Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sempat Mengeluh Tangannya Terasa Kaku Sehari Jelang Kecelakaan, Pupus Sudah Rencana Resa Menikah

Ibunda Resa mengatakan, putrinya tersebut sempat mengeluh karena tangannya terasa kaku sehari sebelum berangkat berziarah.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Sempat Mengeluh Tangannya Terasa Kaku Sehari Jelang Kecelakaan, Pupus Sudah Rencana Resa Menikah
Tribun Jabar
Foto Resa Siti Khoeriyah dipegang kakaknya di rumahnya. Resa adalah salah satu korban yang tewas dalam kecelakaan maut di Sumedang, Rabu (10/3/2021). 

Laporan Kontributor Tribun Jabar, Irvan Maulana

TRIBUNNEWS.COM, SUBANG - Resa Siti Khoeriyah, seorang guru di SMP IT Al Muawanah menjadi salah satu korban yang tewas dalam kecelakaan maut di Wado, Sumedang, Rabu (10/3/2021) lalu.

Resa Siti Khoeriyah ternyata punya rencana akan melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat.

Dia sebenarnya sempat dilarang oleh ibundanya untuk berangkat bersama rombongan ziarah sekolah tersebut.

Namun Resa menolak dengan alasan tidak enak kalau tidak ikut.

Sebab dia juga merupakan salah satu guru di sekolah tersebut.

Yayat (50), ibunda Resa mengatakan, putrinya tersebut sempat mengeluh karena tangannya terasa kaku sehari sebelum berangkat berziarah.

BERITA TERKAIT

"Enggak usah ikut Teh, sekarang musim hujan, tapi dia bilang harus ikut. Gimana lagi atuh, karena sudah direncanakan dari awal, kata si Teteh," ujar Yayat ketika ditemui di kediamannya Kampung Pasirlaja, Desa Cisalak, Kabupaten Subang, Kamis (11/3/2021).

Sambil menahan isak tangis Yayat melanjutkan cerita.

Foto Resa Siti Khoeriyah dipegang kakaknya di rumahnya. Resa adalah salah satu korban yang tewas dalam kecelakaan maut di Sumedang, Rabu (10/3/2021).
Foto Resa Siti Khoeriyah dipegang kakaknya di rumahnya. Resa adalah salah satu korban yang tewas dalam kecelakaan maut di Sumedang, Rabu (10/3/2021). (Tribun Jabar)

Sebelum kejadian kecelakaan tersebut Resa sempat melakukan panggilan video kepada ayahnya.

"Sebelum kejadian sekitar jam enam magrib video call bapaknya, dia ngasih kabar sudah sampai di Wado agar dijemput jam sembilan," imbuhnya.

Tak lama berselang, keluarga Resa mendapat kabar kejadian tersebut dari aparat setempat.

Ayah Resa juga langsung bergegas berangkat ke RSUD Sumedang dan sampai di sana pada pukul 21.00 WIB.

Cerita dilanjutkan Witono (30), kakak Resa.

Ia bergegas menyusul sang ayah untuk menjemput Resa pada pukul 01.00 WIB dini hari setelah pulang kerja ke RSUD Sumedang.

"Resa itu salah satu guru SMP IT Al Muawanah, ia juga sempat dilarang ibu karena sempat cerita Resa itu merasa lemas dan kaku tangannya itu, ibu nyangka dia kurang sehat," kata Witono.

Witono menambahkan, adiknya baru diwisuda di salah satu perguruan tinggi di Sumedang,

"Dia juga sudah melangsungkan pertunangan bersama teman lelakinya," ujarnya.

Baca juga: Terungkap Alasan Sopir Bus Sri Padma Kencana Pilih Jalur Wado, Bukan Lewat Nagrek Seperti Biasanya

Baca juga: Kecelakaan Maut Bus Sri Padma, Pimpinan DPR Minta Kemenhub Beri Sanksi Tegas

"Sekarang teman lelakinya masih di Korea, dia jadi TKI, rencana melangsungkan pernikahan setelah calon suami selesai kontrak dan pulang ke Indonesia akhir tahun," ucap Witono.

Keluarga tunangan Resa pun sudah mengunjungi kediaman Resa.

"Mereka sudah ke sini, turut berbela sungkawa, tunangannya yang di sana juga sempat telepon. Dia menangis histeris, tapi dia juga sadar kalau ini sudah takdir," ujarnya.

29 Korban Tewas

Kecelakaan maut bus yang membawa rombongan ziarah dan tour SMP IT Al Muawanah Cisalak, Subang pada Rabu (10/3/2021) mengakibatkan 29 orang tewas.

Kecelakaan tersebut terjadi saat rombongan dalam perjalanan pulang ke Sumedang.

Mereka awalnya melakukan perjalanan untuk ziarah ke Pamijahan, Kabupaten Tasikmalaya.

Satu di antara rombongan, Imam menyatakan, rombongan pulang melalui Jalur Wado, Sumedang.

Imam adalah guru SMP IT Al Muawanah Cisalak yang menjadi korban selamat dari kecelakaan Sumedang.

Menurut Imam, pihak bus travel yang ditumpanginya biasanya melewati jalur Nagreg.

Namun, jarak tempuh jalur Nagreg dinilai terlalu jauh.

"Biasanya pulang lewat Nagreg, jalur Bandung, tetapi terlalu jauh," katanya.

Kemudian, pihak rombongan ada yang memberikan usulan untuk melewati Jalur Wado, Sumedang.

Mereka pun menanyakan apakah sopir yang mengendarai busnya sanggup atau tidak melewati jalur alternatif tersebut.

"Dari teman-teman ada inisiatif, bagaimana kalau jalur Wado, kira-kira sanggup enggak pak sopirnya," kata Imam.

