Viral, Sri Wahyuni Dagang Ikan Segar, Pasang Spanduk Layaknya Calon Legislatif
Meski unik, namun pemasangan spanduk itu belum meningkatkan penjualan ikan segar di lapaknya.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNNEWS.COM, SUKOHARJO - Sebuah spanduk milik Sri Wahyuni, warga Dusun Badran, Desa Mertan, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo kini viral di media sosial.
Sri Wahyuni bukan mencalonkan diri sebagai caleg, tapi di spanduk itu terpampang foto dirinya, lengkap dengan nomor dan logo layaknya spanduk seorang yang hendak mencalonkan diri sebagai anggota legislatif.
Namun saat dicermati kembali, spanduk berukuran 3X2 meter itu ternyata merupakan spanduk lapak ikan.
"Itu saya pasang seminggu yang lalu, dan langsung viral," kata Sri Wahyuni, Sabtu (6/3/2021).
Spanduk itu buatan anaknya.
Karena dianggap bagus, dia menerima spanduk itu dipasang di lapak ikannya yang berada di samping tanggul waduk Mulur itu.
Spanduk itu membuat banyak orang salah fokus, dan menjadi perhatian tersendiri.
Meski unik, namun pemasangan spanduk itu belum meningkatkan penjualan ikan segar di lapaknya.
"Saya buka dari pukul 06.00 WIB, tutupnya sampai dagangan saya habis," ucapnya.
"Banyak orang yang kesini, tanya-tanya soal spanduk itu. Tapi kalau penjualan ikan masih sama," ujarnya.
Tak hanya nyeleneh, spanduk itu ternyata memiliki beberapa pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat.
Seperti angka delapan yang memiliki harapan rejeki tak pernah terputus.
Dan visinya untuk meningkatkan gizi dari protein ikan.
Lapak milik Sri Wahyuni menjual berbagai jenis ikan air tawar seperti Nila, Patin, Lele, Gurame, Jambal, dan sebagainya.
Baca juga: VIRAL Video Pengantin Pria Jadi Fotografer Dadakan, Berawal dari Prank sang Teman, Begini Kisahnya
Baca juga: TKA Pria Asal Korea Tendang Karyawati saat Makan, Videonya Viral dan Pihak Perusahaan Buka Suara
Harganya relatif terjangkau, ikan Nila dijual Rp 15-32 ribu/kilo tergantung ukuran, ikan Kutuk seharga Rp 60 ribu/kilo, dan ikan Patin Rp 22 ribu/kilo.
"Ikan itu saya dapat dari petani karamba di Waduk Mulur," jelasnya.
Dia berharap dengan spanduk yang dipasang di lapaknya itu bisa meningkatkan penjualan ikan segar miliknya.
Penjual HIK
Di daerah berbeda, satu-satunya hidangan istimewa ala kampung (HIK) atau angkringan di Kabupaten Sragen ini sukses memancing perhatian.
Bagaimana tidak, jika umumnya spanduk papan warung tampak normatif dan biasa saja, hal itu tidak berlaku di Angkringan Sempulur.
Baca juga: Tenda dan Spanduk Sudah Terpasang, Peserta Acara Klub Motor Disuruh Pulang ke Rumah oleh Polisi
Baca juga: Penerbit Tiga Serangkai Didatangi Sejumlah Orang, Bentangkan Spanduk Buntut Buku Ajar Pak Ganjar
Angkringan yang berlokasi di kawasan Jalan Raya Solo-Purwodadi, Desa Gandurejo, Kecamatan Gemolong itu memajang baliho besar berukuran 2x3 meter bak alat peraga kampanye (APK) milik politisi.
Bahkan mirip spanduk politisi-politisi pada umumnya saat adanya kampanye pemilu, sehingga tertera nama calon legislatif (caleg), foto hingga nomor urutnya.
Bedanya, Angkringan Sempulur buru-buru menuliskan 'Jangan Pilih Saya, Saya Tidak Nyaleg' di bagian atas sendiri.
Di urutan nomor yang biasanya diisi nama caleg, diganti menu makan.
Mulai dari Sega Kucing, Usus, Ati, Gorengan, hingga Es Kampul.
Lantas siapa sosok yang membuat baliho unik itu?
Ya, dia adalah seorang pemuda bernama Naufal Bahauddin Wafi.
Pemilik Angkringan Sempulur, Naufal menceritakan asal muasal baliho nyeleneh itu.
Bahkan ada pembeli yang jepret baliho tersebut, kemudian viral di mana-mana dengan sebutan 'S3 Marketing'.
Mahasiswa sastra Jawa Universitas Sebelas Maret (UNS) itu mengaku terinspirasi dari musim pilkada bulan Desember 2020 lalu.
"Saya buatnya bulan Agustus 2020, dulu musim Pilkada," katanya saat ditemui TribunSolo.com, Kamis (18/2/2021).
"Awalnya berupa stiker, saya iseng-iseng untuk memparodikan, tapi ternyata banyak yang suka dan saya buatkan baliho sekalian," aku dia membeberkan.
Naufal juga memanfaatkan baliho tersebut sebagai media promosi tempat jualannya agar pembeli tertarik dan betah.
"Selama ini spanduk (baliho) warung biasa saja dan lumrah, saya merasa tertarik untuk mengubahnya dengan spanduk yang saya buat ini," katanya.
"Walaupun parodi, saya tidak maksud menyindir politisi," imbuhnya.
Tak dinyana, setelah diganti dengan foto wajahnya sambutan pembelinya jadi positif.
Beberapa orang luar kota bahkan penasaran untuk melihatnya langsung sehingga membuatnya kaget bukan kepalang.
"Responnya positif, warga sampai bilang, kok cah iki nyeleneh banget hehe," tutur dia.
"Apalagi setelah masuk IG, teman-teman kuliah saya penasaran ke sini," imbuhnya.
Angkringan Sempulur sendiri buka setiap hari dari pukul 09.00 sampai 19.00 WIB.
Untuk menunya, Naufal menuturkan jika Angkringan Sempulur menjual layaknya HIK pada umunya yang sesuai lidah masyarakat.
Termasuk harganya juga sangat terjangkau bagi isi dompet.
"Sama seperti angkringan, ada nasi kucing gorengan dan sebagaianya," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Viral! Pedagang Ikan di Sukoharjo Buat Spanduk Mirip Calon Legislatif, Ini Penampakannya
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.