Aksi Heroik Kapolres Sumedang saat Longsor, Pecahkan Kaca Masjid dan Selamatkan 4 Nyawa dari Bencana
Kapolres Sumedang, AKBP Eko Prasetyo Robbyanto menceritakan ulang aksi heroiknya saat detik-detik dirinya menyelamatkan 4 nyawa dari terjangan longsor
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Kapolres Sumedang, AKBP Eko Prasetyo Robbyanto menceritakan ulang aksi heroiknya saat detik-detik dirinya menyelamatkan 4 nyawa dari terjangan tanah longsor.
Sebelumnya telah terjadi tanah longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (9/1/2021) sekitar pukul 19.30 WIB.
Saat itu Eko tengah bersama empat jurnalis televisi di lokasi kejadian.
Mereka berhasil selamat setelah masuk ke dalam Masjid An-Nur.
Masjid ini pun tetap kokoh berdiri di tengah reruntuhan puing bangunan dan material longsor lainnya.
Video detik-detik terjadinya longsor susulan yang menggambarkan personel gabungan termasuk Kapolres bersama tim Humas Polres Sumedang, keluarga korban longsor, dan para jurnalis pun viral di media sosial.
Video tersebut direkam oleh salah seorang anggota Humas Polres Sumedang.
"(Di video) kalau lihat lengan dan jas hujan warna kuning cerah itu saya dan itu suara saya. Posisi papan tulis itu ada di dekat jendela yang saya pecahkan, yang banyak timbunan material," ujar Eko kepada Kompas.com berbagi kisah yang dialaminya di Posko Utama di SMAN Cimanggung, Minggu (10/1/2021).
Baca juga: Longsor Sumedang, Ketua DPD RI LaNyalla Minta Pemerintah Gali Akar Masalah Bencana
Tiba-tiba ada suara gemuruh
Eko mengatakan, awal kejadian ia bersama tim dari Polres Sumedang tiba di lokasi kejadian pada Sabtu petang pukul 18.45 WIB.
"Saya tiba (di lokasi longsor) sekitar 18.45, lalu saya cek lokasi longsor pertama. Hasil pemantauan saat itu, 18 unit rumah tersapu longsor dan dua unit rumah saat itu tengah ada penghuninya dengan masing-masing rumah ada empat jiwa," tutur Eko.
Kemudian, kata Eko, timnya bersama para jurnalis kembali ke posko di Masjid An-Nur, yang berlokasi di ujung lereng paling bawah, berjarak 150 meter dari lokasi longsor pertama, untuk mematangkan rencana evakuasi dan mendata identitas penghuni.
"Tiba-tiba, ada suara gemuruh yang keras diikuti lantai yang bergetar. Semua berlarian ke segala arah, saya termasuk yang paling terlambat lari karena ke dalam masjid pintu sudah berebutan untuk masuk, menyusuri setapak masjid dan sudah penuh orang, mereka jatuh, dan saling bertindihan," ujar Eko.
Pecahkan kaca jendela, lalu lompat ke dalam masjid