Sejarah Lagu Genjer-genjer yang Viral di TikTok, Ekspresi Kemiskinan pada Masa Pendudukan Jepang
Lagu Genjer-genjer menjadi perbincangan setelah menjadi tren di media sosial TikTok.
Penulis: Nuryanti
Editor: Daryono
![Sejarah Lagu Genjer-genjer yang Viral di TikTok, Ekspresi Kemiskinan pada Masa Pendudukan Jepang](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/genjer-1.jpg)
Sang pencipta lagu ini sering disebut bergabung dengan lembaga yang terkait dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Namun, Domini menjelaskan, lembaga tersebut sebenarnya tidak terkait dengan PKI.
"Muhammad Arief pasca Indonesia merdeka tergabung dalam organisasi Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat) yang seringkali dicap terkait dengan PKI," ungkapnya.
"Secara organisasi, Lekra tidak berada di bawah PKI."
"Keduanya memiliki relasi dan afiliasi yang sama."
"Namun lembaga mana siapa membawahi lembaga mana dalam pola hubungannya," terang dia.
Baca juga: Disebut Mirip Jokowi, Pria Asal Banyuwangi: Aku Memang Presiden, tapi Presiden Rumah Tangga
Lagu Genjer-genjer kemudian semakin dikenal setelah dinyanyikan oleh penyanyi nasional.
"Lagu daerah yang populer sejak tahun 1942 itu kemudian makin terkenal setelah dinyanyikan secara profesional oleh penyanyi nasional Lilis Suryani dan Bing Slamet tahun 1962," ungkapnya.
"Pasca peristiwa Gestok 1965, lagu itu menjadi medium propaganda yang hoaks terkait pembunuhan para Jenderal Pahlawan Revolusi di media milik gerakan anti-kiri untuk menghabisi semua organisasi dan orang yang terhubung dengan PKI, termasuk Lekra," jelas Domini.
Sehingga, pencipta lagu Genjer-genjer yakni Muhammad Arief terkena imbasnya.
Muhammad Arief ditahan, dan sempat dibui di Penjara Lowokwaru, dan kemudian hilang dalam proses penahanan.
Lagu itu kemudian muncul dalam film Pengkhianatan G30S/PKI yang wajib ditonton semasa Orde Baru.
"Di sana lagu itu digambarkan sebagai adegan keji para aktivis Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia) menari-nari dalam penyiksaan dan pembunuhan para Jenderal Pahlawan Revolusi."
"Hal mana yang terbantahkan secara otentik, di mana dari hasil visum et repertum para jenderal berlainan dengan apa yang dimunculkan dalam film tersebut," terangnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.