Jogo Plesiran, Hapus Rasa Waswas saat Liburan di Tengah Pandemi dan Cegah Klaster Wisata
Jogo Plesiran yang diterapkan di lingkungan pariwisata diharapkan mampu memulihkan kembali sektor turisme di Jateng yang sempat terpuruk akibat pandem
Penulis: Sri Juliati
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
Sementara itu, ada beberapa tempat wisata lain di Dieng yang masih ditutup lantaran menunggu instruksi serta rekomendasi dari Gugus Tugas Covid-19.
Berimbas pada Perekonomian Warga
Pariwisata memang menjadi satu di antara sektor andalan di kawasan Dataran Tinggi Dieng selain pertanian.
Walau berstatus sebagai 'sampingan,' tapi hasil yang dituai jauh lebih besar.
Banyak warga Dieng yang menggantungkan hidupnya dari sektor pariwisata.
Penutupan destinasi wisata selama masa pandemi Covid-19 mau tak mau memengaruhi roda perekonomian warga.
Mereka yang hidup dari sektor turisme kehilangan mata pencaharian sekaligus sumber penghasilan.
Akibatnya, tak sedikit warga yang banting setir atau kembali ke pekerjaan utama: bertani.
Pun dengan nasib sejumlah industri rumahan yang tersebar luas di Dieng.
Satu di antaranya UMKM Tri Sakti memproduksi aneka oleh-oleh khas Dieng seperti manisan buah carica, manisan terong belanda, minuman purwaceng, dan kentang goreng.
Usaha rumahan milik Saroji yang telah berdiri sejak 2006 juga tak kuat menghadapi imbas pandemi.
Alhasil, seluruh karyawan di UMKM Tri Sakti diliburkan hingga beberapa bulan.
"Imbas saat pandemi tentu sangat besar. Apalagi mulai 17 Maret 2020, semua obyek wisata di Dieng tutup."
"Pendapatan merosot tajam sehingga kami terpaksa meliburkan karyawan," kata Hasta Priandono, menantu Saroji.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.