Kronologi Pembunuhan Wanita Pedagang Sayur di Serang, Awalnya Mabuk Hingga Rudapaksa Jasad korban
Polisi mengungkap kronologi pembunuhan wanita pedagang sayur di Desa Parigi, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten.
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunbanten.com, Marteen Ronaldo Pakpahan
TRIBUNNEWS.COM, SERANG - Polisi mengungkap kronologi pembunuhan wanita pedagang sayur di Desa Parigi, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten.
Sebelumnya jasad wanita ditemukan di selokan, Desa Parigi, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten, Selasa (9/2/2021).
Belakangan jasad wanita tersebut diketahui bernama Marsah (43) seorang pedagang sayur.
Kepolisian pun akhhirnya menangkap seorang pria berinisial AR (26) dan menetapkannya sebagai tersangka pembunuhan Marsah.
Dari pengakuan tersangka dan keterangan saksi, pembunuhan terhadap wanita pedagang sayur itu berawal dari pesta minuman keras (miras) semalam suntuk yang dilakukan AR bersama enam temannya di sebuah saung dekat lokasi kejadian.
Baca juga: Menilik Rumah Tua Milik Keturunan Tionghoa di Serang Banten, Surat Tanahnya Masih Berbahasa Belanda
AR dalam kondisi mabuk mengaku gelap mata mencekik korban hingga tewas hingga melakukan tindakan asusila terhadap korban.
"Jadi, pelaku ini mencekik korban sebanyak lima kali dengan cara cekik dan kemudian lepas dan begitu seterusnya sampai korban dipastikan meninggal. Kemudian, tersangka kembali lagi untuk memperkosa korban yang telah meninggal dunia di sawah tersebut," ujar Kapolres Serang Kabupaten AKBP Mariyono dalam rilis pengungkapan kasus di Mapolres Serang Kabupaten, Jumat (12/2/2021).
Kasus pembunuhan disertai tindak asusila itu berawal saat tersangka AR dan enam pesta minum miras jenis tuak di sebuah saung persawahan Kampung Kayu Areng, Desa Parigi, Cikande, Kabupaten Serang, mulai Senin (8/2/2021) pukul 15.00 WIB hingga pukul 4.00 WIB pagi hari.
AR bersama satu temannya sempat mencari miras tambahan karena merasa masih kurang.
Miras yang dicari tak didapat, AR kembali ke gubuk persawahan.
Baca juga: Wanita Pedagang Sayur di Serang Jadi Korban Pembunuhan, Pelakunya Ditangkap Saat Tiduran di Gubuk
AR melihat korban melintas menggunakan motor matic secara perlahan karena jalan rusak.
AR lantas menghampiri dan mencekik korban sebanyak lima kali hingga tewas.
Birahi AR muncul hingga akhirnya dia melakukan tindak asusila terhadap korban yang telah meninggal.
Setelah itu, AR menyeret korban dari satu tempat ke tempat lainnya diduga untuk menyembunyikan jejak hingga akhirnya diletakkan di selokan.
Baca juga: Bocah Berusia 4 Tahun Diduga Tenggelam di Kali Banten Kota Serang
Diberitakan sebelumnya, warga geger atas temuan mayat wanita bernama Marsah (43) di selokan di Jalan Kandang Sapi, Kampung Kayu Areng, Desa Parigi, Cikande, Kabupaten Serang, Selasa (9/2/2021) pagi lalu.
Marsah yang biasa berjualan sayuran dan makanan ringan di Pasar Cikande itu ditemukan dengan kondisi lebam pada leher dan punggung.
Korban kali pertama ditemukan oleh warga yang tengah melintas ke arah Pasar Cikande sekitar pukul 5.30 WIB.
Ia lantas melaporkan temuan jenazah ini ke pihak Polsek Cikande.
Berdasarkan keterangan saksi, pada pukul 4.30 WIB, saat itu korban berangkat sendiri menggunakan sepeda motor matic dari rumahnya ke Pasar Cikande.
Sosok Korban
Semasa hidupnya korban Marsah dikenal sebagai sosok perempuan yang ramah, penyayang, dan sangat bertanggung jawab terhadap keluarganya.
Ibunda Marsah, Sartamah mengatakan bahwa korban setiap harinya bekerja sebagai penjual sayuran keliling.
"Naik motor sendiri aja dari rumah ke Pasar Cikande, baru abis itu keliling ke kampung-kampung mulai dari Kampung Baru," ujarnya saat ditemui, TribunBanten.com, Jumat(12/2/2021).
Mulai dari pukul 04.30 WIB untuk pergi ke pasar dan akan dilanjut untuk menjajakan jualannya, setelah selesai berjualan pada pukul 12.00 WIB ia segera pulang ke rumah untuk menyiapkan makan siang keluarganya.
Marsah memiliki empat orang anak, tiga diantaranya adalah seorang laki-laki dan satu perempuan yang masih berusia empat tahun.
Baca juga: Kepala Desa di Banten Diculik Lalu Disekap Selama 20 Hari Gara-gara Utang Rp 50 Juta, Ini Faktanya
Sementara suami korban hanya seorang buruh tani, yang tidak memiliki penghasilan pasti, mengharuskan ia ikut bekerja keras untuk membantu menopang kebutuhan keluarganya.
Selain dikenal ramah, ia adalah seorang perempuan yang rajin mengikuti kegiatan pengajian, dan pintar dalam bersolawat.
"Kalau setiap pengajian pasti nunggu Marsah dulu baru dimulai," ucap perempuan berusia 70 tahun tersebut.
Marsah (Almh), adalah anak kedua dari tujuh bersaudara.
"Selalu bekerja keras sampai-sampai kalau pulang abis jualan kakinya suka biru-biru tapi rasa lelahnya tidak pernah ia perlihatkan," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
"Seharian jual sayur kadang abis dapet Rp 300.000 sampai Rp 500.000 kalau lagi rame, kalau ngga abis paling dijual dirumah," ujarnya sambil terus menitihkan air mata.
Puput Putriani, menantu dari anak pertamanya marsah mengatakan ia adalah sosok yang baik, ramah dan lemah lembut.
"Masih tidak menyangka akan seperti ini kejadiannya," ujar Puput.
Keluarga merasa sangat kehilang sosok Marsah, rasa sedih dan duka masih menyelimuti keluarga yang harus mengikhlaskan kepergiannya dengan cara yang teragis.
"Kami berharap agar pelaku segera ditangkap dan di beri hukuman yang setimpal agar Marsah tenang disana," ujar perempuan bekerudung sambil terus menitihkan air mata.
Artikel ini telah tayang di Tribunbanten.com dengan judul Berawal Mabuk di Saung, Pelaku Cecik Wanita Pedagang Sayur Hingga Tewas, Lalu Perkosa Mayat Korban