Fakta dan Data Aktivitas Gunung Merapi Sepekan Terahkir, Penggembungan Tubuh Meningkat
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta melaporkan aktivitas Gunung Merapi sepekan terakhir.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta melaporkan aktivitas Gunung Merapi sepekan terakhir, yaitu 30 Oktober hingga 5 November 2020.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida memaparkan fakta dan data aktivitas gunung Merapi.
Ia mengatakan intensitas kegempaan pada minggu ini kembali lebih tinggi dibandingkan minggu lalu.
Dalam minggu ini kegempaan Gunung Merapi tercatat 193 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 1.663 kali gempa Fase Banyak (MP), 9 kali gempa Low Frekuensi (LF), 391 kali gempa Guguran (RF), 330 kali gempa Hembusan (DG), dan 9 kali gempa Tektonik (TT).
Baca juga: Tiga Orang Pengungsi Merapi Dibawa ke Rumah Sakit, Terdeteksi Reaktif, Langsung Jalani Tes Swab
Baca juga: Cegah Penularan Covid-19, Tempat Pengusian Bagi Pengungsi Merapi Diberi Penyekat Khusus
Sementara, deformasi atau penggembungan tubuh Gunung Merapi pun mengalami peningkatan dari minggu sebelumnya.
“Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM (electronic distance measurement) pada minggu ini menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 9 cm/hari,” ungkap Hanik, Jumat (6/11/2020).
Pada minggu ini, lanjutnya, terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 74 mm/jam selama 80 menit di Pos Babadan pada 31 Oktober 2020.
“Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi,” imbuh Hanik.
Dari aspek visual, cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut.
Asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal dengan tekanan lemah.
Tinggi asap maksimum 600 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Selo pada 31 Oktober 2020 pukul 05.35 WIB.
Terdengar pula beberapa kali Guguran dengan jarak luncur yang tidak teramati karena visual dominan berkabut.
Hanik menjelaskan, analisis morfologi area kawah berdasarkan foto dari sektor tenggara pada 3 November terhadap 30 Oktober 2020 tidak menunjukkan adanya perubahan morfologi kubah.
Perhitungan volume kubah lava berdasarkan pengukuran menggunakan foto udara dengan drone pada 3 November 2020 sebesar 200.000 m3.