Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aksi 5 Siswi SMP Injak Rapor di TikTok: Ngaku hanya Iseng dan Berujung Penyesalan, Batal Dikeluarkan

Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan aksi lima siswi nekat menginjak-injak rapor mereka dan mengunggahnya di TikTok.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Aksi 5 Siswi SMP Injak Rapor di TikTok: Ngaku hanya Iseng dan Berujung Penyesalan, Batal Dikeluarkan
Istimewa/Kompas.com
Salah satu adegan dalam video tiktok yang dipermasalahkan sekolah SMPN 1 Suela, Lombok Timur, beredar di media sosial. Sekolah mengeluarkan 5 siswa yang muncul dalam video tik tok tersebut. 

TRIBUNNEWS.COM - Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan aksi lima siswi nekat menginjak-injak rapor mereka dan mengunggahnya di TikTok.

Mereka merupakan siswi yang duduk di bangku kelas 1 SMP di Suela, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kelima siswi tersebut mengaku aksi itu dilakukan atas inisiatif sendiri dan hanya iseng.

Selain itu, mereka juga telah meminta maaf dan mengaku menyesal atas perbuatan tersebut.

Kabar terbaru, lima siswi yang menginjak-injak rapor tersebut batal dikeluarkan dari sekolah.

Keputusan itu diambil setelah pihak sekolah diminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Timur untuk membina mereka.

Baca juga: 5 Siswi Buat Video TikTok Injak Rapor, Dinilai Keterlaluan, Kini Tak jadi Dikeluarkan dari Sekolah

Baca juga: Sederet Fakta 5 Siswa Injak Rapor di TikTok: Mengaku Hanya Iseng, Batal Dikeluarkan dari Sekolah

Kesal nilai turun selama belajar daring

Berita Rekomendasi

Melansir Kompas.com, peristiwa pembagian rapor di SMP tersebut berlangsung pada Jumat (19/12/2020).

Setelah pembagian rapor itu, sejumlah siswa merasa kesal lantaran melihat nilai mereka.

Seorang siswa yang ikut menginjak rapor mengaku, nila mereka tak memuaskan karena pembelajaran secara daring.

Padahal, mereka sebelumnya juara kelas.

"Waktu itu kami kecewa dengan nilai yang tidak memuaskan, kami menyesal, kami salah," ujar salah seorang siswa.


Tak hargai guru

Guru Bahasa Inggris SMPN 1 Suela Ahmad Riadi Ahyar memberikan tanggapannya terkait aksi lima siswi yang menginjak rapor.

Menurutnya, tindakan tersebut sangat keterlaluan dan tidak menghargai mereka yang sudah susah payah mengisi rapor.

"Mereka itu sungguh keterlaluan, tidak hormat pada guru-gurunya, tidak menghargai bagaimana kami mengisi rapor dengan susah payah sampai tengah malam demi mereka, agar tidak ada kesalahan."

"Mereka malah injak-injak rapornya di video TikTok," kata Ahyar saat ditemui Kompas.com di sekolahnya.

Salah satu adegan dalam video tiktok yang dipermasalahkan sekolah SMPN 1 Suela, Lombok Timur, beredar di media sosial. Sekolah mengeluarkan 5 siswa yang muncul dalam video tik tok tersebut.
Salah satu adegan dalam video tiktok yang dipermasalahkan sekolah SMPN 1 Suela, Lombok Timur, beredar di media sosial. Sekolah mengeluarkan 5 siswa yang muncul dalam video tik tok tersebut. (Istimewa/Kompas.com)

Ahyar mengungkapkan, para guru tak berani salah menulis nilai rapor karena tidak boleh ada tipe-x (coretan penghapus).

Ia mengaku sangat emosi saat melihat video TikTok lima siswinya menginjak-injak rapor.

"Lihat ini, masak mereka tega mengunggah video seperti ini, kami snagat kecewa."

