Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kata Ahli soal Pembunuh Berantai di Bogor, Sudah Kehilangan Fungsi Otak hingga Mirip Skizofrenia

Ahli psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menanggapi soal pembunuh berantai di Bogor, ungkap sudah kehilangan fungsi otak.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Daryono
zoom-in Kata Ahli soal Pembunuh Berantai di Bogor, Sudah Kehilangan Fungsi Otak hingga Mirip Skizofrenia
Lingga Arvian Nugroho/Tribun Bogor
Tersangka MRI (21) pelaku pembunuhan 2 perempuan muda di Bogor menunjukan wajah tenang saat digiring petugas di Mapolres Bogo, Kamis (11/3/2021). 

TRIBUNNEWS.COM - Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel menanggapi soal hebohnya kasus pembunuhan berantai di Bogor yang terungkap baru-baru ini.

Dari hasil pengembangan polisi diketahui, pembunuh bernama Rian ini merupakan pecandu obat-obatan terlarang.

Menurut Reza, tindakan keji yang dilakukan Rian erat kaitannya dengan obat terlarang yang ia konsumsi.

Bahkan, lanjut Reza, obat terlarang itu telah membuat fungsi otaknya rusak hingga perilakunya mirip dengan pengidap skizofrenia.

Baca juga: Sosok Rian Pembunuh Siswi SMA & Janda di Bogor, Seorang Pemakai Narkoba hingga Ngaku Benci Wanita

"Pelaku pakai methamphetamine, ya. 'wajar'-lah kalau perilakunya menjadi sangat agresif. Lima puluh kali lebih dahsyat daripada kokain."

"Di samping memunculkan perasaan gembira (euforia) meluap-luap, meth juga merusak kimia dan fungsi otak."

"Bahkan bisa sampai memunculkan sifat paranoid yang ekstrem, juga perilaku mirip skizofrenia," kata Reza dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Jumat (12/3/2021).

Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel
Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel (Tangkap layar kanal YouTube Baitul Maal Hidayatullah)
BERITA TERKAIT

Reza menjelaskan, jenis obat yang dikonsumsi oleh Rian, merupakan obat yang kuat dengan aksi pembunuhan.

Menurutnya, orang yang mengonsumsi methamphetamine memiliki rasa ingin membunuh lebih tinggi dibanding pecandu biasa.

"Meth adalah satu-satunya obat yang memiliki hubungan sangat kuat dengan aksi pembunuhan. Pecandu meth punya risiko membunuh sembilan kali lebih tinggi daripada bukan pemakai," katanya.

Untuk itu, Reza menegaskan, perbuatan pelaku yang membunuh dan juga pecandu narkoba benar-benar mengkhawatirkan.

Baca juga: Pola Pembunuhan Berantai di Bogor: Pelaku Ajak Kencan Korban di Hotel, Mayat Dibungkus di Ransel

"Pembunuh itu jelek. Pecandu juga jelek. Jika digabung, pembunuh sekaligus pecandu memunculkan sosok penjahat jelek sempurna."

"Tapi karena meth merusak otak, maka boleh jadi pembunuh tidak punya intensi dan kesadaran untuk membunuh," ujarnya.

Kendati demikian, Reza menuturkan, pembunuh dengan pengaruh methamphetamine tidak memberikan dampak apapun bagi ancaman pidananya.

Tersangka MRI (21) pelaku pembunuhan 2 perempuan muda di Bogor menunjukan wajah tenang saat digiring petugas di Mapolres Bogo, Kamis (11/3/2021). (TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho)
Tersangka MRI (21) pelaku pembunuhan 2 perempuan muda di Bogor menunjukan wajah tenang saat digiring petugas di Mapolres Bogo, Kamis (11/3/2021). (TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho) ((TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho))
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas