Adukan Nasib ke Ganjar, Veteran Pengintai Belanda yang Jual Mainan Ingin Perjuangannya Diakui Negara
Mbah Min, veteran pengintai Belanda yang menjual mainan anak mengadu nasibnya ke Ganjar Pranowo karena tidak tercatat sebagai pejuang kemerdekaan.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Setelah bertemu dengan sang Gubernur, Danar menceritakan, Mbah Min mengaku sangat senang.
Terlebih, di tengah kesibukannya, Ganjar bersedia mendengarkan cerita Mbah Min saat berjuang merebut kemerdekaan.
"Minimal mbahnya sudah senang, dia nggak nyangka di dengar ceritanya oleh Pak Ganjar," kata pria berusia 40 tahun ini.
Sementara, Danar yang membantu mengantar Mbah Min menuju Semarang juga ikut senang melihatnya.
Baca juga: Kisah Pak Min, Pejuang Kemerdekaan yang Menyambung Hidup dengan Berjualan Mainan
Sebab cerita perjuangan Mbah Min di masa peperangan, benar-benar membuatnya tergugah untuk membahagiakannya.
Ia ingin perjuangan kakek berusia 88 tahun ini bisa menginspirasi anak muda untuk menghargai jasa para pahlawan.
"Saya pengen anak-anak muda menghargai jasa pahlawan, tahu kita itu bisa enak seperti ini karena perjuangan beliau-beliau."
"Masa sampai ada yang jualan mainan, panas-panasan, kan kasian banget," terang Danar.
"Jangan sampai ada lagi pejuang-pejuang seperti Mbah Min sampai tersia-siakan," katanya.
Kenangan Mbah Min melawan Belanda
Meski usianya hampir mencapai 90 tahun, Mbah Min masih lancar menceritakan kisah heroiknya saat berjuang di masa lampau.
Mbah Min mengatakan, ia turut serta berjuang melawan penjajahan Belanda di Solo saat berusia sekitar 15 tahun.
Akibat kematian ayahnya di tangan Belanda, Mbah Min bersemangat berjuang meraih kemerdekaan.
"Tahun 1948-1950 ada agresi militer Belanda kedua di Solo. Saat itu berpusat di Lapangan Terbang Panasan yang sekarang jadi Adi Soemarmo Solo."
Baca juga: Sejarah Penetapan 10 November Jadi Hari Pahlawan, Diambil Soekarno dari Pertempuran Surabaya