Puncak Gunung Merapi Diguyur Hujan, Masyarakat Diminta Waspada Banjir Lahar Dingin
BPPTKG mengimbau masyarakat di sekitar sungai yang berhulu di Gunung Merapi untuk mewaspadai adanya banjir lahar dingin.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengimbau masyarakat di sekitar sungai yang berhulu di Gunung Merapi untuk mewaspadai adanya banjir lahar dingin.
Sebab, pada Kamis (28/1/2021) siang hingga saat ini, terjadi hujan di puncak Gunung Merapi.
Dikutip dari Twitter resmi @BPPTKG, terjadi curah hujan 13 mm dari pukul 14.58 WIB.
"Hujan di puncak Merapi terjadi tanggal 28 Januari 2021 mulai pukul 14.58 WIB dengan total curah hujan 13 mm. Saat ini hujan masih berlangsung. Masyarakat yang beraktivitas di sekitar sungai yang berhulu di Merapi untuk mewaspadai bahaya lahar hujan," ungkapnya.
Baca juga: Penerbangan Berjalan Normal Pascaerupsi Merapi, Tidak Ada Penumpang yang Membatalkan Perjalanan
Sebelumnya BPPTKG menyebut pada pukul 10.13 WIB tadi, Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran.
Dikutip dari akun Twitter resmi @BPPTKG, awan panas tercatat di seismogram dengan amplitudo 69 mm dan durasi 175 detik.
Tinggi kolom abu tak teramati akibat cuaca yang berkabut.
Jarak luncur awan panas kurang lebih 2000 meter ke arah barat daya menuju Kali Krasak dan Boyong.
Berdasarkan laporan pengamatan BPPTKG periode Rabu (27/1/2021) pukul 00.00 - 24.00 WIB, tingkat aktivitas Gunung Merapi berada di Level 3 atau siaga.
Tingkat aktivitas tersebut ditetapkan sejak 5 November 2020.
Per 27 Januari 2021, terjadi sebanyak 52 kali guguran panas dengan amlitudo maksimal 77 mm.
Estimasi jarak maksimum 3.000 meter ke arah barat daya (hulu Krasak dan Boyong).
Tinggi kolom teramati tersapu angin kencang dari barat ke timur rata puncak.
Guguran teramati 4 kali dengan jarak luncur maksimum 800 meter arah barat daya (Kali Krasak, Boyong).
Baca juga: UPDATE Gunung Merapi Meletus: Tak Terjadi Erupsi Guguran Material Vulkanik, Status Level III
Baca juga: Sirene Meraung-raung di Lereng Merapi, Klaten dan Boyolali Hujan Abu
Secara keseluruhan, gempa guguran terjadi sebanyak 274 kali dengan 9 hybrid/fase banyak.
Gempa vulkanik dangkal juga terjadi sebanyak 5 kali dan satu kali gempa tektonik.
Selain itu, aktivitas kegempaan lain dari Gunung Merapi yakni terjadi 11 hembusan.
Secara visual, asap warna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 20 meter di atas puncak kawah Gunung Merapi.
Laju rata-rata deformasi Electronic Distance Measurement (EDM) Babadan sebesar 0,3 cm/hari (dalam 3 hari).
Atas kondisi tersebut, berikut rekomendai BPPTKG untuk masyarakat sekitar Gunung Merapi:
1. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya.
Wilayah tersebut meliputi Sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
2. Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
3. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
4. Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.
5. Pelaku wisata direkomendasikan untuk tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi.
6. Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto/Fitriana Andriyani)