Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Viral Soal Mata Pelajaran Menyebut Ganjar Tidak Pernah Salat, Ini Reaksi Ganjar Pranowo

Ganjar Pranomo memberi tanggapan tentang viral soal mata pelajaran di sebuah buku yang menggunakan nama mirip dengan nama dirinya. 

Penulis: Daryono
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Viral Soal Mata Pelajaran Menyebut Ganjar Tidak Pernah Salat, Ini Reaksi Ganjar Pranowo
Tribunnews/Irwan Rismawan
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berpose usai wawancara khusus dengan Tribun Network di kantor Tribun Network, Jakarta Pusat, Rabu (12/8/2020). Ganjar bereaksi soal viral soal yang menuliskan Ganjar tidak salat dan tidak kurban. 

TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memberi tanggapan tentang viral soal mata pelajaran di sebuah buku yang menggunakan nama mirip dengan nama dirinya. 

Dalam soal tersebut, Ganjar disebut tidak pernah bersyukur, tidak pernah salat meski beragama Islam dan juga tidak berkurban.

Soal itu muncul dalam buku pendamping pelajaran berjudul Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terbitan PT Tiga Serangkai.

Foto dari soal itu viral di media sosial.

Baca juga: POPULER Nasional: Pengamat Kritisi Kepopuleran Demokrat dan AHY | Buku Soal Nama Ganjar Jarang Salat

Secara lengkap, soal itu berbunyi sebagai berikut:

"Meskipun sudah mendapatkan rezeki yang banyak, Pak Ganjar tidak pernah bersyukur. Sebagai orang Islam, ia pun tidak pernah melaksanakan salat. Pak Ganjar termasuk orang yang....

a. Beruntung

Berita Rekomendasi

b. Beriman

c. Bangkrut

d. Rugi"

Viral soal buku pelajaran yang menyebut nama ganjar tidak bersyukur dan jarang salat.
Viral soal buku pelajaran yang menyebut nama ganjar tidak bersyukur dan jarang salat. (istimewa)

Terkait viralnya soal yang menyinggung nama Pak Ganjar itu, Ganjar Pranowo mengaku sempat kaget saat diberitahu tentang adanya soal tersebut.

Ganjar menyatakan akan terlebih dahulu melakukan konfirmasi tentang siapa yang menulis dan apa motif dari soal itu.

"Buku dari Tiga Serangkai itu, ya? Saya sih nanti biar dicek temen-temen untuk klarifikasi dulu saja siapa yang nulis, benar tidak, motifnya apa. Biar tidak jadi keributan," kata Ganjar, Selasa (9/2/2021) dikutip dari Kompas.com.

Ganjar menyatakan, ia tidak tahu apakah soal itu dikaitkan dengan persoalan politik atau tidak.

Kepala Daerah asal PDIP ini menganggap soal itu sebagai kritikan bagi dirinya agar rajin beribadah.

"Mungkin kritikan buat saya. Salat harus kencang, kalau Idul Adha harus sembelih sapi. Mungkin penulisnya memberi kritik untuk yang namanya Ganjar, tapi kan Ganjarnya banyak," ujar dia. 

Tanggapan Penerbit Tiga Serangkai

Soal dalam buku pelajaran yang memuat nama Ganjar itu, rupanya diterbitkan oleh PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri yang berlokasi di Solo. 

Pihak PT Tiga Serangkai memberikan klarifikasi soal soal yang menjadi kontroversi itu. 

PT Tiga Serangkai menyatakan, telah memberi penjelasan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Kesbangpol Provinsi.

"Sudah kami jelaskan tadi pada Kesbangpol Provinsi, juga Polresta Solo, nama dalam buku soal tersebut bukan merujuk pada Ganjar Gubernur Jawa Tengah," kata General Manajer Tiga Serangkai, Mas Admuawan, sebagaimana diberitakan TribunSolo.com

Baca juga: Temui Ganjar Pranowo, Menhub Bahas Penanganan Banjir Semarang

Pihak PT Tiga Serangkai juga menyatakan siap untuk bertemu langsung Ganjar Pranowo untuk memberi penjelasan. 

"Kami juga siap bertemu langsung Gubernur Jawa Tengah Ganjar untuk klarifikasi," imbuh Mas Admuawan.

Mas Admuawan menyatakan, kesamaan nama Ganjar dalam soal dengan Ganjar Pranowo sebagai Gubernur hanyalah kebetulan. 

"Itu hanya contoh sebuah nama, jadi namanya kebetulan sama," katanya.

Pasalnya, soal itu sudah ada sejak 2009 silam, sebelum Ganjar menjabat sebagai Gubernur Jateng. 

"Buku itu terbit pada 2009, tentu proses pembuatannya pada 2008," ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan buku tersebut telah dicetak ulang semenjak diterbitkan pada 2009 silam.

Baca juga: Program Ganjar, Jateng di Rumah Saja Dikritik Lewat Karangan Bunga, Bertulis Ora Obah Ora Mamah

Soalnya pun tidak ada perubahan lantaran kurikulum yang digunakan masih sama.

"Kami belum merevisi buku tersebut karena tidak ada perubahan kurikulum," terang dia.

(Tribunnews.com/Daryono/Tio) (TribunSolo.com/Ryantono Puji Santoso) (Kompas.com/Kontributor Semarang, Riska Farasonalia)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas