Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Pilu Mempelai Pria di Gowa, Pakai Baju Pengantin Peluk Jenazah Ibu yang Meninggal Jelang Akad

seorang pria bernama Shiming (25) di Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan kehilangan ibunya beberapa saat jelang akad nikah.

Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Kisah Pilu Mempelai Pria di Gowa, Pakai Baju Pengantin Peluk Jenazah Ibu yang Meninggal Jelang Akad
Istimewa/Facebook: Fitri Yunengsih Basir
seorang pria bernama Shiming (25) di Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan kehilangan ibunya beberapa saat jelang akad nikah. 

TRIBUNNEWS.COM - Kisah pilu dialami seorang pria bernama Shiming (25) di Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Ia harus kehilangan ibunya beberapa saat jelang akad nikah.

Bahkan, dengan mengenakan pakaian pengantin, Shiming memeluk ibunya yang sudah tak bernyawa, Sabtu (21/11/2020).

Dia bersiap melakukan acara adat sebelum akad nikah, yaitu malam pacar atau mappacing.

Namun kabar duka datang. Sang ibunda, Hawi Daeng Nginga, meninggal di rumah sakit jelang mappaccing.

Sebelumnya, Hawi jatuh pingsan dan dilarikan ke rumah sakit. Setelah beberapa jam mendapat perawatan, dia dinyatakan meninggal.

Kisah pilu itu dibagikan di sosial media (sosmed) oleh akun Facebook: Fitri Yunengsih Basir, sepupu Shiming.

Baca juga: Ibu Meninggal 1 jam Usai Melahirkan, Bayi Ini Diasuh Bibi di Tenda Pengungsian, Rumah Kebakaran

Berita Rekomendasi

Dalam foto yang dibagikan oleh Fitri, tampak Shiming mengenakan baju pengantin menangis memeluk jenazah ibunya.

Dihubungi tribun-timur.com, Senin (23/11/2020), Fitri bercerita, Shiming bersiap menjalani mapaccing di rumah saudaranya di Parangloe, Kabupaten Gowa, pada Sabtu (21/11/20) malam.

Keluarganya yang menjaga Hawi Daeng Ngiga di rumah sakit kemudian memberi kabar jika sang ibunda meninggal.

"Jadi pakai baju pengantin dia (Shiming) pergi lihat mamanya di rumah sakit," kata Fitri.

Menurut Fitri, Hawi Daeng Nginga sebelumnya dalam kondisi sehat.

Namun, beberapa jam sebelum mappacing tiba-tiba drop dan jatuh pingsan sehingga dilarikan ke Rumah Sakit.

"(Sabtu) subuh dibawa ke rumah sakit. Ternyata koma karena tekanan tinggi, 12 jam di rumah sakit dia meninggal, malam baru dibawa pulang, pas malam itu kan acara mappaccing anaknya (Shiming)," ujarnya.

Hawi Dg Nginga selama ini menjadi tulang punggung keluarga setelah suaminya meninggal beberapa tahun lalu.

Baca juga: Jenazah Dibonceng Motor karena Tak Ada Ambulans, Keluarga Sempat Tak Percaya Almarhum Meninggal

Baca juga: Menikah Bulan Depan, Calon Pengantin di Palembang Tewas Tenggelam saat Diminta Beri Makan Kambing

"Ibunya orangnya baik. Sebelumnya sehat-sehat. Bapaknya sudah lama meninggal dan dia (Shiming) menikah di rumah saudaranya," katanya.

Rencananya, Shaming dan keluarga besarnya akan berangkat ke rumah mempelai wanita di Pinrang pada Minggu pagi untuk akad nikah.

Namun, karena harus mengikuti prosesi pemakaman sang ibunda yang selesai pukul 11.00 Wita, sehingga rombongan pengantin baru berangkat ke Pinrang pada Minggu siang, pukul 12.00 Wita. Tentu dengan suasana duka.

Fitri melanjutkan, pesta pernikahan di rumah mempelai perempuan dilaksanakan usai akad nikah pada Minggu (22/11/20).

Sedangkan pesta pernikahan di rumah mempelai pria rencananya tanggal 28 November.

"Tapi ditunda karena bertepatan dengan hari ketujuh (meninggalnya) ibunya," tambahnya.

(TribunGowa.com, Sayyid Zulfadli Saleh Wahab)

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Sedih, Pria Yatim di Gowa Menikah Beberapa Jam Setelah Ibunya Dimakamkan

Sumber: Tribun Timur
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas