Tanah Bergerak Terjadi di Aceh Besar, Penduduk Disarankan Segera Mengungsi
Tanah bergerak terjadi di Aceh Besar. Penduduk di sekitar tanah tersebut disarankan untuk segera mengungsi.
Editor: Miftah
Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh
TRIBUNNEWS.COM- Tanah bergerak terjadi di Aceh Besar.
Penduduk di sekitar tanah tersebut disarankan untuk segera mengungsi.
Ketua Program Studi Magister Ilmu Kebencanaan Universitas Syiah Kuala (MIK USK), Dr Nazli Ismail, Rabu (13/1/2021) pagi turun ke Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, lokasi tempat terjadinya fenomena tanah bergerak sejak Selasa (12/1/2021).
Dari hasil observasi langsung, doktor jebolan Swedia ini menyimpulkan bahwa terjadinya tanah bergerak dan rekahan memanjang tersebut disebabkan oleh tanahnya sudah jenuh terhadap air.
Kejadian ini, kata Nazli, erat kaitannya dengan tingginya curah hujan dalam sepekan terakhir di wilayah Aceh Besar dan Banda Aceh, sehingga menyebabkan tanah labil.
Kebetulan, lokasi tanah bergerak itu hanya sekitar 30 meter dari Sungai (Krueng) Aceh. Rekahannya pun memanjang mengikuti alur sungai. Tebing tanah pun miringnya ke arah sungai.
Semua ini, kata Nazli yang juga unsur Dewan Pakar Forum Pengurangan Risiko Bencana (F-PRB) Aceh, berkontribusi terhadap terjadinya fenomena tanah bergerak dan merekah dengan kedalaman sekitar 10-40 cm.
Baca juga: 4 Penambang Emas Tewas Tertimbun Longsor di Solok Sumbar, 5 Lainnya Selamat
Baca juga: Tim Gabungan Identifikasi Potensi Longsor Susulan di Sumedang
"Saat saya amati hari ini, kedalamannya bahkan mulai bertambah, dari 40 menjadi 70 cm. Ini menandakan tanahnya terus bergerak ke arah sungai," kata Nazli Ismail menjawab Serambinews.com via telepon, Rabu siang.
Karena pertimbangan bahwa tanah tersebut masih terus bergerak dan rekahannya kian melebar, Nazli menyarankan agar penduduk yang bermukim di kawasan itu segera mengungsi demi menghindari hal-hal yang tak diinginkan.
Menurut Nazli, untuk saat ini setidaknya tiga rumah yang kondisinya sudah sangat riskan karena berada di jalur tanah yang amblas tersebut.
Belasan rumah lainnya terletak agak jauh, tapi tetap berada di zona yang berisiko tinggi.
"Semua mereka saya anjurkan segera mengungsi dan sebaiknya nanti jangan lagi bermukim di situ. Kondisinya riskan," kata Dosen Prodi Fisika FMIPA USK ini.
Berdasarkan amatan Nazli, fenomena tanah bergerak ke arah sungai di desa ini sebetulnya bukan fenomena baru.