VIDEO: DETIK-detik KMP Jatra 1 Tenggelam di Pelabuhan Bolok Kupang NTT
Cuaca ekstrem juga mengakibatkan satu unit kapal motor penyebrang (KMP) Jatra 1 yang tengah bersandar di Pelabuhan Bolok, Kupang, NTT tenggelam.
Editor: Malvyandie Haryadi
Bobot 3.871 Gross Tonnage.
KMP Patra Jaya melayari tiga rute reguler yakni Kupang tujuan Rote, Larantuka (Flores Timur) dan Kalabahi (Alor).
Baca juga: Cuaca Ekstrem di NTT, Pertamina Siapkan Pola Distribusi Alternatif Salurkan BBM
Peresmian pengoperasian kapal dilakukan bersama Sekjen Ditjen Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan Marta Hardisarwono.]
Ada juga Gubernur NTT Viktor Laiskodat, Dirut PT ASDP Indonesia Ferry, Ira Puspadewi bertempat di Pelabuhan Bolok.
Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Jatra 1 memiliki panjang 88,7 meter, lebar 15,6 meter dengan tinggi cardeck 4 meter.
Kapal ini mampu mengangkut 770 penumpang, 100 unit sepeda motor, dan 84 unit roda empat.
Pada saat yang sama juga diresmikan pengoperasian KMP Namparnos yang sebelumnya melayari rute reguler di Alor dan Flores, dipindahkan melayari rute Kupang-Pulau Semau.
"Rute Kupang-Semau yang sebelumnya seminggu tiga kali, sekarang menjadi setiap hari, mudah-mudahan turut membangun program gubernur, The Ring of Beauty sehingga membuat arus kunjungan wisatawan meningkat," kata Ira Puspadewi saat menyampaikan sambutan pada acara tersebut.
Fenomena Cuaca Ekstrem 'Seroja'
Cuaca ekstrem melanda sejumlah kabupaten dan kota di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (4/4/2021) kemarin.
Selama satu hari penuh cuaca ekstrem seperti angin kencang, hujan dengan intensitas tinggi hingga banjir bandang melanda kawasan di antaranya Kupang, Sumba Timur, Rote Ndao hingga Pulau Adonara di Kabupaten Flores Timur.
Akibat fenomena siklus cuaca itu puluhan orang tewas akibat banjir dan banyak fasilitas umum yang rusak hingga beberapa bandara harus ditutup. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun menerbitkan peringatan dini atas potensi cuaca ekstrem di NTT yang diprediksi terjadi Senin (5/4) dini hari. Pihak BMKG mengatakan fenomena cuaca ekstrem itu diprediksi akan berlangsung selama dua hingga tiga jam.
"Dua sampai tiga jam lagi, bibit cuaca ekstrem akan berkembang menjadi siklon, estimasi jam 1 dini hari. Perlu waspada cuaca ekstrem," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers secara virtual, Minggu (4/4/2021) malam kemarin.
Peringatan cuaca ekstrem itu diumumkan BMKG sekaligus memberi peringatan dini bencana di NTT. Akibat potensi bencana yang begitu besar, status potensi hujan lebat untuk dampak banjir bandang di NTT berstatus siaga.