Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Polisi Diseret Angkot hingga Menggantung di Bumper, Sopir: Tak Ada Niat Menabrak

Diketahui, peristiwa itu terjadi di Jalan Sutomo, Kelurahan Proklamasi, Kecamatan Siantar Barat, Kota Pematangsiantar pada 14 September 2020.

Editor: Ifa Nabila
zoom-in Kasus Polisi Diseret Angkot hingga Menggantung di Bumper, Sopir: Tak Ada Niat Menabrak
KOMPAS.COM/Teguh Pribadi
Foto: Tangkapan layar seorang Polantas menggantung diatas Angkutan umum di Jalan Sutomo Pematangsiantar, Senin (15/9/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Penanganan kasus polisi diseret angkot di Pematangsiantar masih berlanjut.

Diketahui, peristiwa itu terjadi di Jalan Sutomo, Kelurahan Proklamasi, Kecamatan Siantar Barat, Kota Pematangsiantar pada 14 September 2020.

Kasus ini sudah bergulir hingga ke meja hijau.

Sopir bernama Pantun Aritonang menjadi terdakwa di Pengadilan Negeri Pematangsiantar pada persidangan yang digelar digelar Selasa (1/12/2020) sore.

Baca juga: Kades Sakit Takut Di-covid-kan hingga Telat Masuk Rumah Sakit, Akhirnya Meninggal saat Diisolasi

Persidangan yang berlangsun di Ruang Cakra PN Siantar, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Lynce Jernih Margaretha menghadirkan empat orang saksi, yaitu pemilik angkot Juliana Silalahi, juru parkir bermarga Sitorus, dan polantas yang melerai Bripka Saut Haloho.

Saksi lainnya adalah polantas yang menggantung di bemper angkot, Bripka Panal Simarmata.

Di hadapan Majelis Hakim yang dipimpin Irma Nasution, terdakwa Pantun Aritonang menyampaikan tak ada maksud untuk mengancam nyawa Bripka Panal Simarmata.

Berita Rekomendasi

Ia berujar hanya berniat memotong petugas yang berjaga saat itu.

"Pak Panal nggak bertugas saat itu. Nggak ada niat saya menabrak. Saya cuma mau melewati aja (memotong)," ujar Pantun Aritonang.

Bripka Panal Simarmata sendiri mengaku terdakwa sempat menyampaikan kalimat kasar dan menantangnya.

Ia pun sempat merasa trauma akibat peristiwa viral yang terjadi di Jalan Sutomo, Senin (14/9/2020) sekira pukul 11.00 WIB yang lalu.

"Mau kau angkat saya. Saya tidak takut sama polisi. Saya sudah keluar dari penjara' itu keras dikatakannya. Dia bilang waktu angkot berhenti. Dia sudah mengancam nyawa, karena dia makin mengencangkan mobilnya," ujar Panal.

Baca juga: 16 Tahun Besarkan Anak Tunggalnya, Ayah Tak Sempat Melihat Wajah Putranya yang Terakhir Kali

"Ya, mau menabrak, jadi itu saya pikir mengancam saya. Pas saya turun, saya minta kuncinya. Dan nggak lama ada kawan polisi lain yang datang untuk mendinginkan. Kemudian diberikan tilang," lanjut Panal.

Panal sendiri mengaku sudah memberikan maaf kepada terdakwa sopir angkot.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas