Penangkapan Tanker Asing Bukti Bakamla Jaga Kedaulatan Maritim
Saat ini banyak pihak yang mencoba melakukan berbagai pelanggaran hukum dan gangguan di Indonesia termasuk di wilayah laut
Editor: Eko Sutriyanto
"Sementara di depan, KRI juga telah siap mendukung pengawalan tersebut saat mendekati Perairan Tanjung Pinang," kata Wisnu ketika dikonfirmasi pada Selasa (26/1/2021).
Menggunakan KRI dan Heli Panthernya, kata Wisnu, TNI AL siap sedia melakukan asistensi jalannya pengamanan kedua kapal asing tersebut oleh kedua KN Bakamla RI.
"Hal ini merupakan salah satu bentuk kerja sama yang kuat terjalin antara Bakamla RI dengan instansi pengamanan laut terkait, dalam hal ini khususnya dengan TNI AL," kata Wisnu.
Dua kapal super 'raksasa' berjenis motor tanker (MT) bernama MT Horse berbendera Iran dan MT Frea berbendera Panama dikawal ketat tim gabungan patroli TNI AL dan kapal Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI menuju perairan Batam.
Ada dua kapal KRI, KN. Pulau Marore - 322 dan KN Belut Laut - 406 dan satu Helikopter TNI AL mengawal iringan sedang melalui Perairan Natuna dua kapal 'raksasa' itu menuju Batam guna melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Hal ini terlihat dari pemantauan udara yang didokumentasikan dari Helikopter TNI AL yang sedang berpatroli di perairan Natuna, Selasa(26/01/2021) siang.
Dua kapal tanker itu direncanakan akan disandarkan di Pelabuhan Batu Ampar, Batam.
Krolologi Penangkapan
Diberitakan sebelumnya Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI mengamankan dua kapal berjenis motor tanker (MT) yang diduga melakukan transfer bahan bakar minyak (BBM) ilegal di perairan Pontianak pada Minggu (24/1/2021).
Wisnu mengatakan proses pengamanan tersebut dilakukan saat KN Marore-322 yang dikomandani Letkol Bakamla Yuli Eko Prihartanto sedang melaksanakan Operasi Keamanan dan Keselamatan Laut Dalam Negeri "Trisula-I/21.
Saat melaksanakan patroli, kata Wisnu, pukul 05.30 WIB KN Marore-322 mendeteksi kontak radar diam dengan indikasi AIS dimatikan pada baringan 260 jarak 17NM posisi 00° 02' U - 107° 37' T.
Guna memastikan, Eko kemudian memerintahkan untuk bergerak mendekati kontak dengan kecepatan 16 knot.
Pada pukul 06.00 WIB, lanjut dia, KN Marore-322 mendeteksi secara visual terdapat dua kapal berjenis MT yang sedang melaksanakan ship to ship diduga melakukan transfer BBM ilegal dan dengan sengaja menutup nama lambung kapal dengan kain untuk mengelabuhi aparat penegak hukum Indonesia.
Kemudian, kata Wisnu, KN Marore-322 melakukan kontak radio channel 16 untuk menanyakan perihal keberadaannya di perairan Pontianak.