Kemenparekraf Harap Wisata Berbasis Konservasi di Kaltim Dipertahankan untuk Jangka Panjang
Kemenparekraf berharap wisata berbasis konservasi alam (ecowisata) di Kalimantan Timur menjadi satu yang dipertahankan dalam waktu yang panjang.
Penulis: Reza Deni
Editor: Theresia Felisiani
![Kemenparekraf Harap Wisata Berbasis Konservasi di Kaltim Dipertahankan untuk Jangka Panjang](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/alexander-reyaan.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, KALIMANTAN TIMUR - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berharap wisata berbasis konservasi alam (ecowisata) di Kalimantan Timur menjadi satu yang dipertahankan dalam waktu yang panjang
"Kalau bicara Kabupaten Kutai Timur-Berau punya prioritas pembangunan, dan masih punya prioritas di luar pariwisata, di tambang misalnya. Untuk jangka panjang, sumber daya alam sebagai pendapatan asli daerah pasti selesai dan tak ada pilihan selain pariwisata untuk ke depannya," kata Direktur Direktur Bidang Wisata Alam, Budaya, dan Buatan Kemenparekraf, Alexander Reyaan, dalam sambutan Focus Group Discussion Sangkulirang Road to Adventure di Sangatta, Kalimantan Timur, Kamis (19/11/2020)
Menurut Alex, pengelola objek wisata di Kalimantan Timur, khususnya di Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Berau, bisa menata ulang wisata yang potensial.
Pasalnya, saat Pandemi Covid-19 yang masih berjalan hingga kini, Alex memahami sektor wisata menjadi satu di antara sektor yang terdampak.
"Ketika belum ada wisatawan karena pandemi, ini saatnya kita menata ulang wisata kita," ucapnya.
Baca juga: Taman Festival Bali, Dulu Tempat Wisata yang Mewah, Kini Terbengkalai dan Menyeramkan
Baca juga: Hadapi Liburan Akhir Tahun, Ketua Komisi X DPR Minta Wishnutama Maksimalkan Desa Wisata
Baca juga: Terjerat Pinjaman Online, PTT Puskesmas Labanan Kaltim Curi Uang Rp 7 Juta di Tempat Kerjanya
Di Kalimantan Timur, Alex mengatakan wisata yang diandalkan yakni wisata alam dan petualangan, salah satunya yakni Karst Sangkulirang-Mangkalihat.
Karst ini diketahui membentang di dua kabupaten, yakni Kabupaten Kutai Timur dan Berau, dengan luas sebesar 1.867.676 Ha dan sejumlah blok karst, yakni Blok Suaran, Merabu-Kulat, Batu Onyen, Gergaji, Sekerat, Tutunambo-Nyere, Tabalar-Domaring, dan Mangkalihat.
Alex mengatakan pemerintah telah menyiapkan regulasi-regulasi, terlebih soal wisata di tengah pandemi dan adaptasi kebiasaan baru.
"Kalau dilihat dari regulasi, kita sudah punya banyak. Tapi ada permasalahan dalam eksekusi. Dan eksekusi yang paling efektif adalah dari komunitas," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.