Ini Alasan BPBD Magelang Belum Evakuasi Warga Pascaerupsi Gunung Merapi
Pascaerupsi Gunung Merapi sejumlah warga di Kabupaten Magelang masih berada di wilayahnya masing-masing.BPBD belum berencana melakukan proses evakuasi
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Pascaerupsi Gunung Merapi, sejumlah warga di Kabupaten Magelang masih berada di wilayahnya masing-masing, Rabu (27/01/2021).
Hal ini menyusul Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang belum berencana melakukan proses evakuasi.
"Masih belum (melakukan evakuasi warga)," kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edi Susanto saat dikonfirmasi.
Pekan lalu, sejumlah warga Desa Krinjing yang sudah dua setengah bulan mengungsi di Desa Deyangan pulang ke tempat asalnya.
Hal itu disebabkan oleh rekomendasi dari Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) yang menyatakan bahwa potensi bahaya telah berubah.
Baca juga: Fakta Erupsi Gunung Merapi Hari Ini: Guguran Awan Panas 36 Kali dalam 14 Jam, Hujan Abu Vulkanik
Namun demikian Edi mengatakan, pihaknya akan terus berupaya melakukan koordinasi dengan BPPTKG serta pemerintah desa di sekitar lereng Merapi yang berada Kabupaten Magelang untuk menyiapkan langkah-langkah penanggulangan.
Sementara BPPTKG melaporkan bahwa pada hari ini, Rabu (27/01/2021), sejak pukul 00.00-14.00 WIB, Gunung Merapi telah meluncurkan 36 kali awan panas guguran dengan jarak luncur antara 500-3000 meter (m) ke arah barat daya atau hulu Kali Krasak dan Boyong.
Awan panas tercatat di seismogram dengan amplitudo antara 15-60 mm dan durasi 83-197 detik.
Akibat dari kejadian itu, sejumlah lokasi dikabarkan mengalami hujan abu dengan intensitas tipis hingga tebal, seperti di Kecamatan Tamansari dan Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali.
"Untuk desa-desa dan area di Kabupaten Magelang tidak terdampak," kata Edi.
Hal serupa diungkapkan oleh Kepala Desa Krinjing, Ismail.
Saat dikonfirmasi via pesan singkat, dia menyatakan di wilayah itu tidak terdampak guguran awan panas yang terjadi sore tadi.
"Warga masih beraktivitas seperti biasa. Tapi selalu waspada. Kami juga selalu koordinasi dengan BPBD, relawan juga siaga. Mobil untuk evakuasi warga juga sudah lama kami siapkan menghadap ke jalan keluar. Jadi sewaktu-waktu dampaknya signifikan kami siap meluncur," katanya.
Update Kondisi Terkini Gunung Merapi
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta memberikan update kondisi terkini Gunung Merapi.
Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida mengatakan, aktivitas seismik Gunung Merapi tergolong intens sejak pagi hari.
Sepanjang periode pemantauan pukul 00.00 hingga 14.00 WIB, gunung yang berbatasan dengan provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta tersebut meluncurkan 36 kali guguran awan panas.
Gumpalan awan panas meluncur antara 500 meter hingga 3.000 km ke arah barat daya atau ke hulu Kali Krasak dan Kali Boyong dengan amplitudo antara 15-60 mm.
"Untuk durasinya antara 83 hingga 197 detik," jelasnya, Rabu (27/1/2021).
Baca juga: Erupsi Gunung Merapi: BPBD Perintahkan Warga di Sekitar Kali Boyong untuk Turun dan Mengungsi
Kendati mengalami letusan yang cukup besar, jarak luncur material vulkanik masih berada di dalam radius bahaya yang direkomendasikan BPPTKG.
Yakni 5 km dari puncak Gunung Merapi pada alur Kali Boyong, Bedong, Bebeng, Krasak, dan Putih.
Hanik menjelaskan, potensi bahaya Gunung Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan dan barat daya.
"Kendati demikian, erupsi eksplosif masih berpeluang terjadi dengan jarak bahaya 3 km dari puncak," bebernya.
Hingga saat ini status Gunung Merapi masih berada di level III atau siaga.
Gunung Merapi Mengalami Letusan Besar
Hanik juga melaporkan, sejak memasuki fase erupsi pada 4 Januari lalu, Gunung Merapi kembali mengalami letusan besar pada Rabu (27/1/2021) pukul 13.32 WIB.
Berdasarkan pengamatan BPPTKG Yogyakarta, Gunung setinggi 2.930 mdpl tersebut mengeluarkan awan panas berjarak luncur sekitar 2 km.
"Awan panas mengarah ke hulu Kali Krasak dan Boyong," terang Hanik.
Fenomena alam tersebut tercatat di seismograf dan diketahui memiliki amplitudo sebesar 70 mm dan durasi 240 detik.
Baca juga: Gunung Merapi Erupsi, Hujan Abu Vulkanik Landa Desa Tegalmulyo, Warga Hentikan Aktivitas
"Tinggi kolom tak teramati karena berkabut," jelasnya.
Awan panas juga sempat menyembur dari puncak Gunung Merapi pada pukul 12.53 WIB dengan estimasi jarak luncur 3 km ke arah barat daya.
"Tercatat di seismograf dengan amplitudo 55 mm dan durasi 317.8 detik. Tinggi kolom tak teramati karena berkabut," katanya.
Pascaerupsi, sejumlah lokasi melaporkan adanya fenomena hujan abu dengan intensitas tipis. Yakni pada beberapa desa di Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Boyolali dan Kota Boyolali.
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul ERUPSI Gunung Merapi : Awan Panas Meluncur Sejauh 2 km, Hujan Abu Tipis Melanda Sebagian Boyolali dan ERUPSI Gunung Merapi, BPBD Kabupaten Magelang Belum Pilih Opsi Evakuasi Warga
(Tribunjogja.com/Yuwantoro Winduajie/Yosef Leon Pinsker)