Kasus Ritual 16 Orang Mandi Telanjang Bersama: Menelisik Aliran Hakekok di Pedalaman Pandeglang
A melaksanakan ritual mandi bareng bagian dari ajaran Balatasuta dengan mengadopsi dari ajaran Hakekok yang dibawa oleh almarhum E alias S.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Warga digegerkan adanya dugaan aliran sesat bernama Hakekok di Kabupaten Pandeglang, Banten, yang menjalankan ritual mandi bareng antara laki-laki dan perempuan hingga anak-anak tanpa busana.
Ritual tersebut dilakukan sekelompok warga Desa Karangbolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, di sebuah tempat penampungan air area kebun sawit milik PT Gal. Ritual mandi bareng tanpa busana itu dipimpin oleh ketua aliran Hakekok berinsial A (52).
Baca juga: Kesaksian Warga Soal Ritual Aneh Pengikut Aliran Hakekok: Usai Mandi Bareng Lanjut ke Hutan
Menurut polisi, A melaksanakan ritual mandi bareng bagian dari ajaran Balatasuta dengan mengadopsi dari ajaran Hakekok yang dibawa oleh almarhum E alias S.
Video ritual mandi bareng kelompok aliran Hakekok itu pun beredar di masyarakat.
Warga sekitar yang resah atas adanya aliran sesat tersebut akhinrya melapor ke Polres Pandeglang.
Baca juga: Sosok A, Pemimpin Aliran Hakekok Banten yang Ajak 16 Pria dan Wanita Mandi Bareng Tanpa Busana
Sebanyak 16 orang yang melaksanakan ritual mandi bareng tersebut akhirnya diamankan Polres Pandeglang pada Kamis kemarin.
TribunBanten.com coba menelisik lokasi tempat kelompok aliran Hakekok tersebut di Desa Karangbolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang.
Butuh waktu sekitar empat jam dengan sepeda motor untuk mencapai lokasi kampung tempat kelompok Hakekok tersebut tinggal.
Karena akses jalan yang terjal dan sempit, lokasi desa tempat aliran Hakekok tersebut hanya dapat dilalui sepeda motor atau berjalan kaki selama empat jam.
Sepanjang jalan menuju lokasi, hanya tampak perkebunan dan semak belukar.
Setiba di lokasi, terdapat sebuah perkampungan warga di Desa Karangbolong.
Perkampungan tersebut terbilang sepi. Jarak antar rumah sekitar 300 meter.
Sudah ada sejumlah polisi berjaga-jaga di kampung tersebut.
Sementara, para warga memilih kumpul-kumpul di depan rumah.