"Apalagi kami tahu video itu viral pasca-pembagian rapor jam 12.30 Waktu Indonesia Tengah, dan dibuat oleh siswi-siswi kami," ujar Ahyar sambil menunjukkan 4 video berdurasi 12 hingga 14 detik di ponselnya.

Mengaku hanya iseng

Setelah video itu viral, Ahyar langsung menanyakan kepada para siswi tersebut terkait motif mereka membuat video tersebut dan siapa yang menyuruh perilaku itu.

Kata Ahyar, tidak ada yang menyuruh mereka melakukan tindakan tersebut, semua atas inisiatif mereka sendiri dan hanya iseng.

"Mereka mengatakan tidak ada yang menyuruh, semua inisiatif sendiri dan hanya iseng tidak ada tujuan lain," jelas Ahyar.

Masih dikatakan Ahyar, apa yang dilakukan para siswi tersebut sudah melewati batas skor pelanggaran.

Skor pelanggaran mereka adalah 95 poin dan telah melebihi skor tertinggi 75 poin.

"Kita simpulkan bahwa kelimanya akan kita kembalikan pada orangtua dan diminta mencari sekolah lain, tidak boleh lagi bersekolah di sini."

"Bukan dipecat, tetapi kita keluarkan, karena identitas sekolah ini sudah diinjak-injak," ungkapnya.

Baca juga: Penyesalan Siswi SMP Bikin Video TikTok Injak Rapor, Tak Jadi Dikeluarkan dari Sekolah

Mengaku menyesal dan minta maaf

Setelah video mereka menginjak-injak rapor viral, kelima siswi tersebut mengaku menyesal.

BB, satu dari lima siswi yang menginjak rapor mengaku menyesali perbuatan yang telah dilakukannya.

"Iya saya menyesal dan malu, saya salah. Mau minta maaf sama Pak Guru, Ibu Guru," ungkap BB sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.

Hal senada juga dikatakan MR, teman BB yang juga mengaku menyesal atas perbuatannya itu.

Bahkan, ia juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.

MR mengatakan, saat membuat TikTok ada temannya yang videokannya.

Saat itu, ia sempat meminta kepada temannya untuk tidak di-upload di media sosial, tapi mereka meng-upload-nya.

"Setelah viral saya sadar salah dan ingat Bapak Ibu Guru," kata MR menunduk dengan mata berkaca.

Baca juga: Fakta Video TikTok 5 Siswi Injak Rapor: Dikeluarkan karena Dianggap Tak Hargai Guru, Ini Motifnya

Baca juga: Kelakuan 5 Siswi SMP Injak Rapor di TikTok hingga Dikeluarkan, Guru: Susah Payah sampai Tengah Malam

Batal dikeluarkan dari sekolah

Masih dari Kompas.com, SMPN 1 Suela, Lombok Timur, batal mengeluarkan lima siswa yang membuat video TikTok menginjak rapor sekolah.

Kepala Sekolah SMPN 1 Suela, Kasri mengatakan, pihaknya sempat dipanggil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Timur.

"Kami sempat dipanggil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, bupati melalui Kabid Urusan Pendidikan SMP meminta kami menerima kembali lima siswa untuk dibina di sekolah ini, jadi begitu," jelas Kasri.

Hasil pertemuan kepala sekolah dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan itu ditindaklanjuti dengan rapat guru di sekolah.

Kasri memberi tahu para guru pemecatan lima siswa itu dibatalkan, sesuai keinginan Bupati Lombok Timur.

Menurut Kasri, seluruh guru sepakat menerima keputusan tersebut.

Meski, sekolah awalnya telah mengambil sikap tegas mengeluarkan lima siswa itu.

"Kami menerima mereka kembali, membina mereka agar menjadi anak yang lebih baik," ungkapnya.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Kompas.com: Kontributor Kompas TV Mataram/Fitri Rachmawati)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas