Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

POPULER Regional: Kecelakaan Maut di Sumedang, 29 Orang Tewas | Seorang Pria Tembok Akses Jalan

Berikut ini berita populer regional dalam 24 jam terakhir. Kecelakaan maut yang melibatkan sebuah bus terjadi di Sumedang.

Penulis: Miftah Salis
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in POPULER Regional: Kecelakaan Maut di Sumedang, 29 Orang Tewas | Seorang Pria Tembok Akses Jalan
Kompas.com/Ari Himawan
Tembok yang dibangun menutup akses tiga rumah warga di Desa Widodaren, Petarukan, Pemalang Jawa Tengah. 

TRIBUNNEWS.COM- Berikut ini berita populer regional dalam 24 jam terakhir.

Kecelakaan maut yang melibatkan sebuah bus terjadi di Sumedang.

Sebanyak 29 orang menjadi korban tewas dalam insiden tersebut.

Sesaat setelah kecelakaan, para korban sempat bergelimpangan dan tertindih bus.

Sementara itu, bos Blue Star ditemukan tewas di kantornya.

Korban sebelumnya sempat mengeluh keracunan obat nyamuk bakar.

Berita lain, diduga kalah pilkades seorang pria tembok akses jalan.

BERITA TERKAIT

Akibatnya, empat keluarga harus terisolasi.

Baca juga: Detik-detik Kepala Badan Kepegawaian Tulungagung Tewas Kecelakaan Sepulang Touring, Gagal Salip Truk

Baca juga: Resa Korban Tewas Kecelakaan Bus di Sumedang Sempat Dilarang Berangkat oleh Ayah, Kini Batal Nikah

Baca juga: Suami Jual Istri ke Pria Lain Kepergok Warga, Tunggu di Ruang Tamu, Uangnya untuk Bayar Utang

1. Kondisi Setelah Kecelakaan Maut di Sumedang, Para Penumpang Bergelimpangan hingga Tertindih

Kecelakaan maut yang melibatkan bus pariwisata terjadi di Sumedang pada Rabu (10/3/2021) malam.

Kejadian tersebut menelan banyak korban tewas.

Sesaat setelah peristiwa terjadi, para korban bergelimpangan hingga tertindih.

Para korban itu berasal dari berbagai kalangan, mulai balita, remaja hingga dewasa.

Mengingat, hampir setengahnya penumpang jadi korban tewas, betapa ngerinya kondisi sesaat kecelakaan maut itu terjadi.

Seperti halnya dilaporkan dari kesaksian korban selamat dalam kecelakaan tersebut.

Bangkai Bus pariwisata Sri Padma Kencana yang mengalami kecelakaan maut masuk jurang di Tanjakan Cae Sumedang, Rabu (10/3/2021). (hilman kamaludin/tribun jabar)
Bangkai Bus pariwisata Sri Padma Kencana yang mengalami kecelakaan maut masuk jurang di Tanjakan Cae Sumedang, Rabu (10/3/2021). (hilman kamaludin/tribun jabar) (Hilman Kamaluddin/Tribun Jabar)

Mimin, warga Desa Paku Haji, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang itu selamat dari kecelakaan maut tersebut.

Ia menjadi korban selamat bersama kedua anaknya yang berumur 2 dan 11 tahun.

Mimin menceritakan kondisi sesaat kecelakaan maut terjadi.

Awal mula bus oleng dan mencium kampas rem hingga akhirnya bus pariwisata itu masuk ke jurang.

Saat itu ia kebagian duduk di bagian depan jok kedua setelah sopir.

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. Update Daftar Korban Tewas Kecelakaan Maut di Sumedang, Kini Total Ada 29 Orang

Berikut ini update daftar korban tewas dalam kecelakaan maut di Sumedang.

Kini total ada 29 prang meninggal dunia dalam peristiwa nahas tersebut.

Kedua korban yang tewas saat menjalani perawatan di RSUD Sumedang itu berjenis kelamin perempuan.

Kasubag Humas Polres Sumedang AKP Dedi Juhana mengatakan, dengan tambahan dua korban, maka total korban tewas akibat kecelakaan Sumedang menjadi 29 orang.

Adapun tota penumpang bus tersebut berjumlah 66 orang.

"Korban meninggal dalam perawatan di RSUD Sumedang berjenis kelamin perempuan dua orang. Sehingga total korban meninggal menjadi 29 orang dan korban luka-luka menjadi 37 orang," ujar Kasubag Humas Polres Sumedang AKP Dedi Juhana saat ditemui di Tanjakan Cae, Kamis (11/3/2021).

Dedi menuturkan, petugas Inafis Polres Sumedang, RSUD Sumedang, bersama keluarga korban telah berhasil mengidentifikasi 65 korban dalam rombongan peziarah dari SMP IT Al Muawwanah, Cisalak, Subang tersebut.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Tanjakan Cae, Lokasi Kecelakaan Maut di Sumedang Ternyata Dikenal Ekstrem dan Curam

Kecelakaan maut terjadi di Tanjakan Cae, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Rabu (10/3/2021) pukul 18.30 WIB.

Lokasi tersebut ternyata dikenal ekstrem dan curam.

Di lokasi tersebut juga rawan terjadi kecelakaan.

Sebuah bus pariwisata rombongan peziarah dan tur siswa SMP IT Al Muawwanah, Cisalak, Subang masuk ke dalam jurang sedalam lebih dari lima meter.

Dikutip Tribunnews dari Kompas.com, sebanyak 27 orang meninggal akibat kecelakaan tersebut.

"Paling banyak usia anak remaja dan dewasa, ada juga tadi kami evakuasi balita," ungkap Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Bandung, Supriono, Kamis (11/3/2021).

Tanjakan Cae yang menjadi lokasi kecelakaan bus tersebut memang dikenal ekstrem.

Hal ini disampaikan warga setempat, Waslim, yang mengaku paham kondisi Tanjakan Cae.

Mengutip Kompas.com, Waslim mengatakan kondisi Tanjakan Cae menanjak dan berkelok.

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. Bos Blue Star Ditemukan Tewas, Tergeletak di Dekat Meja, Sempat Mengeluh Keracunan Obat Nyamuk Bakar

Bos Blue Star ditemukan tewas di kantornya.

Korban ditemukan tewas tergeletak di dekat meja korban.

Sebelumnya, korban sempat mengeluh keracunan obat nyamuk bakar.

Fauzi Hasyim (52) warga Kinangsia Raya, Tamansari, Jakarta Barat ditemukan tewas di kantor Blue Star di Jalan Ahmad Yani, Kota Semarang.

PO Bus itu memiliki beberapa cabang seperti Semarang, Salatiga, Jakarta dan kota lainnya. 

Kematian korban diketahui pertama kali oleh saksi mata, Karyadi (46) yang merupakan petugas kebersihan perusahaan tersebut sekitar pukul 15.15 WIB. 

Dia diminta oleh pihak perusahaan cabang Salatiga untuk memeriksa korban karena ditelpon berkali-kali tak ada respon.

BACA SELENGKAPNYA >>>

5. Diduga Gara-gara Kalah Pilkades, Seorang Pria Tembok Akses Jalan, 4 Keluarga Terisolasi

Setelah kalah Pilkades, seorang pria tembok akses jalan.

Akibatnya, empat keluarga menjadi terisolasi.

Peristiwa tersebut terjadi di Desa Widodaren, Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Namun, pemilik tanah mengklaim bahwa pembangunan tembok bukan karena kontestasi Pilkades.

Warga setempat yang juga pembeli tanah yang dibangun tembok permanen tersebut, Tri Budi, menuturkan, akses jalan itu telah dibeli seharga Rp 100 juta dan uang muka sebesar Rp 50 juta dibayarkan pada 18 Februari 2020.

Namun, uang tersebut dikembalikan secara sepihak melalui menantunya sebelum pelaksanaan Pilkades Desember 2020.

Tri Budi menambahkan, ia membeli tanah tersebut dari Sukendro dengan lebar depan 3,33 meter dan lebar belakang 3,66 meter.

"Setelah kalah pilkades dibangun tembok ditutup mulai 27 Februari 2021 sampai sekarang. Tiga rumah dari tiga kepala keluarga (KK) yakni milik ayah saya Suharto, terus ada Pak Kismanto, Agus, dan Amsori tertutup akses jalannya. Saya juga tidak tahu alasan penutupan apa," kata Budi, Rabu (10/3/2021).

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas