17 Titik Tanggul Sepanjang Daerah Aliran Sungai Brantas di Jatim Rawan Longsor
Tingginya debit karena curah hujan yang tinggi berpotensi mengakibatkan 17 titik tanggul rawan longsor di sepanjang Daerah Aliran Sungai Brantas.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BATU - Tingginya debit karena curah hujan yang tinggi di pengujung tahun 2020 berpotensi mengakibatkan 17 titik tanggul rawan longsor di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas.
Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta I mencatat tingginya debit karena curah hujan yang tinggi diprediksi masih akan berlanjut di 2021.
Dirut PJT I, Raymond Valiant Ruritan menerangkan, 17 titik tersebut ada di Kabupaten Kediri hingga Gresik.
Rinciannya, ada tiga di Kabupaten Kediri, dua di Kabupaten Nganjuk, lima di Kabupaten Jombang, tiga di Kabupaten Sidoarjo, dua di Kabupaten Mojokerto, dan dua di Kabupaten Gresik.
"Untuk potensi banjir kami mencatat ada 17 titik di DAS Brantas," ujarnya.
Baca juga: 50 KK di Magetan Terancam Terkubur Hidup-hidup Akibat Tebing 100 Meter Longsor ke Pemukiman
Ia menjelaskan, kerawanan banjir dengan kondisi tanggul yang kritis menjadi sangat besar.
Untuk itu, di tengah pandemi Covid-19, ia meminta pemerintah tetap mewaspadai potensi banjir yang belum bisa diprediksi.
Raymond menjelaskan, curah hujan saat ini terus mengalami peningkatan.
Di tahun 2019, tingkat curah hujan mencapai 1.250 milli meter per tahun.
Di tahun 2020 sekitar 1.450-1550 mm per tahun.
Sementara, pada 2021 diperkirakan lebih dari 1550 mm per tahun.
"Kondisi akan lebih basah karena curah hujan lebh tinggi. Di tahun 2021 curah hujan di DAS Brantas diperkirakan lebih dari 1500 mm per tahun. Ditambah lagi, kondisi pengelolaan lingkungan yang cenderung mengakibatkan berkurangnya resapan. Sehingga potensi banjir lebih tinggi.Termasuk tanah longsor," ungkapnya.
Mengenai daya tampung sungai dan bendungan yang dikelola PJT I, Raymond memastikan kapasitasnya masih mencukupi.
Di sisi lain Raymond menyadari kalau pihaknya tidak bisa mengendalikan banjir di luar.