Teror Semut Misterius di Pemukiman, Warga Resah karena Akvitas Terganggu, Menggigit saat Tidur
Kawanan smeut misterius melanda permukiman warga di RT 3 RW 3 Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.
Editor: Miftah
TRIBUNJATENG.COM- Kawanan semut misterius melanda permukiman warga di RT 3 RW 3 Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.
Kemunculan semut ini pun membuat warga resah karena sang menganggu aktivitas.
Keberadaan semut itu diduga berawal dari tempat gergaji kayu.
Semut yang jumlahnya tak terkira ini diketahui muncul kali pertama kali dari tempat gergaji kayu.
Kemudian terus berkembang biak hingga menyerang dan meresahkan warga.
"Berawal dari tempat gergaji kayu pada 2017, saya lihat dulu baris-baris nyeberangnya itu ke arah utara terus.
Waktu itu saya tidak kepikiran akan sebanyak ini," ujar warga RT 3 RW 3 Desa Pageraji, Munjiat kepada Tribunbanyumas.com, Senin (16/11/2020).
Menurutnya, lambat laun selama tiga tahun lebih semut-semut itu sudah mewabah satu RT.
Dampak keberadaan semut tersebut sudah sangat mengganggu.
Baca juga: Viral di Medsos, Buaya Raksasa Terlihat Jalan-jalan di Lapangan Golf
Baca juga: Kandang Sapi di Kuningan Terbakar, 3 Ekor Sapi Perah Mati Terpanggang, Kerugian Capai Rp 165 Juta
Baca juga: Remaja Penjaga Kambing Dibunuh, Baru Satu dari Lima Pelaku Ditangkap
Bahkan semut selalu menyerang ketika warga sedang beraktivitas.
"Kalau warga tidur, berjatuhan menggigit.
Mengganggu orang ibadah, gatal-gatal tergigit.
Warga masak, warga tidur pada keganggu semua," imbuhnya.
Warga sebenarnya berupaya melakukan penyemprotan secara mandiri menggunakan sabun dan bahan kimia untuk tanaman hingga cairan anti serangga/nyamuk.
Justru semut-semut tersebut masih terus muncul bertambah banyak.
Menurut Munjiat, ada warga yang menggunakan cairan antinyamuk merek tertentu yang mempan membunuhnya.
Sayang, harganya mahal sehingga bisa menguras dompet karena harus rutin disemprotkan.
Sebagai antisipasi, warga biasa menggunakan bedak bayi meminimalkan semut supaya tidak menyerang.
Ada pula yang memakai produk pertanian yang biasa dipakai menyemprot tanaman.
Karakter semut ini sangat agresif dan menyerang.
Tak hanya mengigit juga menyebabkan mata pedih.
Semut biasa keluar saat musim penghujan.
Lebih aktif pada malam hari, jumlahnya bisa mencapai 20 kali lipat dibanding saat siang hari.
Diperkirakan semut ini muncul sejak 2017, berawal dari tempat gergaji kayu.
Diduga kayu yang dibawa berasal dari luar desa bahkan luar Banyumas yang membawa semut-semut tersebut.
Pemilik gergajian mengaku tak mengetahui jenis kayu yang menjadi sarang semut-semut tersebut.
Sebab, tahun tersebut tempatnya dikontrak oleh pengusaha lain.
Adakah kemungkinan kayu dari luar Jawa?
"Kalau bertanya ke pemilik gergajian, jawabannya tidak tahu karena waktu itu dikontrak orang lain.
Jadi dia yang punya tidak tahu sedangkan orang yang mengontrak sudah tidak tinggal di sini lagi setelah kontrak habis," tambahnya.
Ketua RW 3 Slamet Sunardi mengatakan serangan semut sudah merambah sebagian wilayah RT 3.
"Setidaknya ada 30 rumah tempat semut -semut tersebut muncul.
Bahkan semut yang ada di wilayah ini sudah merambat hingga desa Langgongsari yang berbatasan dengan RW 3," jelasnya.
Semut-semut tersebut bergerak mengarah ke utara.
Jika bagian utara disemprot tapi selatan tidak, akan muncul lagi karena sumbernya dari selatan lingkungan.
Pemerintah desa telah meminta bantuan Dinas Pertanian Kabupaten Banyumas untuk mengecek jenis semut.
Bantuan juga datang dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas yang tengah melakukan riset untuk mengetahui jenis semut dan penanggulangannya. (Tribunbanyumas/jti)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Teror Semut Misterius Hantui Permukiman Warga Pageraji Banyumas