Kisah Risalianus, Isi Hari-harinya Rawat Ayah dan Ibu yang Lumpuh, Jadi Tulang Punggung Keluarga
Cerita perjuangan anak merawat kedua orang tuanya yang lumpuh datang dari Risalianus Aja.
Editor: Endra Kurniawan
Saat itu Wihelmina tidak bisa berbicara karena lidahnya tertarik ke dalam.
Hal tersebut dirasakan sang istri sepulang dari rumah sakit.
Baca juga: Kisah Penangkapan Buronan Interpol Andrew Ayer yang Kabur dari Kantor Imigrasi Dibantu Kekasihnya
Benediktus lumpuh sepulang dari kebun
Sedangkan Benediktus mengalami kelumpuhan sejak 2019.
Kakinya tidak bisa digerakkan sepulang dari kebun.
"Kalau saya, awalnya itu saya rasa nyilu di tulang. Kemudian kaku dan tidak bisa jalan," ucapnya.
Dengan kondisi tersebut, Benediktus dan Wihelmina hanya bisa berbaring sepanjang hari dan hanya mengandalkan anaknya, Risalianus.
Sejak saat itu Risalianus banting tulang demi keluarga, salah satunya dengan memanfaatkan kebun kopi dan kemiri.
"Pulang sekolah dan hari-hari libur. Setelah dia urus makan untuk kami, dia ke sawah atau ke kebun. Hasilnya itu supaya kami bisa makan dan beli kebutuhan sehari-hari," ujar dia.
Sementara tanaman padi di sawah biasa panen dua kali dalam setahun.
Mereka menggantungkan hidup dari belas kasih tetangga dan Komunitas berbasis gerejani (KBG), kelompok doa di tingkat keluarga.
Keluarga Risalianus juga mendapatkan dana Program Keluarga Harapan (PKH) dari pemerintah.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perjuangan Bocah SD Hidupi Orangtuanya yang Lumpuh, Ayah: Dia yang Urus Makan, Minum dan Bersihkan Kotoran Kami"
(Kompas.com/Markus Makur)