Pria Berusia Seabad Lebih Pilih Tinggal di Kuburan Desa, Ungkap Alasan dan Pengalaman Mistis
Setiap waktu dan malam malam hari, Abah tidak lepas berdoa dan dzikir minta pengampunan terhadap Gusti Allah
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNNEWS.COM, KUNINGAN - Abah Sarji (102), warga Desa Lengkong, Kecamatan Garawangi, Kuningan, Jawa Barat mengaku memilih hidup atau mengabiskan waktu sisa hidupnya di kawasan Tempat Pemakaman Umum atau kuburan desa setempat, Kamis (18/3/2021).
Terpantau kondisi rumah tinggal Abah Sarji di lingkungan pemakaman setempat, ternyata hanya memiliki ukuran tidak lebih dari 2x2 meter.
Rumah itu dibangun dari bahan bambu persis menyerupai saung sederhana.
"Iya milih tinggal di sini sudah lima tahun dan saung menang dari bahan baku bekas, geribik dan tempat tidur seadanya," ungkap Sarji.
Alasan Abah Sarji milih bertempat tinggal sekarang, sebagai bentuk menebus dosa semasa hidup sebelumnya.
Baca juga: Detik-detik Kepala Badan Kepegawaian Tulungagung Tewas Kecelakaan Sepulang Touring, Gagal Salip Truk
"Iya, itung - itung nebus dosa Abah sewaktu hidup zaman dahulu. Juga Abah minta kepada kaula muda agar cepat malik atau ingat, sebab usia alam sudah tua," katanya.
Di samping itu, kata Abah Sarji mengaku bahwa mengabiskan waktu di sekitar lahan TPU, agar beribadah lebih meningkat.
"Iya setiap waktu dan malam malam hari, Abah tidak lepas berdoa dan dzikir minta pengampunan terhadap Gusti Allah," ujarnya.
Selain itu, kata Abah Sarji mengaku selama hidup di kawasan TPU sering melihat mahluk halus yang mencoba mengganggu terhadap lingkungan pemukiman warga sekitar.
"Kalau mahluk halus itu sering keluar dari dalam kuburan.
Awalnya terkejut melihat gumpalan asap hitam pekat keluar dari kuburan dan itu biasanya, terjadi pada makam yang belum tujuh hari," kata Sarji.
Baca juga: Truk Tabrak 5 Sepeda Motor di Lintas Solok-Padang, Dipicu Rem Blong Hingga Tak Terkendali
Pria berusia satu abad dua tahun ini mengatakan bahwa yang keluar dari pemakaman itu dikenal banyak orang dengan sebutan arwah.
"Iya kata orang itu arwah yang belum tenang dalam kubur, sehingga keluar dari makam pada malam tertentu," ujar Sarji menceritakan dengan bahasa daerah.