Cerita Risalianus Bocah Kelas IV di Manggarai Timur Rawat Ayah Bundanya yang Sakit Tak Berdaya
Seorang siswa SD di Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur merawat ayah dan ibunya yang sedang sakit.
Editor: Hendra Gunawan
Keluarga ini juga hidup bergantung dari belas kasih tetangga dan Komunitas berbasis gerejani (KBG), kelompok doa di tingkat keluarga.
Diketahui keluarga Risalianus mendapatkan dana Program Keluarga Harapan (PKH) dari pemerintah.
Rumah sederhana Risalianus dan kedua orangtuanya tinggal di rumah sederhana berukuran 4×5 meter persegi.
Sedangkan adiknya tinggal bersama pamannya di Kampung Pepil, puluhan kilometer dari Kota Tunda.
Ayah Risalianus terbaring di kamar berukuran sekitar 1,5×2 meter persegi, tanpa tempat tidur dan kasur.
Ia terbaring di atas pelupuh bambu dan hanya beralaskan karung berisi kapuk. Sedangkan ibunya terbaring di ruang tamu, beralaskan beberapa lembar papan.
Rumah mereka masih berlantai tanah. Dapurnya sudah sangat reyot dan becek jika hujan turun.
"Kalau hujan begini, saya kesulitan untuk memasak karena atap dapur bocor," tuturnya. Bantuan
Kabar tentang kehidupan Risalianus dan keluarganya terdengar oleh Ketua DPC PDI-P Manggarai Timur, Marselis Sarimin.
Bersama istri, ia mendatangi kediaman keluarga Risalianus untuk membawa bantuan berupa beras, minyak goreng, sabun, dan beberapa barang kebutuhan pokok lainnya.
"Ini sedikit bantuan dari kami sekeluarga. Semoga bisa sedikit meringankan beban keluarga ini," tutur mantan Kapolres Manggarai itu saat menyerahkan bantuan.
Marselis sangat prihatin dengan kondisi keluarga itu dan ingin agar Risalianus melanjutkan sekolahnya setelah tamat SD.
"Kalau ada yang urus bapa-mama di sini, nanti kamu sekolah di Borong saja," ujarnya kepada Risalianus.
Ia berharap kepada siapa saja yang punya rezeki lebih untuk membantu Risalianus dan keluarga.