5 Fakta Oknum Polisi Bunuh 2 Gadis di Sumut: Berawal Sakit Hati, Pelaku Mengeksekusi Korban di Hotel
Seorang oknum polisi Polres Belawan, Aipda Roni Saputra tega menghabisi nyawa dua gadis muda, Aprilia Cinta (13) dan Riska Fitria (21).
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Seorang oknum polisi Polres Belawan, Sumatera Utara, Aipda Roni Saputra tega menghabisi nyawa dua gadis, Aprilia Cinta (13) dan Riska Fitria (21).
Setelah membunuh korban, pelaku kemudian membuang jasad dua gadis itu di lokasi berbeda.
Aprilia Cinta ditemukan tewas tergeletak di pinggir jalan kawasan Pulo Brayan, Medan Barat, Senin (22/2/2021).
Sementara Riska Fitria ditemukan tak bernyawa di pinggir Jalinsum kawasan Lingkungan Pasiran, Kelurahan Simpang Tiga Pekan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdangbedagai (Sergai).
Pelaku menghabisi nyawa kedua gadis itu dengan cara dicekik.
Sakit hati menjadi alasan pelaku nekat melakukan aksi kejinya itu kepada kedua korban.
Baca juga: Siangnya Sempat Cuci Mobil, Tetangga Kaget Aipda Roni Saputra Ditangkap karena Membunuh 2 Gadis Muda
Berikut 5 fakta terkait pembunuhan yang dilakukan oknum polisi Aipda Roni Saputra terhadap dua gadis, sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari Tribun Medan:
1. Sakit hati
Melansir Tribun Medan, oknum polisi tersebut nekat mencekik kedua korban hingga tewas gara-gara sakit hati.
Sakit hati ini dilatarbelakangi karena korban Rizka Fitria mendatangi tersangka yang sedang berjaga.
Korban menanyakan titipan tahanan di Rumah Tahanan Polisi (RTP).
Tersangka yang berat hati diminta untuk mengecek oleh Fitria, akhirnya enggan melakukan pengecekan.
Kemudian, Rizka Fitria bersama Aprilia Cinta mendatangi tersangka untuk menanyakan pengecekan tahanan itu, tapi terjadi cekcok di antara mereka.
"Ketika korban menanyakan perihal titipannya bersama seorang wanita temannya kepada tersangka terjadi ketersinggungan hingga membuat oknum tersebut sakit hati," kata Kasubid Penmas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan, Kamis (25/2/2021).
Masih kata Nainggolan, ada hubungan antara pelaku dengan korban Riska Fitria yang bekerja sebagai pekerja harian lepas di Polres Belawan.
"Sakit hati, hanya sakit hati karena si korban itu pegawai harian lepas di Polres Belawan bukan hubungan cinta, mungkin adalah masalah," terang Nainggolan.
Baca juga: Pembunuhan Sadis Bos Sembako di Kanigoro Hebohkan Blitar, Korban Diikat, Kepala Dibungkus Sarung
Baca juga: Kasus Pembunuhan Pembantu Terhadap Majikan Renta, Pelaku Tak Tahan Dipukuli Korban
2. Pelaku membawa dua korban ke hotel
Nainggolan menjelaskan, setelah permasalahan terjadi RTP, Aipda Roni Saputra membawa kedua korban tersebut ke hotel.
"Jadi setelah permasalahan kemarin, datanglah si korban dengan membawa satu orang temannya, kemudian si pelaku ngajak mereka pergi."
"Ternyata dia membawa ke salah satu penginapan yang ada di daerah Padang Bulan," ujar Nainggolan, Jumat (26/2/2021), sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari Tribun Medan.
Kemudian, lanjur Nainggolan, di tempat tersebutlah kedua korban dieksekusi dengan cara dicekik hingga tewas.
"Di situlah dia melakukan eksekusi dengan cara mencekik kedua korban dan meninggal di tempat," ungkapnya.
3. Coba hilangkan jejak, Roni Saputra sengaja buang mayat dua gadis muda di tempat berbeda
Dikutip dari Tribun Medan, untuk menghilangkan jejak pembunuhannya, tersangka sengaja membuang jenazah kedua korban di tempat berbeda.
Jenazah Riska Fitria pertama kali ditemukan sopir truk pada Senin (22/2/2021) sekira pukul 01.30 WIB di Jalinsum Kecamatan Perbaungan, Serdangbedagai.
Sementara jenazah Aprilia Cinta ditemukan di Kelurahan Pulo Brayan Kota, Medan Barat pada Senin pagi.
Nainggolan menyebutkan, bahwa tersangka membuang mayat keduanya di tempat berbeda untuk membuat alibi khusus serta untuk menghilangkan jejak.
"Alibi khusus, membuat alibi baru dan menghilangkan jejak," kata dia.
4. Sebelum ditangkap, Roni Saputra sempat cuci mobil
Masih dari Tribun Medan, tetangga tersangka sangat terkejut mendengar, Aipda Roni Saputra yang berprofesi sebagai polisi jadi pelaku pembunuhan.
"Ya kagetlah kita, yang namanya polisi seharusnya mengayomi," ujar tetangga tersebut, Sabtu (27/2/2021).
Wanita pemilik warung kelonton tersebut mengatakan, dua hari setelah kejadian Roni Saputra masih beraktivitas seperti biasa.
Tidak ada gelagat mencurigakan, bahkan masih mencuci mobil miliknya jenis Avanza warna silver pada siang hari sebelum ditangkap.
"Siangnya dia masih cuci mobil, lah malamnya sekitar jam 12.00 ditangkap polisi," kata dia.
Baca juga: Tak Memiliki Masalah, Gadis Ini Ikut Dibunuh Aipda Roni, Aprilia Cinta Bernasib Tragis
Baca juga: Cerita Dua Pria Bunuh Dewi Romlah Hanya Karangan, Ratna Pukuli Majikannya Pakai Tongkat Hingga Tewas
5. Jarang bersosialisasi
Masih kata wanita yang enggak disebutkan namanya itu, keluarga Roni Saputra jarang bertegur sapa selama berdomisili hampir setahun belakangan di lingkungan itu.
"Dia kurang bersosial, yah paling kalau pulang kerja dia di rumah aja enggak pernah keluar gabung-gabung sama tetangga. Enggak pernah pokoknya," terangnya.
Pantauan Tribun Medan, rumah Roni Saputra berjeruji besi tersebut memang tampak sepi, tidak ada aktivitas yang terlihat dari luar.
"Anak dan istrinya sebenarnya di dalam, tapi sejak kemarin jarang keluar," ujarnya.
Istri tersangka hanya sesekali keluar berbelanja kebutuhan sembako di warung milik wanita yang enggan disebutkan namanya itu.
"Kalau cakap-cakap jarang, istrinya paling kemari beli minyak makan dan lainnya," katanya.
Dikatakan wanita itu, Roni Saputra baru berdomisili di Lingkungan 19 selama hampir setahun belakangan.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunMedan.com/Satia/Victory Arrival Hutauruk/Arjuna Bakkara)