Warga Belum Berani Kembali ke Rumah Pascapembunuhan Satu Keluarga di Sigi
Hingga kini warga memilih mengungsi ke desa terdekat maupun ke sanak keluarganya di desa lain.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Hingga kini belum ada warga kembali ke rumah mereka setelah pembunuhan satu keluarga terjadi di wilayah Trans Lewunu, Dusun 5, RT 13, Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Mereka memilih mengungsi ke desa terdekat maupun ke sanak keluarganya di desa lain.
Menurut keterangan Sekretaris Desa Lembantongoa Rifai, warga masih ketakutan dengan kejadian Jumat (27/11/2020) kemarin.
Baca juga: Pimpinan DPR Dukung Pengiriman Pasukan Khusus TNI ke Sigi
"Belum berani mereka kembali ke dusunnya," kata Rifai, dihubungi KOMPAS.com, Sabtu (28/11/2020).
Menurutnya, lokasi kejadian memang termasuk kawasan hutan dan sunyi dan agak terpisah dengan dusun lainnya.
Baca juga: Soal Teror di Sigi, PKS: Hilangkan Satu Nyawa Tanpa Sebab, Sama dengan Membunuh Semua Manusia
Warga yang tinggal di dusun itu masih berkerabat, ada yang melalui ikatan pernikahan.
"Mereka sudah lama menetap di situ. Mereka merupakan penduduk asli lembah. Mereka pindah karena ada program transmigrasi, jadi mereka dipindahkan," ujar Rifai.
Evaluasi operasi Tinombala
Pemerintah diminta mengevaluasi Satgas Tinombala pasca-peristiwa pembunuhan satu keluarga dan pembakaran rumah di Sigi, Sulawesi Tengah.
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Fatia Maulidiyanti menilai, evaluasi perlu dilakukan untuk mengakomodasi catatan evaluatif dalam penanganan terorisme, serta mencegah terjadinya pelanggaran HAM.
“Menko Polhukam, serta Komisi I dan III DPR, memanggil unsur sektor keamanan yakni Kapolri dan TNI untuk melakukan audit dan evaluasi terbuka dari rangkaian pelaksanaan Operasi Tinombala,” ungkap Fatia dalam keterangan tertulis, Selasa (1/12/2020).
Peristiwa teror di Sigi diduga dilakukan oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora yang merupakan target buruan Satgas Tinombala.
Berdasarkan catatan Kontras, Satgas Tinombala telah beroperasi selama lima tahun. Masa tugas Satgas Tinombala telah diperpanjang sebanyak tiga kali pada 2020.
Baca juga: Dibantu Pasukan Khusus, Satgas Tinombala Kejar Kelompok Teroris Pimpinan Ali Kalora
Selain Satgas Tinombala, Kontras menilai, peristiwa tersebut juga menjadi momen bagi pemerintah untuk mengevaluasi sistem deteksi dini terhadap aksi teror.
“Kita harus mengevaluasi apakah selama ini pemerintah telah menerapkan atau membuat sebuah pencegahan dan penanggulangan yang efektif, terkoordinasi yang berkontributif pada upaya kontra-terorisme,” tuturnya.
Hingga saat ini, Satgas Tinombala beserta personel gabungan lainnya masih memburu kelompok MIT. Kontras pun meminta aparat kepolisian segera mengungkap pelakunya.
“Kepolisian RI dapat segera mengungkap pelaku dan motif pembunuhan dan pembakaran di Sigi dengan memerhatikan prinsip dan parameter hak asasi manusia,” ucap Fatia.
Diberitakan, pembunuhan terhadap empat orang warga terjadi di Dusun lima Lewonu, Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada Jumat (27/11/2020) sekitar pukul 10.30 Wita.
Menurut polisi, ditemukan empat jenazah yang tewas mengenaskan di tempat kejadian. Selain itu, ada tujuh rumah yang dibakar.
Atas kasus tersebut, Kapolri Jenderal (Pol) Idham Azis memerintahkan personelnya menindak tegas kelompok teroris MIT.
Ia pun meminta anggotanya tak segan menembak mati kelompok pimpinan Ali Kalora itu apabila melawan.
“Saya sudah bilang ke anggota, tindak tegas mereka. Jika ketemu lalu mereka melawan, tembak mati saja,” kata Idham melalui keterangan tertulis, Senin (30/11/2020).
Menurut Idham, negara tidak boleh kalah dengan kelompok yang sudah melakukan aksi teror kepada masyarakat, apa pun alasannya. Saat ini, kelompok tersebut masih diburu oleh personel TNI-Polri.
Polri mengerahkan Satgas Tinombala. Sementara, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga disebut telah menerjunkan pasukan untuk memburu kelompok Ali Kalora.
“Kita akan cari sejumlah tempat yang selama ini jadi persembunyian kelompok Ali Kalora,” ucap Idham.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pasca-teror di Sigi, Warga Desa Belum Berani Kembali ke Rumah dan Pasca-teror di Sigi, Pemerintah Diminta Evaluasi Satgas Tinombala
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.