Tahu Ada Hotel di Bali Bangkrut karena Pandemi Covid-19, Ini Tanggapan Menparekraf Sandiaga
Kabar terkait adanya hotel di Pulau Bali yang bangkrut sudah didengar oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno.
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Kabar terkait adanya hotel di Pulau Bali yang bangkrut sudah didengar oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno.
Hotel yang dimaksud bernama Swiss-Belhotel Segara yang terletak di Nusa Dua, Badung, Bali.
Bangkrut Swiss-Belhotel Segara didasarkan atas putusan Mahkamah Agung No.1049 K/Pdt.Sus-Pailit/2020 Jo. No.268/Pdt. Sus-PKPU/2019/PN. Niaga. Jkt. Pst tertanggal 14 September 2020.
Adanya hotel pailit sebagai dampak pandemi ini menjadi perhatian utama dan prioritas bagi Menparekraf Sandiaga.
Sandiaga sangat berharap tidak ada hotel yang sampai bangkrut atau pailit meski situasinya memang sulit.
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno Berencana Bangun Wisata Pendidikan di Bali
"Saya tidak ingin sektor ini rusak secara permanen, karena itu kita harus pastikan kalau pengusaha-pengusaha dan ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali ini terselamatkan."
"Khususnya mengenai lapangan pekerjaan," kata Sandi kepada awak media mengunjungi Krisna Oleh-oleh cabang By Pass Ngurah Rai, Badung, Sabtu (30/1/2021).
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu berharap jangan sampai dampak Covid-19 menjadi kuburan massal dari pengusaha-pengusaha nasional yang memiliki investasi di pariwisata.
"Tadi pagi-pagi saya sudah bertemu dengan beberapa pengusaha. Saya minta program restrukturisasi tidak terbatas hanya untuk bank-bank milik negara, tapi juga keseluruhan sektor perbankan baik swasta maupun bank-bank negara untuk memberikan keringanan," terang politisi Partai Gerindra ini.
Diharapkan rencana program stimulus berupa pinjaman lunak dari pemerintah pusat kepada para pengusaha pariwisata sebesar Rp 9,9 triliun bisa cepat terealisasi.
“Karena begitu ada kerusakan yang permanen (pailit), ini dampaknya bagi lapangan kerja sangat dahsyat. Itu yang menjadi tanggung jawab kita," ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace), mengklaim sampai saat ini belum ada hotel yang pailit.
Menurutnya, status pailit yang disangkakan ke Swiss-Belhotel Segara masih dalam proses.
"Ya saya kira itu masih dalam proses, belum ada yang pailit," kata Cok Ace saat ditemui usai peresmian gedung Ombudsman RI Perwakilan Bali, Jumat 29 Januari 2021.
Namun dirinya mengaku mendengar sejak dahulu sebelum pandemi Covid-19 telah banyak ada isu menjual hotel di Bali.
"Kita dikira di Bali sudah pailit sekali, sehingga ada pihak-pihak luar memang ada ingin membeli aset-aset kita di Bali. Ini yang perlu kita cermati ke depan," pinta Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali ini.
Baca juga: Pimpinan Komisi X DPR: Sandiaga Sudah Minta Maaf Soal Unggahan Ajakan Lari
Ia pun mengimbau kepada para pengusaha di Bali agar jangan sampai aset-aset dilepas kepada orang dari luar meski di tengah pandemi Covid-19.
General Manager Swiss-Belhotel Segara Nusa Dua, Hendrik Rumapea, juga keberatan dengan hal ini.
"Keberatannya kalau hotelnya sampai ditutup. Kalau keinginan kami hotel tetap beroperasional," katanya.
Ia mengaku tak tahu alasan pasti Swiss-Belhotel Segara Nusa Dua dinyatakan pailit.
Kata dia, tim kurator yang berjumlah tiga orang datang menemui manajemen hotel bintang empat tersebut Rabu 27 Januari 2021 lalu.
Hasil pertemuan dinyatakan operasional hotel pailit dan kini dalam kontrol kurator.
"Detailnya saya kurang tahu tapi yang jelas dari September tahun lalu dinyatakan pailit oleh Mahkamah Agung. Saat ini masih dalam proses Peninjauan Kembali (PK)," kata dia.
Hendrik berharap kepada kurator agar dalam proses Peninjauan Kembali operasional hotel tetap berjalan seperti biasa atau hotel tetap buka supaya tidak terjadi PHK karyawan.
Ia beralasan saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19 yang membuat hotel masih dalam keadaan sulit.
Saat ini kendali operasional hotel dipegang kurator.
“Nanti akan dilihat dan dimonitoring oleh mereka bagaimana kelanjutan seterusnya. Harapan kami supaya tetap buka," harap Hendrik.
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno Berkantor di Bali dalam Beberapa Hari, Ini Alasannya
Pelonggaran PPKM
Sementara itu, mengenai harapan pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali kepada pemerintah pusat untuk pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Sandiaga menyampaikan akan mengkaji terlebih dahulu sebelum mengeluarkan kebijakan baru khususnya pelonggaran PPKM.
Sandi mengatakan, dirinya ingin kebijakan pelonggaran PPKM berbasis data. Dan harus dipastikan pelonggaran PPKM tidak memicu peningkatan jumlah kasus Covid-19.
"Jadi ini yang sedang kita betul-betul kaji dan harapannya ada beberapa program besar yang ingin kita dorong. Yakni Rp 9,9 triliun dana stimulus dan juga FCC (free covid corridor) dan harapannya untuk menyelamatkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," jelasnya.
Sandiaga bersama sejumlah pejabat Kemenparekraf sejak Kamis 28 Januari 2021 berkantor di Bali.
Namun karena tadi malam ada agenda penting lain, ia harus kembali ke Jakarta kemarin siang.
"Hari ini (kemarin, red) kami menyelesaikan kunjungan untuk melihat hotel dan restoran, serta ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif," ujarnya.
Disinggung apa hasil dari tiga hari berkantor di Bali, Sandiaga mengaku belum dapat menyimpulkan kegiatannya karena baru tiga hari menjalani Work From Bali.
"Hasilnya saya belum bisa menyimpulkan karena ini akan terus. Saya akan kunjungan terus, Bali Utara, Bali Timur, dan Bali Barat belum. Ini saya kunjungi baru tiga yakni Badung, Gianyar, dan Bangli."
"Jadi saya belum bisa menyimpulkan, ini kita akan rangkum semuanya dan terutama dengan Pemerintah Provinsi nanti saya laporkan ke Pak Gubernur Bali," ungkapnya.
Baca juga: Sandiaga Uno Resmi Berkantor di Bali
Setelah mengunjungi beberapa pengusaha pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali, Menparekraf menemukan semangat optimisme dari para pengusaha-pengusaha, masyarakat pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Nah sekarang kita pemerintah tinggal memfasilitasi dari kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada pariwisata dan ekonomi kreatif," jelasnya.
Managing Director The Nusa Dua Ngurah Ardita yang turut mendampingi Menparekraf di Krisna Oleh-oleh menyampaikan langkah Menteri Sandiaga berkantor di Bali merupakan langkah baik untuk memotivasi pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Kita harapkan beliau mendapatkan strategi ke depannya lebih baik untuk pengembangan pariwisata dengan kondisi yang saat sekarang ini (pandemi Covid-19)," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Tanggapi Hotel Pailit di Bali, Menparekraf Sandiaga: Saya Tidak Ingin Sektor Ini Rusak Permanen
(Tribun-bali.com/ Zaenal Nur Arifin)