Kemudian, pihak travel pun menyetujui keinginan dan permintaan pihak yang mengusulkan.

Akhirnya jalur bus pun melaju melalui Jalur Wado, Sumedang.

Namun, ada yang mencurigakan dalam perjalanan. Penumpang mencium bau yang aneh.

Imam pun menanyakan asal muasal dari bau tersebut.

Baca juga: Korban Tewas Kecelakaan Bus di Sumedang Bertambah 2 Orang, Total Ada 29 Orang, Ini Daftarnya

Baca juga: 3 Anggota Keluarga Jadi Korban Kecelakaan Bus di Sumedang, Lia: Tak Sangka Itu Lambaian Terakhir

"Saya tanya bau apa? katanya kampas remnya masih baru. Ya sudah kalau begitu berarti bagus," kata Imam.

Saat memasuki Turunan Cae, bus pun mengalami rem blong.

"Di jalur menurun dan belokan bus kenceng, (rem blong) saat jalur menurun," katanya.

Akibatnya, bus oleng ke kiri dan bus masuk jurang. Penumpang pun banyak yang terluka, bahkan meninggal dunia.

Korban meninggal dari kecekaan maut di Sumedang itu mencapai 27 orang, sedangkan korban selamat 39 orang.

Data terakhir korban tewas bertambah dua orang, sehingga kini total ada 29 orang meninggal dunia dalam peristiwa naas tersebut.

Kedua korban yang tewas saat menjalani perawatan di RSUD Sumedang itu berjenis kelamin perempuan.

Kasubag Humas Polres Sumedang AKP Dedi Juhana mengatakan, dengan tambahan dua korban, maka total korban tewas akibat kecelakaan Sumedang menjadi 29 orang.

Adapun total penumpang bus tersebut berjumlah 66 orang.

"Korban meninggal dalam perawatan di RSUD Sumedang berjenis kelamin perempuan dua orang. Sehingga total korban meninggal menjadi 29 orang dan korban luka-luka menjadi 37 orang," ujar Kasubag Humas Polres Sumedang AKP Dedi Juhana saat ditemui di Tanjakan Cae, Kamis (11/3/2021).

Dedi menuturkan, petugas Inafis Polres Sumedang, RSUD Sumedang, bersama keluarga korban telah berhasil mengidentifikasi 65 korban dalam rombongan peziarah dari SMP IT Al Muawwanah, Cisalak, Subang tersebut.

Dugaan Penyebab Kecelakaan Sumedang

Kapolda Jabar Irjen Pol Ahmad Dofiri menduga sopir bus tersebut tidak terbiasa melintasi jalur tersebut.

"Artinya bukan bus reguler. Saya yakin tidak paham juga jalur ini," ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian, Kamis (11/3/2021).

Ahmad mengatakan, jalur tersebut medan jalan terjal dan turunan curam.

Selain itu jalur tersebut juga memiliki banyak tikungan tajam.

Foto Resa Siti Khoeriyah Korban Kecelakaan di Sumedang_1
Resa Siti Khoeriyah, salah satu korban kecelakaan maut bus di Wado, Sumedang, Rabu (10/3/2021).

Ia mengatakan jalur yang dilewati bus itu sebetulnya tidak diperuntukan untuk bus pariwisata berkapasitas 60 orang.

Pihaknya sudah membatasi kendaraan besar sejak dulu agar kendaraan seperti bus pariwisata seperti itu tidak melintasi jalur tersebut.

"Jadi jalur ini hanya untuk kendaraan-kendaraan kecil biasa ya," kata Ahmad.

"Sekali lagi (penyebab) secara menyeluruh, kita akan lihat dari hasil analisis mendalam," ucapnya.

Baca juga: Update Daftar Korban Tewas Kecelakaan Maut di Sumedang, Kini Total Ada 29 Orang

Baca juga: Cerita Korban Selamat Kecelakaan Bus di Sumedang: Menyelamatkan Diri dengan Cara Telanjang

Kapolda Jabar Irjen Pol Ahmad Dofiri memastikan, kecelakaan bus ini merupakan kecelakaan tunggal, namun untuk penyebabnya hingga saat ini belum bisa dipastikan.

Sementara ini, pihak polisi masih menduga penyebab kecelakaan karena sopir tak mengetahui kondisi jalan.

Di sisi lain, sebuah fakta baru juga muncul dari kesaksian korban selamat.

Mimin, warga Desa Paku Haji, Kecamatan Cisalak, Subang itu berhasil selamat bersama dua orang anaknya.

Awalnya, Mimin memberikan kesaksian sebelum kecelakaan maut itu terjadi.

Kondisi terkini bus yang masuk jurang di Jalan Raya Wado-Malangbong, Dusun Cilangkap, RT 01/06, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Rabu (10/3/2021).
Kondisi terkini bus yang masuk jurang di Jalan Raya Wado-Malangbong, Dusun Cilangkap, RT 01/06, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Rabu (10/3/2021). (Tribun Jabar/Hilman Kamaludin)

Mimin mengatakan dalam perjalanan sang sopir bus sempat ditegur.

Mimin mengaku dalam perjalanan dirinya dan penumpang lain sempat mencium bau hangit kampas rem.

Karena khawatir, kata Mimin, sopir sempat ditegur untuk memeriksanya.

Sang sopir bus itu, kata Mimin menjelaskan bahwa bus dalam keadaan rem blong.

"Salah seorang penumpang sempat meminta sopir memeriksanya, sopir bilang remnya blong," ungkap Mimin.

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Guru Cantik yang Baru Diwisuda Jadi Korban Kecelakaan Maut di Sumedang, Rencana Menikah Akhir Tahun

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas