendirian, dan selalu mendapat ranking di kelas."
"Bahkan sekarang ia sudah mampu membaca Al Quran," kenang ayahnya menangis sedih.
Baca juga: Sosok Rangga Bocah yang Tewas Melawan Pemerkosa Ibunya, Pandai Mengaji & Kerap Dapat Ranking
Baca juga: Sosok Rangga, Bocah yang Berani Lawan Pemerkosa Ibunya, Netter Ucapkan Selamat Jalan Pahlawan
Meski berat, Fadli telah mengikhlaskan kepeRanggaian anak kesayangannya itu.
"Allah SWT lebih sayang kepadanya, sehingga memanggilnya duluan dari pada kami. ‘Selamat jalan nak, kami akan selalu merindukanmu nak’," ucap ayahnya kembali menangis.
Fadli berharap penegak hukum memberikan hukuman yang seberat-beranya kepada pelaku.
Kronologi kejadian
Perbuatan keji Samsul Bahri (36) ini dilakukan di rumah korban yang agak terasing dari rumah lainnya, Sabtu (10/10/2020) diperkirakan dini hari.
Saat itu, pelaku memanfaatkan letak rumah korban yang jauh dari rumah penduduk lainnya serta suami korban yang sedang tidak di rumah.
Keuchik gampong tempat korban tinggal, Dedi, menceritakan peristiwa nahas tersebut.
"Rumah korban berada terasing (tersendiri) dan agak berjauhan dari rumah-rumah waRanggaa lainnya."
"Lokasinya berada di antara perkebunan kelapa sawit waRanggaa, sehingga saat kejadian tidak ada yang mengetahuinya."
"Setelah kejadian itu, korban baru keluar rumah tersebut dan meminta tolong kepada masyarakat," kata Keuchik Dedi sebagaimana dikutip dari Serambinews.com.
Keuchik menambahkan, saat kejadian korban hanya berdua dengan anaknya Rangga di rumah.
Sementara suami korban sedang mencari ikan dan udang di sungai.
Biasanya, suami korban memang berangkat malam dan pulang pada pagi atau siang hari.
Baca juga: Ayah Menangis Kenang Rangga yang Tewas di Tangan Pemerkosa Ibunya : Juara Kelas Pandai Mengaji
Menurut Dedi, keluaRanggaa korban baru setahun terakhir tinggal di rumah tersebut.
Perbuatan keji Samsul itu bermula saat tersangka datang ke rumah korban hendak memperkosa Dn.
Dn berusaha melawan dan saat berkelahi, pelaku membacok tangan D.
Rangga kemudian terbangun saat mendengar keributan di rumahnya dan kemudian membela sang ibu.
Namun, oleh Samsul, Rangga dibacok di bagian dada dan perut.
Setelah memuaskan nafsu bejatnya kepada Dn, pelaku kemudian mengikat ibu muda itu.
Sementara itu, jasad Rangga yang dimasukkan ke dalam karung dibawa oleh tersangka ke arah sungai.
Rangga ditemukan mengapung di sungai, tubuhnya penuh luka bacok
Rangga ditemukan oleh Tim Gabungan Polres Langsa bersama TNI, dibantu masyarakat, BPBD Kota Langsa dan Aceh Timur, Minggu (11/10/2020) sore.
"Mayat korban ditemukan mengapung di seputaran sungai Gampong Alue Gadeng Kampung, Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur."
"Dalam keadaan masih memakai pakaian lengkap pada Minggu (11/10/2020) sore," ujar Kasat Reskrim, Iptu Arief S Wibowo sebagaimana diberitakan Serambinews.com.
Dari hasil visum yang dilakukan petugas medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Langsa, ditemukan sejumlah luka bacok dalam tubuh Rangga.
Tim medis menjelaskan, ada luka bacok di pundak kiri sepanjang 15 cm lebar 5,5 cm dengan kedalaman luka 5,5 cm.
Luka Bacok di leher kiri sepanjang 8 cm lebar 1,5 cm dan kedalaman 2 cm.
Luka bacok di rahang kiri panjangnya 14,5 cm lebar 2,5 cm dengan kedalaman 2 cm.
Baca juga: Rangga Diminta Lari Oleh Ibunya, tapi Malah Melawan Pemerkosa Ibundanya Hingga Dihujani Bacokan
Kemudian ada juga luka tusuk di leher depan dengan kedalaman 3,5 cm dan panjang 1,5 cm.
Lalu, luka tusuk bahu kiri lebar 1,5 cm dan panjang 4 cm serta kedalaman 3,5 cm.
Ada juga luka sayat di leher sebelah kiri dengan lebar 0,5 cm dan luka kanan dada bawah.
Luka bacok di tangan kanan sampai dengan peRanggaelangan tangan dengan panjang 10 cm dan Lebar 1,5 cm serta kedalamannya 5 cm.
Selain itu, ada luka bacok di lengan kanan bawah dengan panjang 5,5 cm dan lebar 2 cm, serta luka bacok jari kanan mengenai jari kelingking, manis, dan tengah.
"Pihak medis menduga penyebab kematian korban karena putusnya nadi besar di sebelah kiri akibat benda tajam," jelas Kasat Reskrim.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Serambinews.com/Zubir)