Penjelasan BMKG Soal Suara Dentuman di Kota Malang
Suara dentuman yang terdengar kras itu tersebut tidak berasosiasi dengan aktivitas gempa bumi
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang menerima laporan mengenai suara dentuman yang terjadi di sekitar kota, Selasa malam (2/2/2021) hingga Rabu dini hari (3/2/2021).
Suara dentuman terdengar warga dari sejumlah lokasi di Malang, Provinsi Jawa Timur.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengungkapkan bahwa dalam rentang waktu Selasa malam hingga Rabu dini hari tidak ada aktivitas gempa.
"Suara dentuman tersebut tidak berasosiasi dengan aktivitas gempa bumi," ujar Daryono melalui keterangan resmi pada Kamis (4/2/2021).
Berdasarkan data BMKG, aktivitas petir banyak terjadi menjelang dini hari.
Baca juga: Terungkap, Suara Dentuman Misterius di Malang Ternyata Berasal dari Petir
Kondisi cuaca di sekitar Kota Malang menjelang dini hari terpantau hujan.
Tercatat beberapa aktivitas petir terjadi di sejumlah lokasi, seperti Blitar, Kandangan, Lawang, Mojokerto dan Kota Malang.
Dari hasil penjelasan Daryono, sumber bunyi bisa berasal dari shockwave, seperti meteorit yang meluncur dengan kecepatan supersonik, gunung api, longsoran berskala luas, gempa yang sangat dangkal dan petir dengan kondisi cuaca tertentu bisa menimbulkan suara dentuman.
"Kita melacak aktivitas petir yang ada di Malang dan sekitarnya, kita mendapat data-data valid bahwa dentuman bergelombang berasosiasi dengan aktivitas petir," jelas Daryono.
Masyarakat diminta untuk tidak perlu khawatir dengan suara dentuman tersebut.
Baca juga: Sosok Mahasiswi Antar Tugas ke Rumah Dosen Naik Sepeda, Seorang Yatim Piatu & Terima Beasiswa Kuliah
Fenomena ini bisa saja terjadi mengingat kondisi cuaca hujan yang terjadi di Malang.
Menyikapi kondisi cuaca saat ini, masyarakat diimbau untuk tetap waspada agar terhindar dari risiko dengan cara mengidentifikasi bahaya, kerentanan dan kapasitas sekitar dalam lingkup keluarga.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.