Eks Wali Kota Solo Menangis saat Ditanya Kenangan Tak Terlupakan Bersama Mega, Pernah Lakukan Ini
Eks Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo menangis saat ditanya soal kenangan tak terlupakan bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Eks Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo tak kuasa menitikkan air mata saat ditanya soal kenangan tak terlupakan bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Rudy menceritakan pernah menjadikan kakinya sebagai pengganjal kursi Mega.
Hal itu dilakukan agar Mega tak jatuh karena saat itu kursi dalam keadaan tak seimbang.
TribunSolo.com berkesempatan melakukan wawancara eksklusif bersama FX Rudy dalam acara Ngobrol Sore yang berlangsung pada Senin (22/2/2021).
Dalam wawancara yang digelar di kediaman FX Rudy, di Pucang Sawit Solo itu, FX Rudy berkisah tentang banyak hal.
Tidak hanya soal kenangan selama 15 tahun mengabdi jadi wali kota, tapi juga kisahnya bersama partai politik yang membuat namanya besar, PDIP Perjuangan.
Nah, dalam kesempatan wawancara itu, FX Rudy sempat tak tahan menitikkan air mata.
Baca juga: Cerita Mantan Ajudan Eks Wali Kota Solo FX Rudy, Sering Disopiri hingga Diberangkatkan Umrah
Baca juga: Mantan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo Kembali Jadi Tukang Las, Hobi yang Ditekuninya Sejak 1987
Ia tak kuasa menahan perasaan emosional dan haru, ketika mendapat satu pertanyaan dari wartawan TribunSolo.com.
Saat itu, FX Rudy ditanya soal kenangan tak terlupakan bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Kisah unik ini sebelumnya memang beredar di telinga banyak orang.
Dari kisah ini pula, konon, nama FX Rudy begitu diingat oleh Mega, hingga kabarnya FX Rudy menjadi kader partai kesayangan Mega hingga kini.
TribunSolo.com pun berusaha mencari tahu, benarkah kisah itu tersebut terjadi.
Baca juga: Mantan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo Kembali Jadi Tukang Las, Hobi yang Ditekuninya Sejak 1987
Dalam satu kesempatan, saat FX Rudy masih sebagai kader partai dan belum menjadi pejabat negara, Mega datang ke sebuah acara di Solo.
FX Rudy kemudian melihat, kursi yang diduduki oleh Mega, dalam kondisi tidak layak.
Kursi itu digambarkan ringkih, tidak seimbang, sehingga bisa saja membuat Mega terjatuh.
Tak diduga oleh semua orang, FX Rudy lalu mendatangi Mega, ia kemudian membiarkan kakinya, menjadi pengganjal kursi Mega.
Kaki FX Rudy itu akhirnya diletakkan di bawah kaki kursi Mega, sehingga kursi Mega itu bisa seimbang.
Sepanjang acara, Rudy mengorbankan kakinya, agar Mega tak jatuh.
FX Rudy pun membenarkah kisah itu benar adanya.
Baca juga: Purna Tugas, FX Rudy Pesan Ini ke Masyarakat Solo dan Pemimpin yang Baru
Baca juga: Rudy Jadi Tukang Las Lagi setelah Tak Jabat Wali Kota Solo, Mantan Ajudan: Saya Tidak Kaget
"Betul. Tapi kalau kapan tahunnya, saya lupa ya," ujar Rudy.
"Jadi, saya itu kalau Ibu (Mega) itu melakukan kegiatan apapun, saya kan harus melihat situasi dan kondisi. Jangan sampai Ibu... mohon maaf...," kata Rudy, tiba-tiba memberhentikan kalimatnya.
Rudy terdiam beberapa detik.
"Sik (tunggu, Red)... sebentar," lanjut Rudy.
Matanya memerah dan mulai terlihat berkaca-kaca.
"Jangan sampai Ibu saya ini jatuh gitu lho, ibu saya, sehingga saya ganjel pakai kaki ini cukup lama juga," lanjut Rudy.
"Jangan sampai Ibu saya ini terjatuh. Karena Kalau terjatuh itu filosofi nggak baik. makanya, kaki saya saya korbankan untuk beliau," ujar Rudy sambil terus menahan air matanya jatuh.
Apakah itu pengalaman yang emosional bagi Pak Rudy? tanya TribunSolo.com.
"Kalau emosional tidak ya," ujar Rudy, kali ini sambil menyeka air mata.
"Saya sebagai kader partai hanya bertugas menjaga aset partai. Mbak Mega saya anggap sebagai pemimpin dan aset partai. Saya punya kewajiban di situ."
"Dan Mbak Mega tidak boleh disakiti siapapun. Kalau ada yang menyakiti, saya orang pertama yang di depan," kata Rudy, sambil menyeka air mata.
Kembali Jadi Tukang Las
Baru sehari tak menjabat Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengerjakan kesibukan yang tidak biasa.
Tidak di atas meja, tetapi justru melakukan hal unik sehingga beda 360 derajat dengan sosok mantan orang nomor satu di Kota Bengawan itu.
Ya, biasanya pakai jas, kemeja hingga sepatu kulit.
Tapi kini tampak beda saat ditemui TribunSolo.com, Rudy sapaan akrabnya kaus berkerah, celana kolor dan sandal jepit.
Lantas apa yang dilakukan pria yang masih jadi Ketua DPC PDIP Solo itu?
Rudy ternyata tengah melakoni pekerjaan sebagai tukang las.
Dia tengah mengerjaan proyek di bengkel las yang sudah dirintis bersama rekannya.
Lokasi bengkel tersebut berdekatan dengan rumahnya di Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres.
Baca juga: Rudy Pilih Kembali Jadi Tukang Las setelah Tak Jabat Wali Kota Solo: Ini Bukan Pekerjaan Asal-asalan
Saat itu Rudy mengelas tandon air pesanan orang sembari menggunakan kacamata khas las dan tampak lihai.
Pesanan tersebut nantinya akan digunakan untuk dipasang di pinggir sungai.
Bahkan dengan terang-terangan, Rudy menegaskan setelah purna tugas tidak perlu gengsi atau khawatir dengan pekerjaan lain.
"Gak usah gengsi, tidak turun derajat, tidak ada," aku dia kepada TribunSolo.com, Kamis (18/2/2021).
Menurut Rudy, hidup ini yang penting bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
"Yang penting urip kui urup (hidup itu menyala)," jelas Rudy.
Dia juga memiliki prinsip, jika dulu sebagai Wali Kota Solo adalah pelayan masyarakat.
Menurut di, bila ada pejabat seperti wali kota atau gubenur gengsi untuk bekerja di masyarakat berarti bukan pelayan masyarakat, tetapi bersifat penguasa.
"Karena saya pelayanan masyarakat," aku dia.
Baca juga: Mantan Wali Kota Solo Jadi Tukang Las, Rudy: Nggak Usah Gengsi, Tidak Turun Derajat
Bahkan dia menyatakan keluarganya tidak mempermasalahkan apapun pekerjaannya setelah 'pensiun' menjadi Wali Kota Solo.
Rudy mengatakan, sampai saat ini tidak ada protes dari keluarga terkait pekerjaannya.
Entah apakah jadi tukang las, tukang kayu dan lain sebagainya.
"Keluarga mendukung, tidak ada yang larang, yang penting halal," tuturnya.
Di sisi lain, Rudy merasa masih memiliki utang kepada masyarakat.
Utang tersebut adalah mengambil ijazah untuk masyarakat tidak mampu.
"Masih utang tentang masyarakat kecil, lemah, miskin dan tertindas," terang dia.
Menurut dia, soal mengambil ijazah anak yang tidak mampu ini penting karena mereka anak tidak berdosa yang terkena dampak.
"SPP tanggung jawab orang tua, sehingga ijazah ditahan," papar dia.
Dia menekankan, bila ijazah ditahan anak tersebut tidak akan bisa melanjutkan kuliah atau untuk mendaftar kerja.
"Itu yang perlu ditekankan," ungkapnya.
(TribunSolo.com/Asep Abdullah Rowi)
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Satu Pertanyaan yang Buat Eks Wali Kota Solo FX Rudy Menangis, Benarkah Pernah Lakukan ini Pada Mega