BMKG Minta Masyarakat Tetap Tenang dan Tak Termakan Hoaks Terkait Gempa di Pangandaran
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami meminta tetap tenang terkait gempa di Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat, Minggu (25/10/2020).
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Rahmat Triyono meminta tetap tenang terkait gempa di Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat, Minggu (25/10/2020).
Ia juga meminta masyarakat untuk memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.
Seperti di Instagram dan Twitter @infoBMKG), website BMKG http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id, maupun melalui Mobile Apps (IOS dan Android) di wrs-bmkg atau infobmkg.
"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar juga menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa."
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews, Minggu (25/10/2020).
Rahmat dalam kesempatan tersebut, membeberkan penyebab gempa hari ini.
Baca juga: Lindungi Bayi, Warga Ciamis Terluka Tertimpa Runtuhan Dinding Rumah Saat Terjadi Gempa Pangandaran
Baca juga: Kepanikan di RSU dr Soekardjo Tasikmalaya Saat Gempa Mengguncang, Ada Teriakkan Sebut Nama Allah
Rahmat menyebut, gempa yang terjadi pada pukul 07:56 WIB ini berepisenter gempabumi terletak di koordinat 8,2 LS dan 107,86 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 88 km arah Barat Daya Kota Pangandaran, Jawa Barat pada kedalaman 62 kilometer.
"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 5,5," kata dia.
Rahmat melanjutkan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault," imbuhnya.
Rahmat melaporkan dari hasil monitoring BMKG juga belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock.
Sedangkan untuk wilayah yang terdampak gempa bumi ini, antara lain (MMI): III-IV Sukabumi, III Cilacap, II-III Kabupaten Bandung, III Kuningan , III-IV Tasikmalaya, III-IV Pangandaran, II-III Banyumas, III Garut, II-III Kutoarjo, II-III Kebumen, II-III Banjarnegara, II-III Kulonprogo, II-III Bantul, II-III Gunung Kidul, II-III Yogyakarta, II Bandung, II Tegal
Baca juga: Gempa Guncang Pangandaran Pagi Ini, BMKG Imbau Masyarakat Tetap Tenang
Baca juga: Gempa di Pangandaran, Tiang Listrik di Ciamis Terlihat Berguncang-guncang, Warga Takut Rumah Ambruk
Berikut penjelasan lengkap mengenai skala MMI dilansir dari bmkg.go.id:
Berikut Penjelasan Lengkap Mengenai Skala MMI dilansir dari https://www.bmkg.go.id/gempabumi/skala-mmi.bmkg.
I MMI
Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang
II MMI
Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
III MMI
Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
IV MMI
Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
V MMI
Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI
Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI
Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik.
Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
Baca juga: BREAKING NEWS: Gempa di Pangandaran, Warga di Cilacap Sampai Keluar Rumah 5 Menit
Baca juga: Gempa Pangandaran Sempat Kejutkan Warga Tasikmalaya, Senam Ibu-ibu di Pagi Hari Sempat Terhenti
IX MMI
Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI
Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
XII MMI
Hancur sama sekali, gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)