Kemdikbud Minta Penulis Bijak Pilih Nama Usai Viralnya Buku SD Sebut Pak Ganjar Tak Pernah Bersyukur
Kemdikbud menanggapi viralnya soal dalam buku SD sebut 'Pak Ganjar Tak Pernah Bersyukur.' Pihaknya meminta penulis lebih teliti dalam memilih nama.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Viralnya soal mata pelajaran dalam buku SD yang menyebut 'Pak Ganjar Tak Pernah Bersyukur' mendapat tanggapan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).
Dikutip dari tayangan program Berita Utama Kompas TV pada Selasa (9/2/2021), Kepala Pusat Kurikulum dan Buku Kemendikbud, Maman Faturohman, meminta penulis lebih teliti dan bijak saat memilih nama dalam buku pelajaran untuk siswa.
"Terkait dengan buku yang memuat nama-nama yang umum seperti nama-nama pejabat dan seterusnya diharapkan itu tidak menjadi polemik."
"Dalam arti kata mohon agar para penulis para editor dan tentu saja pusat kurikulum dan perbukuan akan melakukan pengecekan dan pengawasan," ujarnya.
Ia menambahkan, apabila ada laporan dari masyarakat dipersilahkan untuk disampaikan melalui email buku@kemdikbud.go.id.
Baca juga: Ganjar Pranowo Respons Viralnya Buku SD Sebut Pak Ganjar Tak Pernah Bersyukur: Mungkin Itu Kritikan
Baca juga: Viral Soal Mata Pelajaran Menyebut Ganjar Tidak Pernah Salat, Ini Reaksi Ganjar Pranowo
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, terdapat sebuah foto yang memperlihatkan kumpulan soal dari buku pendamping pelajaran yang berjudul Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menjadi viral di media sosial.
Pasalnya, dalam sebuah soal menyebut nama Pak Ganjar, nama yang sama dengan Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo.
Soal dalam buku tersebut yakni:
"Meskipun sudah mendapatkan rezeki yang banyak, Pak Ganjar tidak pernah bersyukur. Sebagai orang Islam, ia pun tidak pernah melaksanakan salat. Pak Ganjar termasuk orang yang....
a. Beruntung
b. Beriman
c. Bangkrut
Baca juga: Viral Soal di Buku Sebut Ganjar Tak Pernah Bersyukur, Penerbit Ungkap Hanya Contoh Nama, Dibuat 2008
Baca juga: POPULER Nasional: Pengamat Kritisi Kepopuleran Demokrat dan AHY | Buku Soal Nama Ganjar Jarang Salat
Klarifikasi Penerbit
Penerbit Tiga Serangkai selaku penerbit yang menerbitkan buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti telah memberikan klarifikasi terkait nama Ganjar dalam soal di buku yang diterbitkannya.
GM Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Mas Admuawan mengungkapkan bahwa soal mata pelajaran tersebut tidak ada kaitannya dengan Gubernur Ganjar Pranowo.
"Dalam buku kita yang ada nama Pak Ganjar itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan Pak Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah."
"Karena buku itu terbit dari tahun 2009. Saat itu Pak Ganjar Pranowo kan belum menjadi publik figur seperti saat ini. Sehingga ketika itu kita menganggap ya itu biasa. Nama Pak Ganjar hanya sebuah nama," tegasnya.
Baca juga: VIRAL, Setelah Anies dan Mega, Giliran Nama Ganjar Muncul di Buku Soal Siswa, Disebut Jarang Salat
Baca juga: Soal Kelanjutan Program Jateng di Rumah Saja, Ini Kata Ganjar Pranowo
Penerbit Akan Segera Revisi Nama dan Menemui Ganjar Pranowo
Dikutip dari Kompas.com, Admuawan berjanji akan segera merevisi nama Ganjar yang tercantum dalam buku mata pelajaran agama tersebut.
"Kami mohon maaf atas tidak perkenan, ketidaknyamanan itu. Kita berjanji akan kita revisi," tegasnya.
Pihak penerbit juga berjanji untuk memberikan surat ke cabang penerbitan Tiga Serangkai agar disampaikan kepada pengguna buku bahwa nama Ganjar yang tercantum bukanlah Guberner Jateng Ganjar Pranowo.
Baca juga: Ganjar Pantau Terus Gerakan Jateng di Rumah Saja
Baca juga: Hari Pertama Gerakan Jateng di Rumah Saja, Ganjar Pranowo: Alhamdulillah Berjalan Bagus
Ia juga siap untuk menemui Ganjar Pranowo untuk meluruskan permasalahan tersebut.
"Kita bersedia untuk sowan ke Pak Ganjar menjelaskan ini bahwa kita tidak ada tendensi apapun. Apalagi di berita-berita itu sudah dipelintir," ucap dia.
Dalam buku tersebut nama Ganjar dalam mata pelajaran agama hanya ada di satu soal.
Tetapi diulang karena buku mata pelajaran ini dicetak lima kali, yakni tahun 2009, 2012, 2015, 2018 dan 2020.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Arif Tio Buqi Abdulah)(Kompas.com/Labib Zamani)