Aksi Heroik Kapolres Sumedang saat Longsor, Pecahkan Kaca Masjid dan Selamatkan 4 Nyawa dari Bencana
Kapolres Sumedang, AKBP Eko Prasetyo Robbyanto menceritakan ulang aksi heroiknya saat detik-detik dirinya menyelamatkan 4 nyawa dari terjangan longsor
Editor: Endra Kurniawan
Melihat hal itu, kata Eko, ia akhirnya berinisiatif memecahkan kaca jendela masjid, dengan tujuan membuat jalan baru.
"Setelah kaca jendela dipecahkan, saya loncat ke dalam masjid diikuti beberapa wartawan," tutur Eko.
Ketegangan yang dirasakan, kata Eko, tak hanya sampai di situ. Sebab, dalam waktu bersamaan, tiba-tiba material tanah dalam jumlah besar menimbun lokasi.
"Tempat yang tadi kami gunakan sebagai tempat untuk mematangkan rencana evakuasi itu tertimbun material tanah, listrik yang tadinya menyala kemudian padam. Situasi jadi gelap ditambah debu yang membuat pandangan menjadi tidak jelas," sebut Eko.
Baca juga: Petugas Gabungan Kerahkan Alat Berat Cari Korban Longsor di Sumedang
Longsor sekitar 20 detik, saat keluar semua jadi puing
Kemudian, kata Eko, ia kembali memecahkan kaca jendela masjid yang lainnya untuk memberi jalan bagi orang yang ingin keluar, takut masjid roboh.
"Pasca-longsor susulan singkat yang hanya 10 detik sampai 20 detik ini, kami semua keluar dari masjid dan melihat kondisi sekitar yang berubah menjadi puing dengan dipenuhi tumpukan material tanah," ujar Eko.
Sementara itu, saat kejadian, kata Eko, personel gabungan lainnya, terdiri dari Danramil Cimanggung, personel BPBD Kabupaten Sumedang, dan Kasitrantibum Satpol PP Kecamatan Cimanggung berlari menuju arah lain.
"Mereka yang tadinya berdiri di sebelah saya meninggal tergulung tanah, karena memilih lari menyusuri setapak masjid yang tiba-tiba dijatuhi material longsor dalam jumlah besar dan terjepit di antara motor-motor dan dua mobil yang saat itu terparkir dan mempersempit jalan setapak masjid tersebut. Semua tidak sempat teriak atau mengaduh, situasi hanya berubah jadi gelap dan hening tanpa teriakan apa pun," kata Eko.
Sempat dengar suara azan
Pasca-kejadian, kata Eko, ia sempat mendengar suara azan.
"Saya sempat dengar ada yang azan sesaat keluar dari masjid, tidak tahu marbot atau wartawan," tutur Eko.
Eko menyebutkan, arah longsoran kedua ini berbeda dari longsoran pertama.
Jika digambarkan, kata Eko, arah longsoran pertama dengan longsor susulan ini membentuk dua titik yang berbentuk huruf L.