Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polri Tegaskan 2 Guru yang Ditembak KKB Bukan Intel dan Mata-mata Aparat 

KKB menyebut 2 guru yang mereka tembak adalah intel, merespon itu Polri tegas menyatakan itu alasan klasik untuk giring opini. 

Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Polri Tegaskan 2 Guru yang Ditembak KKB Bukan Intel dan Mata-mata Aparat 
ISTIMEWA
Proses evakuasi jenazah 2 guru korban penembakan KKB di Terminal UPBU Bandara Moses Kilangin Timika. Dua guru tersebut yakni Oktovianus Rayo dan Yonatan Renden. 

TRIBUNNEWS.COM, PAPUA - Kepala Humas Satgas Nemangkawi, AKBP Iqbal Alqudussy  mempertanyakan dasar fitnah yang disematkan KKB kepada almarhum dua guru yang tewas ditangan mereka. 

Diketahui dalam sepekan telah terjadi dua  penembakan di wilayah Papua.

Penembakan tersebut menewaskan Pak Guru Oktavianus Rayo (Guru SD Julukoma, Distrik Beoga) dan Pak Guru Yonatan Renden (Guru SMPN1 Beoga).

Setelah penembakan, KKB menyatakan kedua guru tersebut adalah intel, mata-mata aparat.

"Buktinya apa Bapa Oktavianus dan Bapa Yonatan intel? Itu semua hanya alasan klasik mereka (KKB) untuk menggiring opini publik supaya aksi teror mereka dimaklumi, " ucap Iqbal, Sabtu (10/4/2021) menanggapi tudingan KKB.

Baca juga: Polri Tingkatkan Pengamanan bagi Tenaga Pengajar di Papua, Buru KBB yang Tembak 2 Guru Hingga Tewas 

evakusi jenazah dua guru yang ditembak KKB
Proses evakuasi jenazah 2 guru korban penembakan KKB di Terminal UPBU Bandara Moses Kilangin Timika. Dua guru tersebut yakni Oktovianus Rayo dan Yonatan Renden.

Iqbal juga menyatakan bahwa aksi teror dalam bentuk apapun tidak dibenarkan apalagi hingga menghilangkan nyawa warga.

"Almarhum Bapa Oltavianus dan Bapa Yonatan ini hanya guru yang tinggal disini dengan niat mulia mencerdaskan anak-anak kabupaten Puncak Papua. Siapapun yang berhatinurani pasti tidak akan membenarkan penembakan keji tersebut, " pungkas Iqbal.  

Berita Rekomendasi

Lebih lanjut Iqbal menjelaskan membunuh, membakar, menembaki masyarakat sipil pendatang.

Kemudian melakukan update media sosial sebagai kebanggaan, dan menyangkal bahwa korban sipil tersebut merupakan masyarakat tidak bersalah.

Hal tersebut telah menjadi modus komunikasi Kelompok Separatis Bersenjata di Papua.

"Menengok kembali peristiwa 22 Mei 2020 lalu saat ada tenaga medis Covid-19 yang ditembak dan dilabeli intel oleh KKB Papua. Dan hal ini kembali berulang namun menimpa bapa-bapa guru di Beoga, Kabupaten Puncak Papua, " tuturnya. 

Baca juga: Guru Tewas Akibat Penembakan Diduga KKB, Bamsoet: Guru Harus Mendapat Perlindungan 

Seperti telah diberitakan sebelumnya, Kejadian terbaru adalah penembakan kepada Pak Yonatan Renden, guru SMPN 1 Beoga, Kabupaten Puncak Papua.

Almarhum ditembak saat berkendara roda dua dengan kepala sekolahnya Bpk JS. Alm dan kepala sekolahnya berkendara motor untuk mencari terpal, karena jenazah Bpk Oktavianus Rayo telah mengeluarkan cairan.

Sesampainya di ujung bandara kelompok KKB melakukan penembakan sebanyak 2 kali namun kedua bapak tersebut tetap menancap gas menuju kampung Ongolan.

Baca juga: Warga Ciracas Dilanda Ketakutan, Penembak Misterius Tak Kunjung Terungkap 

Tidak lama kemudian suara tembakan KKB dari arah belakang koramil, pasukan TNI melakukan tembakan balasan ke arah belakang koramil. Sejak pukul 16.30 hingga 18.30 WOT sehingga berlangsung kontak tembak antara aparat TNI dan KKB.

Hingga bapak Yonatan Renden di temukan meninggal dunia di depan rumah Bpk JS, di kampung ongolan.

Aparat membawa korban menuju Puskesmas Beoga untuk mrndapat pertolongan medis namun Bpk Yonatan tidak tertolong dan meninggal dunia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas