Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

POPULER Regional: Kecelakaan Maut di Sumedang, 29 Orang Tewas | Seorang Pria Tembok Akses Jalan

Berikut ini berita populer regional dalam 24 jam terakhir. Kecelakaan maut yang melibatkan sebuah bus terjadi di Sumedang.

Penulis: Miftah Salis
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in POPULER Regional: Kecelakaan Maut di Sumedang, 29 Orang Tewas | Seorang Pria Tembok Akses Jalan
Kompas.com/Ari Himawan
Tembok yang dibangun menutup akses tiga rumah warga di Desa Widodaren, Petarukan, Pemalang Jawa Tengah. 

Bos Blue Star ditemukan tewas di kantornya.

Korban ditemukan tewas tergeletak di dekat meja korban.

Sebelumnya, korban sempat mengeluh keracunan obat nyamuk bakar.

Fauzi Hasyim (52) warga Kinangsia Raya, Tamansari, Jakarta Barat ditemukan tewas di kantor Blue Star di Jalan Ahmad Yani, Kota Semarang.

PO Bus itu memiliki beberapa cabang seperti Semarang, Salatiga, Jakarta dan kota lainnya. 

Kematian korban diketahui pertama kali oleh saksi mata, Karyadi (46) yang merupakan petugas kebersihan perusahaan tersebut sekitar pukul 15.15 WIB. 

Dia diminta oleh pihak perusahaan cabang Salatiga untuk memeriksa korban karena ditelpon berkali-kali tak ada respon.

BERITA TERKAIT

BACA SELENGKAPNYA >>>

5. Diduga Gara-gara Kalah Pilkades, Seorang Pria Tembok Akses Jalan, 4 Keluarga Terisolasi

Setelah kalah Pilkades, seorang pria tembok akses jalan.

Akibatnya, empat keluarga menjadi terisolasi.

Peristiwa tersebut terjadi di Desa Widodaren, Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Namun, pemilik tanah mengklaim bahwa pembangunan tembok bukan karena kontestasi Pilkades.

Warga setempat yang juga pembeli tanah yang dibangun tembok permanen tersebut, Tri Budi, menuturkan, akses jalan itu telah dibeli seharga Rp 100 juta dan uang muka sebesar Rp 50 juta dibayarkan pada 18 Februari 2020.

Namun, uang tersebut dikembalikan secara sepihak melalui menantunya sebelum pelaksanaan Pilkades Desember 2020.

Tri Budi menambahkan, ia membeli tanah tersebut dari Sukendro dengan lebar depan 3,33 meter dan lebar belakang 3,66 meter.

"Setelah kalah pilkades dibangun tembok ditutup mulai 27 Februari 2021 sampai sekarang. Tiga rumah dari tiga kepala keluarga (KK) yakni milik ayah saya Suharto, terus ada Pak Kismanto, Agus, dan Amsori tertutup akses jalannya. Saya juga tidak tahu alasan penutupan apa," kata Budi, Rabu (10/3/2021).

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas