VIDEO Detik-detik Tebing Lava Tahun 1954 di Gunung Merapi Berjatuhan, BPPTKG Beri Penjelasan
Balai Pengamatan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) jelaskan penyebab tebing lava di Gunung Merapi berjatuhan
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Garudea Prabawati
Saat ini masyarakat dapat memantau lokasi rawan bencana (KRB) Gunung Merapi secara real time.
Langkah tersebut dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi berbasis internet melalui aplikasi Google Maps.
Dilansir website resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), lewat platform tersebut diharapkan masyarakat akan mampu terhindar dari bahaya.
Utamanya lokasi-lokasi yang berada di berbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta
Melalui aplikasi Cekposisi, pengguna dapat melihat wilayah-wilayah yang berada pada KRB I, KRB II dan KRB III.
Baca juga: Aktivitas Merapi Meningkat, Lebih dari 1.000 Warga Kelompok Rentan Dievakuasi di 4 Kabupaten
Pada peta akan terlihat warna yang berbeda pada setiap KRB, misalnya merah tua untuk menjelaskan KRB III, merah muda KRB II dan kuning KRB I.
KRB III (merah) merupakan kawasan yang sering terlanda awan panas, aliran lava, lontaran bom vulkanik, gas beracun maupun guguran batu (pijar).
Pada kawasan ini, siapapun tidak direkomendasikan untuk membuat hunian tetap dan memanfaatkan wilayah untuk kepentingan komersial.
Otoritas setempat memiliki kewenangan untuk menindaklanjuti rekomendasi dari pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
KRB II (merah muda) merupakan kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, mungkin aliran lava, lontaran batu, guguran, hujan abu lebat, umumnya menempati lereng dan kaki gunung api, serta aliran lahar.
KRB I (kuning) merupakan kawasan yang berpotensi terlanda lahar atau banjir lahar, serta kemungkinan dapat terkena perluasan awan panas.
Baca juga: Link Live Streaming Kondisi Gunung Merapi Terkini, Berikut Cara Mengetahui Aktivitas Merapi
Apabila terjadi letusan membesar, kawasan ini berpotensi tertimpa material jatuhan berupa hujan abu lebat dan lontaran batu (pijar).
Kawasan terbagi menjadi kawasan rawan aliran lahar atau banjir dan rawan jatuhan berupa hujan abu tanpa memperhatikan arah angin dan kemungkinan terkena lontaran batu (pijar).