Rusia: Ukraina Panik, Zelensky Minta Dunia Kutuk Serangan Rudal Hipersonik Oreshnik di Dnipro
Menteri Luar Negeri Rusia mengatakan Ukraina terguncang oleh respons Rusia. Zelensky desak dunia kutuk serangan rudal Hipersonik Rusia di Dnipro.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Salma Fenty
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, terguncang dengan respons Rusia yang menembakkan rudal balistik jarak menengah hipersonik terbaru 'Oreshnik' ke Dnipro, Ukraina pada Kamis (21/11/2024).
Serangan itu untuk merespons serangan Ukraina dengan rudal ATACMS buatan Amerika Serikat (AS) dan Storm Shadow buatan Inggris setelah mereka mengizinkan Ukraina menggunakannya untuk menyerang wilayah Rusia.
"Mengenai reaksi terhadap respons kami, saya memahami Zelensky menjadi takut dan mulai menyalahkan tuannya secara langsung karena membiarkannya tak berdaya melawan tindakan tegas Rusia," kata Sergei Lavrov dalam rapat gabungan dewan Kementerian Luar Negeri Rusia dan Belarusia, Jumat (22/11/2024).
"Ini mungkin merupakan hasil yang bermanfaat karena lebih dekat dengan kenyataan, mereka merasakannya secara langsung. Ini sangat membantu," lanjutnya.
Menurutnya, personil militer dari negara Barat terlibat serangan Ukraina terhadap Rusia.
"Negara-negara Barat yang mendukung Ukraina terlibat langsung dengan penggunaan senjata jarak jauh terhadap Rusia karena tidak ada satu pun rudal yang dapat diluncurkan tanpa keterlibatannya," katanya.
"Sulit untuk berspekulasi mengenai alasan orang-orang yang mengklaim telah memberikan izin kepada Zelensky untuk menggunakan senjata-senjata ini. Sebenarnya, mereka mengizinkan diri mereka sendiri untuk bertindak melawan Rusia. Ini jelas bagi semua orang," ujarnya, seperti diberitakan TASS.
Zelensky Desak Dunia Respons Serangan Rusia di Dnipro
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari Kamis menyerukan tindakan tegas dari para pemimpin dunia menyusul penggunaan rudal hipersonik eksperimental Rusia ke Dnipro, Ukraina.
Ia memperingatkan serangan itu menandai peningkatan besar dalam skala dan kebrutalan perang.
"Ini adalah peningkatan yang nyata dan serius dalam skala dan kebrutalan perang ini," kata Zelensky di Telegram pada Kamis (21/11/2024).
Baca juga: Putin Minta Rusia Perbanyak Produksi Rudal Oreshnik, NATO dan Ukraina Buru-buru Gelar Rapat
"Ini... adalah bukti yang memberatkan bahwa Rusia jelas tidak menginginkan perdamaian," lanjutnya.
Zelensky menuduh Rusia berusaha menyebarkan ketidakstabilan dan meminta masyarakat internasional untuk mengambil tindakan segera dan tegas.
"Dunia harus bereaksi. Saat ini, tidak ada reaksi keras dari dunia," kata Zelensky.
"Rusia perlu didesak untuk mencapai perdamaian sejati, yang hanya mungkin dicapai melalui kekuatan. Jika tidak, Rusia akan terus-menerus melakukan serangan, ancaman, dan destabilisasi, dan tidak hanya terhadap Ukraina," lanjutnya, seperti diberitakan The Moscow Times.
Serangan Rusia menggunakan rudal Oreshnik ke Dnipro terjadi setelah Ukraina menyerang wilayah Rusia di Bryansk dan Kursk dengan rudal jarak jauh buatan AS dan Inggris.
Zelensky selama berbulan-bulan mendesak AS dan sekutunya agar mengizinkan penggunaan senjata semacam itu untuk menargetkan wilayah Rusia.
Menurutnya, keputusan itu dapat membawa Ukraina lebih dekat pada kemenangan dan mendesak Putin untuk menyerah.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel