Warganya Mendadak Jadi Miliarder Gara-gara Mega Proyek Waduk Kuningan, Ini Pengakuan Kepala Desa
Kepala Desa Kawungsari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat bernama Kusto memberikan penjelasan warganya yang mendadak jadi miliarder.
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Desa Kawungsari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat bernama Kusto memberikan penjelasan warganya yang mendadak jadi miliarder.
Ia membenarkan kondisi tersebut. Sedangkan suber kekayaan baru dari warganya berasal dari penjualan tanah untuk mega proyek Waduk Kuningan.
Kusto juga membandingkan, apa yang dialami di desanya sama kejadiannya dengan Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Warga Desa Sumurgeneng mendapatkan sejumlah uang hasil dari menjual lahan untuk proyek kilang minyak Grass Root Refinery (GRR), patungan Pertamina-Rosneft asal Rusia.
Baca juga: Sisi Lain Desa Miliarder Sumurgeneng Tuban: Hanya Bisa Lihat Orang Senang, Saya Tidak Dapat Apa-apa
"Di sana (Tuban), warganya mendapat ganti untung dari PT Pertamina dan di sini kami juga sama dapat ganti untung dari pembangunan Waduk Kuningan," ucapnya saat mengawali perbincangan dengan Tribuncirebon.com, Jumat (19/2/2021).
Dampak pembangunan Waduk Kuningan, kata dia, ganti untung menyisakan sekitar 3 persen lagi.
"Ketiga persen itu dari bidang tanah milik warga yang belum dapat ganti untung dan alasan itu dari administrasi serta menunggu keuangannya dari pemerintah juga," ujarnya.
Sejak mendapat keuntungan bak ketiban durian, kata Kusto, warga banyak menggunakan uang itu untuk hal-hal konsumtif.
Ini bisa dibuktikan dengan pembelian unit mobil dan motor.
"Dalam setiap hari, ada 30 unit motor dengan berbeda merek itu dibeli warga kami. Mayoritas motor gede matic seperti NMax atau PCX yang menjadi idola warga kami," ujarnya.
Melihat perilaku warga, kata dia, tentu menjadi suka dan duka.
Terlebih dengan program pemerintah yang memaksa warga dan pemerintah desa harus hengkang dari sini.
"Iya Kang, sukanya melihat warga senang bisa punya keinginan. Seperti ada yang beli motor, beli tanah, dan beli perhiasan dan lainnya.
Namun, dukanya juga bisa dibayangkan ketika kami harus pindah domisili dan ini dirasakan warga kami semua tanpa kecuali," ujarnya.
Baca juga: Kisah 2 Petani Miliarder Baru di Tuban, Awalnya Sempat Tolak Jual Tanah, Kini Borong hingga 3 Mobil