Linmas Pariwisata Garda Terdepan, Kampung Halaman Presiden Aman dan Nyaman Dikunjungi
Linpar yang baru seumur jagung dibentuk ini memiliki prestasi, Maret 2020 lalu program Linpar telah meraih Juara 1 Lomba Inovasi Satlinmas Jawa Tengah
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Daryono
“Maka pemahaman pariwisata memang harus dimiliki Linmas di Solo sebagai embrio temen-teman di wilayah nanti,” tambahnya.
Hary mengungkap, Linpar yang baru seumur jagung dibentuk ini sudah memiliki prestasi. Pada Maret 2020 lalu program Linpar telah meraih Juara 1 Lomba Inovasi Satlinmas Tingkat Provinsi Jawa Tengah.
Berangkat dari hal itu, Satpol PP pun serius menggarap Linpar ke depan sebagai garda terdepan wisata Kota Solo.
Terbaru, desain seragam anyar Linpar telah selesai dibuat dan telah dipamerkan.
“Terkait seragam baru Linpar nanti bertema budaya, bercorak batik Truntum. Filosofinya tentang sesepuh atau yang dituakan bisa melindungi masyarakat dengan penuh kasih sayang dan sukarela,” ungkapnya.
Baca juga: Pesan Jokowi untuk Gibran Jelang Debat Paslon Pilkada Solo Malam Nanti, Harus Dibawa Santai
Untuk warna tetap mempertahankan warna khas Linmas yakni hijau, yang menurut Hary memiliki makna kesuburan.
“Linpar nanti juga pakai dasi, menandakan petugas pariwisata. Insya Allah Desember saat sosialisasi penanganan covid-19 nanti seragam sudah bisa dikenakan,” tegasnya.
Pengadaan seragam baru Linpar dijelaskan Hary semakin menandakan bahwa Satpol PP ingin serius dan mempersiapkan diri para petugas semakin pantas memberi pelayanan kepada wisatawan.
“Kembali lagi ke tugas Linpar, ada 5 tugas pokok, salah satunya menjaga keamanan dan kenyamanan objek wisata di Solo, termausk juga perilaku wisatawan asing,” kata dia.
Demikian lantaran dari hasil evaluasi para pihak objek wisata, terdapat sejumlah larangan yang sering kali dilanggar wisatawan asing. Seperti tidak diperkenankan mengambil gambar.
Peran Linpar di sini baginya cocok dan dibutuhkan untuk memberikan kenyamanan bagi semua pihak.
“Ke depan kami berharap Linpar dapat menjadi garda terdepan wisata Kota Bengawan, kalau disebut jogo wisata memang pas. Juga berupaya menggandeng OPD terkait supaya terealisasi kerjasama dalam berbagai event dan acara,” imbuh dia.
Objek Wisata Siap, Kota Solo Aman Dikunjungi
Dukungan petugas wisata seperti adanya Linpar di Kota Solo akan terasa lengkap dengan dukungan kesiapan objek wisata.
Wujud tertib protokol kesehatan di Kota Solo ini terlihat di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) atau Jurug Solo Zoo.
Direktur Utama TSTJ, Bimo Wahyu Widodo menyampaikan, pengetatan area TSTJ telah dilakukan menekan penyebaran Covid-19.
“Operasional kami disesuaikan denganSurat Edaran Wali Kota Solo, sesuai protokol kesehatan termasuk soal kerumunan,” ucapnya.
Protokol kesehatan yang diterapkan TSTJ berlaku untuk pegawai, pedagang hingga pengunjung TSTJ. Seperti halnya wajib menggunakan masker, area cuci tangan 40 titik, jaga jarak minimal 1 meter, hingga cek suhu badan.
TSTJ juga menyediakan pembelian tiket secara online di media sosial TSTJ Jurug Solo Zoo. Jika membayar di tempat juga dengan sistem barcode untuk mengindari kontak fisik bayar tunai.
Baca juga: CL Bahas Kemungkinan Reuni 2NE1 Jelang Perilisan Album Solo Pertamanya
Dia menuturkan, mulai 26 Oktober TSTJ membatasi pengunjung dengan memberlakukan batas usia 15 tahun ke atas. Hal itu sesuai surat edaran wali kota Solo Nomor 067/2536 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 di Surakarta. Kebijakan tersebut juga masih dievaluasi dalam dua pekan sekali.
Kemudian untuk protokol konservasi juga diberlakukan. Petugas yang berkaitan dengan satwa harus menggunakan pakaian khusus alias steril. Pakan juga diteliti ulang sebelum diberikan kepada satwa.
“Tolong tetap jaga jarak karena intinya penyebran ini tetap jaga jarak dan tidak bergrombol. Konsep kami wisata di kala pandemi adalah yang sehat bahagia dan selamat,” paparnya.
Mengomandoi penanganan Covid-19 di Solo dan memastikan Solo aman dikunjungi, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menyerukan agar seluruh elem masyarakat bersatu kompak dan aktif melawan Covid-19.
Yang utama dalam menerapkan protokol kesehatan menurutnya yakni disiplin memakai masker.
“Masker itu M (Mau), A (Aman), S (Semua), K (Kedisiplinan), E (Etika), R (Rasa), Jika digabungkan singkatan tersebut memiliki arti ‘Jika kita mau aman semua, maka kedisiplinan etika dalam rasa itu wajib dilaksanakan,” tegasnya.
Jateng Optimalkan Jogo Tonggo dan Operasi Yustisi
Langkah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menekan penyebaran Covid-19 secara nyata dapat terlihat melalui program Jogo Tonggo dan operasi yustisi serentak di daerah di Jawa Tengah.
Seperti Jogo Tonggo misalnya. Gerakan Jogo Tonggo ini tumbuh dari tingkat RT/RW dengan mencakup Jaring Pengaman Sosial (JPS) dan keamanan serta jaringan ekonomi.
Jaring pengaman sosial dan keamanan meliputi sosialisasi, pendataan, dan pemantauan warga.
Lalu jaring pengaman ekonomi yaitu memastikan tidak ada satu pun warga yang kelaparan selama wabah. Kemudian mengusahakan warga berjalan dengan baik pascawabah.
Baca juga: Hindari Gelombang Kedua Covid-19 di Indonesia, Satgas: Disiplin Jalankan Protokol Kesehatan Kuncinya
Dalam berlangsungnya Jogo Tonggo, Ganjar juga menyoroti kaitannya dengan operasi yustisi.
“Kita edukasi sekaligus kita tindak. Jogo Tonggo mengedukasi untuk memberi tahu, jika (melanggar) tidak, mereka akan kena operasi yustisi, kena hukuman,” ucap Gubernur.
Oleh sebab itu dirinya menggarisbawahi pentingnya menerapkan protokol kesehatan untuk menekan Covid-19 di Jawa Tengah. Tentu menggunakan Jogo Tonggo dan Operasi Yustisi sebagai pengawasan pemerintah daerah. (*)
(Tribunnews.com/ Chrysnha)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.