Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jalan Berliku Menuju Sumbulan, Kampung Tak Berpenghuni di Ponorogo

Letaknya tak jauh dari pusat kota Ponorogo Jawa Timur, namun Sumbulan nama kampung di Bumi Reog ini justru ditinggalkan penghuninya.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Jalan Berliku Menuju Sumbulan, Kampung Tak Berpenghuni di Ponorogo
Surya.co.id/Sofyan Arif Candra Sakti
Sumbulan, satu Kampung di Desa Plalangan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo yang sepi tak berpenghuni. 

"Kalau waktunya salat Subuh, Maghrib, Isya ya kosong," lanjutnya.

Kampung Sempat Ramai karena Ada Pesantren, Ditinggalkan Warga Sejak 1960 an
Tohari menceritakan, dulunya kampung tersebut ramai layaknya kampung yang lain.

Bahkan sempat ada pesantren yang mempunyai cukup banyak santri.

Namun mulai tahun 1960 an, warga kampung Sumbulan mulai meninggalkan kampung halamannya.

"Misalnya menikah, warga sini selalu pindah ikut pasangannya. Lalu ada juga yang kerja dan pindah rumah," terang Tohari.

Begitupun Tohari yang memutuskan untuk pindah ke Kelurahan Kadipaten, Kecamatan Babadan pada tahun 1982.

Mantan warga kampung Sumbulan, Sumarno, menyebutkan Masjid yang merupakan satu-satunya penunjuk ada aktivitas di kampung Sumbulan merupakan peninggalan sebuah pondok pesantren.

Berita Rekomendasi

Pondok tersebut mulai didirikan sekitar tahun 1850- an oleh Nyai Murtadho saat masih bujang.

"Nyai Murtadho ini mendirikan sebuah pesantren yang disebut Sumbulan pada tahun 1850.

Beliau ini anak seorang ulama dari Demak," jelas Marno, Rabu (3/3/2021).

Sumbulan, satu Kampung di Desa Plalangan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo yang sepi tak berpenghuni.
Sumbulan, satu Kampung di Desa Plalangan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo yang sepi tak berpenghuni. (SURYA.CO.ID/Sofyan Arif Candra Sakti)

Berjalannya waktu, pondok pesantren tersebut semakin besar dan santrinya semakin banyak, termasuk dari luar daerah.

Mereka pun mendirikan pondok semipermanen dan lama-lama menetap di Sumbulan.

"Jadi penduduknya itu para santri hingga sampai 17 rumah," lanjutnya.

Namun, sepeninggal Nyai Murtadho dan keluarganya, pondok pesantren tersebut semakin sepi.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas