Pria yang Bunuh Yuliana di Hotel Minum Obat Kuat Sebelum Berkencan, Ternyata Ilegal
Pria yang bunuh Yuliana di hotel yakni Agus Saputra alias Berry (24) ternyata minum obat kuat sebelum berkencan.
Editor: Miftah
Laporan wartawan Sripoku.com, Bayazir Al rayhan
TRIBUNNEWS.COM- Pria yang bunuh Yuliana di hotel yakni Agus Saputra alias Berry (24) ternyata minum obat kuat sebelum berkencan.
Obat kuat yang dikonsumsi pelaku pun ilegal.
Hal ini dipastikan oleh Kepala BPOM Palembang, Yosef Dwi Irwan, ketika dikonfirmasi, Jumat (19/3/2021).
"Kalau ini produk ilegal, biasanya obat kuat seperti itu kandungannya sidenafil sitrat atau tadalafil sitrat.
Namun untuk memastikan kandungan zat aktifnya harus dilakukan uji laboratorium," kata Yosef ketika diperlihatkan produk tersebut.
Selain dari kandungan tersebut, Yosef mengatakan bahwa dilihat dari bungkus obat kuat tersebut yang menggambarkan sosok perempuan dan beruang juga menunjukan bahwa obat tersebut ilegal.
Dirinya mengatakan BPOM Palembang tidak pernah memberikan izin terhadap produk yang memunculkan gambar seperti itu.
Terkait nomor izin BPOM tersebut, hal itu bisa saja dibuat oleh pemasar demi meraih keuntungan dari penjualan obat kuat tersebut.
"Kita pernah menemukan juga seperti ini, namun bila ada informasi tempat penjualan dapat disampaikan kepada kami untuk ditindaklanjuti," lanjutnya.
Lebih jelas dikatakan kepala BPOM ini, obat kuat tradisional biasanya hanya boleh diproduksi dari bahan herbal, seperti tumbuhan, hewan, mineral atau kombinasi dari ketiganya dan tidak boleh mengandung bahan kimia obat.
Baca juga: Terlanjur Minum Obat Kuat tapi Hanya Dilayani 30 Menit, Berry Nekat Habisi Nyawa Yuliana
Baca juga: POPULER REGIONAL: Update Kasus Pembunuhan Yuliana | Polisi Korban Tsunami Aceh Ditemukan di RSJ
Baca juga: Yuliana Ternyata Dibunuh Gara-gara Tak Mau Berhubungan Lagi, Pelaku yang Minum Obat Kuat Kesal
Menurutnya jika menggunakan obat kuat yang mengandung bahan kimia dapat menimbulkan efek samping.
"Efek sampingnya dari obat kuat mengandung bahan kimia obat (sidenafil atau tadalafil sitrat) tentunya resiko pada kesehatan, karena dapat meningkatkan resiko serangan jantung, stroke, bahkan kematian," katanya.
Dirinya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan obat-obat kuat yang beredar di pasaran.