Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah 7 Petugas Merapi Jalankan Misi Rahasia Sepekan Sebelum Merapi Meletus Hebat 10 Tahun Lalu

Letusan dahsyat Gunung Merapi pada Oktober-November 2010 menyisakan kisah-kisah dramatis yang belum pernah terekspos.

Penulis: Setya Krisna Sumarga
Editor: Daryono
zoom-in Kisah 7 Petugas Merapi Jalankan Misi Rahasia Sepekan Sebelum Merapi Meletus Hebat 10 Tahun Lalu
TRIBUNNEWS.COM/SETYA KRISNA SUMARGA
Letusan Merapi dari Bukit Bintang pada tahun 2010 

Satu-satunya di antara tujuh (7) orang yang dikirim ke puncak, yang mengaku tidak terlampau takut adalah Suratno alias Pak Surat.

“Malah nggak terlalu memikirkan soal takut atau tidak. Seperti biasa, diminta bantu balai, saya jalankan,” kata Surat, warga Lencoh, Selo, Boyolali ini.

Baca juga: Magelang Nyatakan Siap Antisipasi Erupsi Merapi di Masa Pandemi

Saat itu Surat masih berstatus porter. Ia secara lepas kerap membantu petugas BPPTK Yogyakarta, saat melaksanakan pekerjaan di puncak Merapi.

Saat ini Surat sudah berstatus pegawai kontrak pengamat Merapi di Pos Selo, Boyolali. Ia dikontrak sebagai tenaga harian sejak 2015.

Secara berurutan, 6 petugas lain bertugas di pos-pos berbeda. Alzwar Nurmaji bertugas di PGM Selo, Ahmad Sopari di PGM Jrakah, Yulianto bertugas di PGM Babadan.

Sedangkan Heru Suparwaka dan Triyoni di PGM Kaliurang. Sementara Sapari Dwiyono satu-satunya petugas yang kini tidak lagi bertugas di Seksi Merapi.

Ia yang teknisi instrumentasi sekarang bertugas di Seksi Metoda dan Teknologi Mitigasi BPPTKG Yogyakarta.

Berita Rekomendasi

Kilas Balik Erupsi

Gunung Merapi meletus eksplosif mulai 26 Oktober 2010. Letusan pertama terjadi pukul 17.02, disusul rentetan letusan besar petang itu meluluhlantakkan Kinahrejo dan Kaliadem.

Guguran material vulkanik dan awan piroklastika menyapu lereng selatan, menyusuri hulu Kali Opak dan Kali Gendol.

Situasi ruang tamu sebuah rumah di Kepuharjo, Cangkringan
Situasi ruang tamu sebuah rumah di Kepuharjo, Cangkringan (TRIBUNNEWS.COM/SETYA KRISNA SUMARGA)

Pada peristiwa hari pertama ini, belasan orang diketahui meninggal dunia. Termasuk di antaranya Mbah Maridjan, yang bertahan di rumahnya di Dusun Kinahrejo.

Letusan hari pertama ini sulit dimonitor secara visual, akibat kabut tebal menyelimuti kaki hingga puncak gunung.

Baca juga: Delapan Desa di Kabupaten Magelang Dilanda Hujan Abu Pasca Erupsi Merapi

Gejala letusan Merapi pada waktu itu tidak seperti masa sebelumnya, yang memiliki ciri khas petunjuk awal seperti munculnya kubah lava baru, titik api diam, dan guguran material.

Ketidakhadiran gejala khas ini yang memaksa Kepala BPPTK Yogyakarta, waktu itu Subandriyo, memutuskan mengirim tim ke puncak untuk memeriksa kondisi gunung secara langsung.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas