Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Detik-detik Terpidana Mati Cai Changpan Ditemukan Gantung Diri di Hutan Jasinga, Jasadnya Membusuk

Pelarian buron terpidana mati Cai Changpan berakhir tragis setelah polisi menemukannya tewas gantung diri di Hutan Jasinga, Kabupaten Bogor.

Editor: Sanusi
zoom-in Detik-detik Terpidana Mati Cai Changpan Ditemukan Gantung Diri di Hutan Jasinga, Jasadnya Membusuk
istimewa
Selebaran buronan narapidana kasus narkoba Cai Changpan alias Cai Ji Fan (53) yang kabur dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Tangerang. (Dok. Polres Tangerang Kota) 

TRIBUNNEWS.COM, JASINGA - Pelarian buron terpidana mati Cai Changpan berakhir tragis setelah polisi menemukannya tewas gantung diri di Hutan Jasinga, Bogor, Jawa Barat.

Warga Negara Asing (WNA) asal Tiongkok itu ditemukan tewas di Hutan Jasinga sekira pukul 10.30 WIB.

Jenazahnya ditemukan oleh polisi yang memburunya hingga gudang pembakaran ban di Kampung Cikidung, Desa Koleang, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kepala Desa Koleang Abdul Roham menceritakan detik-detik penemuan jenazah terpidana mati kasus narkoba yang kabur dari Lapas Kelas 1 Tangerang itu.

Abdul mengatakan, lokasi penemuan jenazah Cai Changpan berada dua kilometer dari jalur utama jalan raya.

Baca juga: Lupa Diri Berstatus Istri Sah, Wanita Ini Ketagihan Layani Mantan Pelanggan Hingga Kepergok Suami

Baca juga: Sehari Sebelum Tewas, Pembunuh Rangga dan Pemerkosa Ibu Muda Ucap Ini ke Polisi dan Tahanan Lain

Baca juga: Suaminya Digugat Cerai Nita Thalia, Sang Istri Pertama Nangis: Sedih, Kenapa Harus Berakhir Begini?

Kondisi jalan berupa tanah merah belum beraspal yang dikelilingi hutan.

Lokasi itu jauh dari permukiman warga.

BERITA TERKAIT

Warga Desa Koleang sempat kaget dengan kedatangan mobil ambulans pada Sabtu siang itu.

"Memang di situ ada jalan kabupaten yang sudah jelek rusak. Masuknya perbatasan desa, hutan. Jadi kemarin itu tiba-tiba saja ada ambulans datang ke sini," kata Abdul saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (17/10/2020).

Abdul langsung menuju lokasi memastikan kedatangan ambulans itu.

Tiba di lokasi, jenazah Cai Changpan telah dievakuasi ke mobil ambulans.

Karena tak bisa masuk, ia hanya bisa menyaksikan proses penggeledahan dan evakuasi jenazah dari jauh.

Abdul juga melihat seorang satpam yang disebut sebagai saksi dibawa polisi.

Baca juga: Kiper SKN FC Tely Sarendra Kecewa Tak Dipanggil Timas Futsal Indonesia

Baca juga: Dirilis Hari Ini, Berikut Aplikasi Legal Nonton Anime One Piece 946: Monkey D Luffy Dihajar Big Mom

Satpam itu, kata dia, merupakan warga Desa Koleang.

Warga itu bekerja sebagai satpam di pabrik pembakaran ban itu.

Meski pabrik itu telah tutup sejak beberapa bulan lalu, satpam itu masih sering berada di sana.

"Satpam ini kebetulan punya peliharaan ayam, kandang ayam di sana. Jadi pas dibawanya ke TKP kebetulan ada dia," ungkap Abdur.

Ia berharap satpam itu tak terlibat dengan masalah itu.

Baca juga: Demi Swafoto, Pengunjung Wisata Kota Tua Jakarta Abaikan Protokol Kesehatan

"Semoga saja dia enggak terlibat dengan masalah ini, dia asli warga desa sini," kata dia.

Warga pernah lihat Cai Changpan

Polisi sempat kerepotan mengungkap kasus pelarian Cai Changpan dari Lapas Kelas 1 Tangerang.

Cai Changpan disebut bersembunyi di hutan yang terletak antara Tenjo dan Jasinga.

Sejak itu, polisi menyisir setiap desa menggunakan anjing pelacak.

Setidaknya ada empat desa yang disisir di Jasinga, yakni Desa Pangaud, Barengkok, Bagoang, Setu, dan Koleang.

Pencarian dilakukan dari setiap desa hingga masuk ke dalam hutan di pegunungan. Warga pun ikut memberi petunjuk selama pencarian berlangsung.

Dari beberapa keterangan, Cai Changpan memiliki sejumlah bidang tanah dan mempunyai usaha pembakaran ban.

Usaha pembakaran ban itu dikelola istrinya. Namun, tanah dan gudang pembakaran ban itu sudah dijual sejak Cai Changpan mendekam di penjara.

"Pas dia tertangkap dulu (kasus narkoba) itu, langsung dia jual (tanah dan usaha pembakaran ban). Jadi kepolisian sudah feeling mungkin pasti akan ke wilayah kita karena dia (Cai Changpan) pernah punya tanah di sini," ungkapnya.

Sehari sebelum penemuan jenazah, seorang wargamelihat Cai Changpan masuk ke gudang pembakaran itu.

Ia melewati hutan di antara gunung. 
Berdasarkan informasi dari warga itu, polisi langsung mengejar Cai Changpan.

"(Sehari ditemukan) iya hari Jumat, ada warga yang lihat (Cai Changpan) dia ke sini lewat hutan di wilayah gunung di desa ini. Malam Sabtu langsung penjagaan ketat perintah dari Kapolsek dan Alhamdulillah kemarin ada titik temunya," ujar dia.

Atas kejadian itu, Abdur meminta warganya lebih hati-hati menerima tamu dari luar daerah.

Sementara itu, Kapolsek Jasinga AKP Lukito Sadoto membenarkan informasi tersebut.

Namun, Lukito enggan bicara lebih banyak terkait kasus itu.

"Kalau TKP memang benar di wilayah kita, jadi kami mendampingi. Langsung ke Polda Metro Jaya," singkat Lukito melalui pesan kepada Kompas.com.

Sekilas Sosok Cai Changpan

Changpan mengaku hanya disuruh menyimpan mesin kompresor kiriman dari luar negeri yang ternyata berisi sabu.

Untuk setiap koligram sabu, Changpan mendapat keuntungan Rp 4 juta.

Sehingga jika ditotal, uang yang harusnya didapat Changpan mencapai lebih dari Rp 500 juta jika misinya mengedarkan narkoba di Indonesia lancar.

Cai Changpan, napi kabur dari Lapas Tangerang.
Cai Changpan, napi kabur dari Lapas Tangerang. (IST VIA KOMPAS)

Namun, polisi sudah mengendus pergerakan sindikat narkoba ini.

Cai Changpan pun ditangkap pada 26 Oktober 2016 lalu di Jalan Raya Perancis, Dadap Kosambi Timur, Tangerang bersama barang bukti 20 kilogram sabu.

Setelah ditangkap, akhirnya terkuak tempat Changpan biasa menyembunyikan barang haram yang dia jadikan bisnis tersebut, tepatnya di Kampung Panaragan, Desa Pasir Kecapi, Maja, Kabupaten Lebak Banten.

Tempat itu semula adalah pabrik ban yang sudah lama tidak ada aktivitas.

Namun, menurut keterangan pekerja yang dibayar Changpan, suatu hari ada sebuah truk yang mengangkut mesin kompresor.

Ternyata mesin itu menyimpan sabu yang diketahui kemudian saat polisi menggerebek tempat itu.

Total keseluruhan barang haram yang siap diedarkan Changpan sebanyak 135 kilogram.

Cai Changpan sempat bertemu dengan bandar narkoba jaringan internasional yang dia sebut Ahong di rumahnya di restoran Fujian Jio Lou.

Cai Changpan mengaku mendapat perintah dari Ahong terkait bisnis distribusi narkotika jenis shabu untuk diedarkan di Indonesia.

Cerita Cai Changpan di bisnis barang haram itu berakhir dengan putusan yang dibacakan 19 Juli 2017 oleh Hakim Ketua Majelis Mahmuriadin di Pengadilan Negeri Tangerang.

Dia sah dijatuhi hukuman mati karena melanggar Pasal 114 ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika.

Kabur dari Lapas Kelas I Tangerang

Nama Cai Changpan mencuat setelah dirinya melarikan diri dari Lapas Kelas I Tangerang pada 14 September 2020.

Cai Changpan melarikan diri dengan cara menggali lubang dari dalam kamar tahanannya menuju gorong-gorong yang menembus ke luar lapas.

Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) alias narapidana di Lapas Kelas I Tangerang berhasil melarikan diri lewat gorong-gorong.
Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) alias narapidana di Lapas Kelas I Tangerang berhasil melarikan diri lewat gorong-gorong. (ISTIMEWA)

Alat yang digunakan adalah sekop yang didapatkan dari pembangunan dapur di dalam lapas.

Selama delapan bulan, Cai Changpan menggali tanah sebanyak dua kantong plastik setiap malamnya.

Sempat bertemu anak istri

Meski berstatus sebagai WNA asal Tiongkok, ternyata Cai Changpan sudah memiliki seorang istri dan beranak pinak di Indonesia.

Ia bersama keluarganya pun diketahui pernah tinggal di tempat usahanya di restoran Fujian Jio Liu yang berada di Ruko Villa Taman Bandara Blok N7, Kabupaten Tangerang, Banten.

Setelah berhasil kabur dari tahanan, Cai Changpan dikabarkan sempat bertemu dengan anak dan istrinya itu.

Ia diketahui bertemu keluarganya di daerah Tenjo, Bogor, Jawa Barat.

Walau demikian, pertemuan tersebut tak berlangsung lama.

Cai Changpan kembali kabur untuk menghindari kejaran polisi.

Kabur ke Hutan Jasinga

Setelah bertemu dengan keluarganya, Cai Changpa melarikan diri ke dalam Hutan Jasinga, Bogor, Jawa Barat.

Polisi pun medapat informasi keberadaan terpidana mati kasus narkoba ini dari satpam pabrik pembakaran ban yang berada di sekitar hutan tersebut.

Satpam itu pun mengaku sempat diancam oleh Cai Changpan bila membocorkan keberadaannya kepada pihak luar.

"Kami dapat informasi dari satpam pabrik di hutan Jasinga, dia masuk hutan. Info dari satpam, dia sering bermalam, tapi enggak setiap hari," ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus.

Mendapat informasi keberadaan Cai Changpan, polisi langsung bergerak cepat.

Sejumlah polisi diterjunkan ke Hutan Jasinga pada Sabtu (17/10/2020) pagi untuk mencari keberadaan WNA asal Tiongkok itu.

Polisi pun berhasil menemukan Cai Changpan di dalam hutan itu.

Namun, kondisinya sungguh tragis.

Saat ditemukan, tubuh Cai Changpan sudah terbujur kaki. Ia ditemukan tewas gantung diri.

"Pagi tadi (17 Oktober) dilakukan penggerebekan dan kami temukan Cai Changpan sudah meninggal dunia," ujarnya.

Jenazah Cai Changpan dibawa ke RS Polri Kramat Jati

Jasad bandar narkoba terpidana mati Cai Changpan tiba di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur setelah ditemukan tewas pada Sabtu (17/10/2020).

Pantauan wartawan TribunJakarta.com, jasad tiba di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur pukul 19.22 WIB menggunakan ambulans berpelat B 1728 VVM.

Jenazah Chai Changpan saat dibawa masuk ke Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (17/10/2020)
Jenazah Chai Changpan saat dibawa masuk ke Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (17/10/2020) (TribunJakarta/Bima Putra)

Setibanya di RS Polri Kramat Jati jasad Chai Changpan yang ditemukan di kawasan Jasinga, Kabupaten Bogor dibawa ke ruang Instalasi Forensik.

Sejumlah penyidik Polres Metro Tangerang yang memburu Chai Changpan saat kabur mendampingi proses kedatangan jenazah di RS Polri Kramat Jati.

Saat jasad dibawa masuk ke Instalasi Forensik mereka ikut mendampingi petugas medis RS Polri Kramat Jati yang bertugas mengautopsi.

Hingga siang ini, Tim Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati masih lakukan autopsi pada jasad napi Lapas Kelas I Tangerang, Cai Changpan.

Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati Arif Wahyono mengatakan, sejauh ini jasad masih dalam proses autopsi.

"Jenazahnya masih kami periksa. Intinya masih dalam pemeriksaan dan hanya itu yang bisa kita sampaikan sejauh ini," katanya kepada TribunJakarta.com, Minggu (18/10/2020).

Kendati begitu, Arif memastikan bila terdapat luka pada bagian leher Cai Changpan.

Namun, ia belum bisa memberikan keterangan resmi terkait luka tersebut.

"Iya benar ada luka pada bagian leher. Tapi masih kami periksa apakah jeratan atau apa. Tapi yang jelas benar ada luka dibagian leher," jelasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dan TribunJakarta.com dengan judul "Warga Lihat Terpidana Cai Changpan Sebelum Ditemukan Tewas, Kades: Dia ke Sini Lewat Hutan..." dan Kisah Tragis Pelarian Terpidana Mati Cai Changpan, 33 Hari Jadi Buronan hingga Gantung Diri di Hutan

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas